Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Aksi Teror di Istana Bukan Teror Biasa

26 Oktober 2022   10:20 Diperbarui: 26 Oktober 2022   13:30 2100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garis polisi terpasang di sekitar rumah terduga pelaku penodong pistol ke anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di Istana Merdeka pada Selasa (25/10/2022). Keluarga terduga pelaku pun sudah dibawa oleh pihak kepolisian. (Foto: KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI)

Sesuatu yang besar diawali dari yang kecil. Aksi teror Selasa (25/10/2022) di Istana, pelaku hanya seorang wanita bawa pistol rakitan. Ini jelas jaringan..bukan sekedar teror biasa atau lone wolf... 

Perencana (handler) tahu efek beritanya akan besar, bisa membuat was-was yang mau hadir di Bali dlm G20 awal November 2022. Teror juga bertujuan menurunkan citra dan kepercayaan publik terhadap pemerintah. 

Pelaku jelas disuruh, tetapi tidak terlatih. Penanganan anggota Polri dan Paspampres bagus tidak dieksekusi, sehingga pelaku tidak tidak menjadi martir.

Manusia tidak suka dengan sesuatu yang tidak jelas dan teror sebagai sarana intelijen penggalangan umumnya beroperasi di wilayah abu-abu dan hitam. 

Teringat kasus Bom Bali-1 di Sari Club dua dekade yang lalu (Tanggal: 12 Oktober 2002) targetnya Barat, pelaku Al Qaeda dan Jamaah Islamiyah.

Nah, perhelatan G20 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, 15-16 November 2022.

Terutama yang akan hadir para pemimpin negara-negara Barat yang kita ketahui sedang konflik keras dengan Rusia dalam perang di Ukraina. Ini titik rawan yang bisa menimbulkan pelbagai spekulasi, tugas berat Indonesia dan Pak Jokowi sebagai presidensi G20.

UUK intelijen, apakah ada infiltrasi teroris luar yang menyusup ke dalam negeri? Mengapa mendadak tak terduga ada wanita membawa pistol ke Istana Merdeka?

Jangan sepelekan indikasi dan fakta aksi teror sekecil apapun. Teror di masa lalu kita kesusupan dua teroris asal Malaysia, Dr Azhari dan Noordin M Top. 

Gaung ini bisa besar dan juga merupakan upaya menunjukkan eksistensi dikalangan mereka tetap ada, selain memunculkan rasa takut yang spesifik.

Diakui sulit menangani aksi teror karena inisiatif di tangan mereka dan mereka bisa menyerang dari sisi yang tidak terduga. Banyak aparat keamanan di negara maju dalam beberapa kasus di negara besar yang pernah kecolongan. 

Pertanyaannya, seberapa siapkah kita dalam upaya counter terrorism? Walau BNPT dan stake holder sudah mengidentifikasi potensi ancaman, tolong ditinjau sisi lain yang tak terduga. Trauma bom bali dua dekade yang lalu sangat menyesakkan hingga kini.

Amannya KTT G20 Bali adalah pertaruhan nama Indonesia di dunia internasional . Short article dari Prayitno Ramelan, Pengamat intelijen. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun