Disusul Partai Demokrat di posisi lima 5,4 persen. Posisi enam PKB 4,4 persen. Posisi ketujuh Partai Nasdem 4,1 persen. Selanjutnya, Partai Perindo 3,1 persen.
Catatan:
1. Ketum PAN Zulkifli Hasan saat bertemu Prabowo (8/3/2023) mengklaim, pembentukan koalisi besar itu dilakukan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi.
"Tadi yang kami sampaikan bareng-bareng, kebersamaan, komitmen kebangsaan di bawah komando Pak Jokowi sebagai jalan tengah nanti untuk memajukan Indonesia," kata Zulhas.
2. Prabowo Subianto mengatakan, diperlukan rekonsiliasi. "Apapun pernah terjadi, suatu perbedaan atau satu persaingan yang keras. Tapi jiwa persatuan, jiwa rekonsiliasi (harus dikedepankan)," tegasnya.
3. Analis politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana menilai, Presiden Jokowi merestui pembentukan koalisi besar ini dan PDI-P juga tak menutup peluang untuk bergabung.
"Dalam kacamata para elite, kebutuhan koalisi besar ingin dilakukan atas dasar pertimbangan, pertama, perlunya calon presiden dan wakil presiden yang dapat melanjutkan agenda pembangunan Pak Jokowi di periode berikutnya," kata Aditya.
4. Prediksi: Bila PDIP berbesar hati menyetujui bergabung di koalisi besar dan Ganjar menjadi cawapresnya Prabowo, maka koalisi ini menjadi benar-benar besar sekali. Berarti kemungkinan hanya dua capres yg bersaing, Prabowo melawan Anies, pilpres hanya satu putaran. Pak Jokowi dinilai sukses menjadi King Maker.
Berbeda apabila PDIP tetap "keukeuh" mengajukan calonnya sendiri, baik Ganjar ataupun Puan, dapat diprediksi tetap yang bertemu di final Prabowo dan Anies, karena elektabilitas Ganjar terus turun, terlebih setelah 'blunder' soal kasus U-20.
Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier
By. Marsda Pur Prayitno W.Ramelan
Pengamat Intelijen