Mohon tunggu...
Pendidikan

Suap Menyuap

3 Maret 2019   17:22 Diperbarui: 3 Maret 2019   17:43 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suap menyuap adalah tindakan yang sangat tidak terpuji, dan suap menyuap juga di larang oleh Allah SWT, larangan seseorang untuk memberi suap dengan tujuan kebaikan dan adapula juga larangan bagi seseorang yang menerima suap. Pemberian suap menyuap apa saja (berupa uang atau lainnya) Islam sangat mengharamkan hal tersebut, sehingga sebuah ketentuan berubah, menyakiti banyak orang, dan wajarlah apabila Rasulullah SAW akan melaknat terhadap para pelakunya.

Suap menyuap juga di katakan dari salah satu sebuah hadist yang mengatakan "Abi Hurairah,ia berkata : Rasullullah SAW akan melaknat orang yang memberikan suap (penyuap) dan yang menerima suap (disuap) dalam masalah hukum. "(HR.Ahmad dan imam Empat). Dari hadits tersebut kita dapat mengartikan bahwa sangat lah pebuatan suap menyuap di benci oleh ALLAH SWT bahkan akan di laknat oleh Rasulullah SAW.

Apa lagi suap menyuap yang sering terjadi di dalam negeri kita Indonesia, dan orang Indonesia sendiri melakukan suap menyuap seperti itu diannggap sangatlah wajar hal yang lumrah di lakukan, dan suap menyuap itu dilakukan hampir berbagai kalangan seperti, Hakim, Polisi, TNI, Jaksa, Pegawai Bank, Artis dan masih banyak lagi. Ada diantara mereka yang melakukan suap menyuap untuk meraih pekerjaan misalnya seperti Jabatan, Pemenangan Hukum, Tander atau Proyek hingga untuk memasukan anak ke lembaga pendidikan pun tak luput dari praktik suap menyuap. Adapula hadist tentang larangan hakim menerima suap :حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ فِي  رَوَاهُ الْخَمْسَةُ, وَحَسَّنَهُ التٍّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ.
  , , .
"Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Umar bin Abu Salamah dari ayahnya dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaknati penyuap dan yang disuap dalam masalah hukum." (HR. Ahmad dan Al'arba'ah serta dihasankan oleh At- Tirmidzi dan dishohihkan oleh Ibnu Hibban)

Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan di negeri kita sendiri. Allah SWT telah memberi takdir kepada seluruh manusia dari rezki, jodoh dan bahkan kematian,dan Allah SWT sangat senang jika umatnya bersunggu-sunggu dalam melakukan segala hal kebaikan, apa lagi urusan rezki Allah SWT menyuruh kita untuk mencari rezki yang halal dari kerja keras kita sendiri dan mensyukurinya atas apa yang telah diberikan  oleh Allah SWT.

Jika seseorang tersebut(disuap) menerima barang (penyuap)berarti orang tersebut tidak sama sekali bersyukur atas apa yang telah di berikan oleh Allah SWT, bahkan Nabi Muhammad SAW sudah mengatakan "akan melaknat orang yang melakukan suap menyuap" Assatagfirulah Halladzim, kita sebagai manusia seharusnya tidak harus banyak mengurus duniawi saja karena kita hidup di dunia hanya sementara dan segalanya yang diberikan ALLAH SWT juga berupa titipan sesaat, kita juga harus penuh dengan kesadaran bahwa mementingkan akhirat.

Sebagai mana akhirat adalah tempat yang abadi, lebih bagus lagi kalau umat manusia memikirkan kedua-duanya jadi hidup kita berimbang, kita boleh memikirkan dunia tapi kita tidak boleh melupakan akhirat.
Selain hadist, di dalam Al-Qur'an juga telah di sampaikan dalam surah (Q.S. Al-Baqarah (2) :284)لَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

yang artinya : "Milik ALLAH-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya ALLAH memperhitungakannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang dia kehendaki dan mengazab siapa yang dia di kehendaki. ALLAH maha kuasa atas segala sesuatu."

Dari surat di atas kita bisa dapat artikan bahwa uang, harta, dan kekayaan bukanlah milik kita karena tidak ada satu harta ataupun dan uang sekaligus yang akan kita bawa ketika menghadap ilahi rabbi. Harta hanyalah sebagai amanah yang harus di jaga pemanfaatannya agar mendatangkan kebaikan di dunia sekaligus keselamatan dan ke bahagiaan di akhirat.

Jadi semua itu adalah sebuah Amanah dari ALLAH SWT yang di titipkan kepada umat manusia, dan semua itu tidak akan di bawa kelak saat kita meninggal Dunia. Dan sebelum kita meninggalkan dunia kita harus memperbanyak perbuatan baik yang bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain, terutama masalah mencari rezki, kita tidak usah terlalu memikirkan itu semua itu hanya sebuah amanah yang harus benar-benar di jaga dan di pergunakan dengan sebaik-baiknya.

Dan Nabi pernah bersabda,"Tuhan senang dengan hambanya yang menunjukan tanda-tanda atas nikmat-nikmatnya kepadanya dalam kehidupannya (dalam pengertian pemilikan dan pembelanjaannya)". Akan tetapi,dalam pembelanjaannya untuk bersedekah,meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dan menyebarluaskan ajaran-ajaran islam,oleh karena itu,dalam penggunaan harta tersebut harus mampu memberikan kemasalahatan tidak hanya bagi diri sendiri dan keluarganya,tetapi juga bagi masyarakat sekitar.

Yang di cari oleh seorang muslim adalah keberkahan dalam hartanya.Jadi kita sebagai seorang muslim harus menyadari bahwa harta tersbut bukan secara mutlak menjadi kepemilikannya,melainkan sekedar titipan yang di berikan oleh Allah SWT.Dan semua harta yang kita punya akan di pertanggungjawabkan kelak kita di akhirat nanti. Jadi kesimpulan dalam hadist tersebut adalah kita sebagai umat manusia harus mencari rizeki dengan cara yang halal,karena itu hanya titipan Allah SWT kepada kita,dan kita yang di kasih amanah oleh Allah SWT harus melakukan nya dengan baik,karena kelak akan di pertanggung jawabkan kelak di akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun