Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik adalah Bagaimana Mempertahankan Kekuasaan

10 Juli 2024   19:03 Diperbarui: 10 Juli 2024   19:03 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Politik, ragamnya ideologi politik. (Sumber: KOMPAS/DIDIE SW)

Contoh ada Sekjen parpol besar, yan bicaranya menggebu-gebu, begitu dipanggil KPK, langsung nglokro, bahkan ada bisik2 mau diganti. Ngeri kala seseorang tersentuh kasus korupsi. 

Tidak ada parpol yg mau membela, paling lawyer dan harus dia bayar. Pertanyaannya, adakah yg bersih dan tdk bermain? Ini bargaining power penguasa, umum bisa membacanya.

Pak Jokowi itu ahli strategi, terbukti berani bergeser dari PDIP, yang mana saat pilpres, dukungan diberikannya kepada capres Prabowo, dan menang, capres PDIP gembos cukup jadi juara tiga saja. 

Gibran sang anak jadi wapresnya Prabowo, didukung Golkar, Gerindra setuju dan hanya nunggu dilantik. Bukankah ini strategi yang ampuh dan bisa disebut bagian dari upaya mempertahankan kekuasaan?

Cocok dengan teori politik, hitungannya bila nantinya Pak Prabowo berhalangan, Gibran sang putra mahkota jadi presiden, sang ayah jadi mentor. 

Paling tidak anaknya bisa jadi orang kedua di Indonesia. Wajar-wajar saja, namanya juga main politik, selama tidak menyalahi konstitusi, ya aman.

Nah kini di negeri ini para tokoh siapapun hrs pintar2 membaca pemimpin Jawa ini. 

Pemimpin atau Raja-raja Jawa selalu mempunyai falsafah sebagai pegangan hidup serta sebagai pertimbangan dalam mengukur sesuatu isu. Bahasanya halus, tapi kental dengan rasa di hati. 

Demikian juga Pak Jokowi, falsafahnya yg diutarakan dalam sebuah wawancara dengan presenter Retno Pinasti tentang pegangan hidupnya ada tiga, yaitu:

"Lamun Siro Sekti Ojo Mateni": Meskipun kamu sakti atau kuat, jangan suka menjatuhkan.
"Lamun Siro banter, Ojo Ndhisiki: Meskipun Kamu Cepat Jangan Suka Mendahului."
"Lamun Siro Pinter, Ojo Minteri" Meskipun Kamu Pandai Jangan Sok Pintar' itu aja," ungkap Jokowi.

Selama beliau masih Presiden, Anda-anda harus tahu apa itu andap asor, jangan berceloteh sembarangan yang membuat 'jengkel'. 

Walau kamu sakti, kuat, cepat dan pintar, jangan main-main dengan beliau, kalau Anda jual ya akan dibeli, resiko tanggung penumpang. Anda bisa jadi sayur lodeh, tengkleng, atau rempeyek crispy. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun