Latihan Garuda Shield 2022 akan jauh lebih besar cakupan dan skalanya daripada latihan sebelumnya, melibatkan unsur gabungan dari ketiga matra, yakni Darat, Laut dan Udara di Area latihan Baturaja, Amborawang, dan Pulau Batam.
Komandan Divisi Ketujuh Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), Major General Stephen G Smith yang akan bertindak sebagai pimpinan delegasi pihak militer AS menyatakan pihak AS datang dengan membawa arsenal dan sistem kesenjataan modern dari empat matra Angkatan Bersenjatanya.Â
Smith menegaskan, "Jadi, ini benar-benar merupakan latihan militer dan bukanlah ancaman untuk sesuatu pihak. Latihan ini merupakan ajang saling berbagi nilai dengan mitra-mitra kami, Indonesia salah satunya," katanya.
Latihan ini melibatkan sekitar 2.000 tentara AS, 2.000 tentara Indonesia, dan tambahan peserta dari negara mitra Singapura dan Australia. Selain itu Kanada, Prancis, India, Malaysia, Republik Korea, Papua Nugini, Timor Leste, Jepang dan Inggris, akan bergabung sebagai negara pengamat.
Analisis dari Perspektif Intelijen
Dari dua fakta tersebut di atas, bila ditinjau dari perspektif intelijen, ada dua kegiatan menarik yang dilakukan Indonesia pada akhir Juli hingga minggu kedua Agustus 2022 yang menyentuh dua kutub berlawanan, yaitu Amerika Serikat dan China (RRT).Â
Kita ketahui bahwa AS menilai China sebagai musuh utamanya selain Rusia. China sejak 2007 mempersiapkan kekuatan maritim (Great Power), mencoba menjadi sherif di kawasan Laut China Selatan (LCS) dengan membuat pernyataan Laut China Selatan sebagai wilayah tradisionalnya, menerapkan OBOR dan BRI.
Kondisi geopolitik kawasan menjadi panas karena AS merasa terganggu dengan aksi China yang dinilai sebagai ancaman terhadap jalur mati hidupnya di LCS (SLOC ).Â
Langkah China tersebut sedikit banyak telah menurunkan hegemoni AS, karena itu AS menerapkan rebalancing kawasan. Sejak tahun 2009 Presiden Obama di Jepang menyatakan mengurangi perannya di kawasan Timur Tengah, mengurangi kekuatan di Eropa dan menggeser kepentingan politik Luar Negerinya ke Asia Pasifik.Â
Kini beserta negara sekutu serta beberapa negara mitra menegaskan kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, bebas dan damai. Artinya menolak peryataan China terhadap status Laut China Selatan dan AS mengantisipasi dengan kekuatan militer (security approach).
Dalam era pemerintahan Presiden AS, Joe Biden yang saat menjadi Wapres dari Presiden Obama dikenal menjadi arsitek politik Luar negeri AS, kemudian menyatakan kawasan Asia Pasifik sebagai prioritas utama dalam kebijakan luar negeri AS.Â