Trump kini memilih Tulsi Gabbard, sebagai calon DNI. Letkol AD, veteran perang Irak, mantan anggota Kongres dari Partai Demokrat yang bergabung dengan Partai Republik untuk mendukung Donald Trump. Pada tanggal 13 November 2024 dipilih oleh presiden terpilih sebagai calon DNI.
Dengan peran jabatan yang luas, pencalonan tersebut menimbulkan konflik berupa pertanyaan tentang kurangnya pengalaman Gabbard di bidang intelijen serta tuduhan bahwa ia di masa lalu telah memperkuat propaganda Rusia, Suriah, dan Iran.Â
Tekanan politik dan psikologis demikian kuat dan beratnya. Dia baru akan menduduki jabatan DNI bila konfirmasi Senat menyetujuinya.Â
Itulah dua wanita hebat Amerika pada posisi poros yang kini banyak diperdebatkan di AS, karena intelijen dinilai merupakan kekaisaran tersendiri.Â
Indonesia sebaiknya mencermati program intelijen, yang mana Trump akan mengurangi konflik AS di LN dan akan memperkuat ekonomi AS.Â
Dampak terhadap geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi mungkin berimbas juga ke kawasan Asia Pasifik juga ke Indonesia, terutama pada komponen intelstrat ekonomi.Â
Rupiah bisa ambruk dan fatal. Butuh kepiawaian diplomasi dan analisis intelijen kita dalam mengelola isu Indopac dan OBOR.Â
Bagi penulis, masih menjadi pertanyaan memang, waspadai teori stick & carrot. Tapi yang jelas ada reason yang kuat dari Mr Trump memilih Tulsi dangan back ground militer. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier.
By. Prayitno Ramelan (Pengamat Intelijen)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H