Mohon tunggu...
Prayoga Rahmat
Prayoga Rahmat Mohon Tunggu... Administrasi - Petani masa kini

Owner Kebun Millenial, Petani Masa Kini

Selanjutnya

Tutup

Money

Kebun Milenial, Solusi Regenerasi Petani Masa Kini

22 Mei 2019   17:43 Diperbarui: 22 Mei 2019   17:50 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemasanyang menarik akan menambah nilai jual pada sayuran atau buah yangkita produksi. Anak-anak sangat senang dengan praktik yang berkaitandengan handmade. Saya mengajarkan mereka tentang cara mengemas sayur yang baikdan benar sehingga terlihat cantik dan konsumen tertarik untukmembelinya.

4.Social Media Marketing.

Mengajarkananak-anak tentang cara design dan marketing melalui dunia internet. Setelahdi kemas dengan cantik, produk kami pasarkan secara online melaluibeberapa media sosial. Kami upload dengan caption dan gambarsemenarik mungkin. Sehingga banyak orang yang tertarik dengan produkkami, bahkan banyak juga yang ingin datang langsung untuk ikutmenanam.

5.Reward. 

Berikanreward terhadap keuntungan yang mereka dapat dari hasil penjualansayuran atau buah. Saya selalu memberikan reward atas apa yang mereka raih,baik berupa makanan atau barang-barang yang unik. Sehingga anak-anakselalu semangat dalam bertani. Semoga mereka bertani dengan hati agarmenciptakan pangan yang berkualitas dan indonesia menjadi sejahtera.

Saat ini banyak teman-teman di media sosial yang telah mengenal Kebun Millenial. Banyak dari mereka yang tertarik datang untuk belajar pertanian. Mereka ingin tahu bagaimana teknik menanam sayur secara hidroponik dan menanam jambu kristal ataupun mengajarkan anak-anak didik di taman belajar. 

Harapan saya, banyak terciptanya kebun-kebun lain yang membuat gerakan serupa untuk membina anak-anak usia dini sehingga regenerasi petani Indonesia dapat berjalan dengan baik.

Pendidikan pertanian sejak dini akan membuat mereka peduli padaketahanan pangan di Negeri ini. Mereka akan lebih menghargai prosesdari mulai menyemai benih yang kecil hingga menjadi sayuran yangdapat dikonsumsi. Sayaingin sekali mengembangkan industri pertanian 4.0 di desa, agar desakami menjadi pioneer penghasil pangan dengan quantity dan qualityterbaik di dunia.

Indonesia merupakan negeri yang kaya, apapun dapat tumbuh dengan subur. Kita tidak boleh kalah dengan bangsa lain. Banyak Negara lain tidak mempunyai lahan tetapi dapat menanam buah dan sayuran di dalam ruangan. Saya yakin kita bisa mencetak petani sukses jika pendidikan dilakukan sejak dini dengan teknologi yang tepat dan menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun