Sudah dua tahun lebih bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia berperang dengan Covid 19, dimana virus ini penularannya lebih mematikan karena terus bermutasi. Seperti teori militer, dalam sebuah peperangan bisa terdiri dari beberapa medan tempur, dan perang melawan Covid19 bagi Indoesia medan tempurnya di-34 provinsi.Â
Medan tempur utama (main battle) adalah provinsi-provinsi di pulau jawa dan Bali. Medan utama tempur yang harus dimenangkan adalah DKI Jakarta sebagai barometer Indonesia.Â
Bila gagal di Jakarta maka kepercayaan dunia akan turun. Penyebaran yang masif meluas ke provinsi-provinsi dikenal dengan status kesehatan sebagai pandemi.
Setelah dua tahun kebih pemerintah dapat dikatakan sukses menekan dan mulai memenangkan perang campuh ini, dan musuh yang mulai turun daya rusaknya dalam waktu yang tidak akan terlalu lama akan diubah statusnya menjadi endemi.Â
Presiden Jokowi menyatakan bahwa kita harus mulai menyiapkan transisi dari pandemi ke endemi dan juga mulai belajar hidup bersama dengan covid.
Pandemi dan Endemi
Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas. Pandemi merupakan epidemi yang menyebar hampir di seluruh negara atau benua, biasanya mengenai banyak orang.Â
Pada saat ini, Coronavirus disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit yang menjadi pandemi.
Endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat.Â
Endemi merupakan keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu. Contoh penyakit endemi di Indonesia adalah malaria dan demam berdarah dengue (DBD).
Fakta-fakta Covid19 di Indonesia
Sudah dua tahun lebih Bangsa Indonesia berperang melawan pandemi Covid19, yaitu penyakit akibat virus Corona SARS-CoV-2. Dari catatan kasus, pertama kalinya COVID-19 dilaporkan masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020 di Depok, Jawa Barat.Â
Kasus penularan pertama ini terungkap setelah pasien 01 melakukan kontak dekat WN Jepang yang ternyata positif COVID-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
Sejak itu virus mematikan menyebar ke seluruh wilayah tanah air, dimana pemerintah terus berjuang sepenuh tenaga menerapkan physical dan social distancing, testing, tracing, dan treatment (3T) yang sistematis dan masif, mensosialisasikan penggunaan masker, mencuci tangan dan melakukan suntikan vaksin 1, 2 dan booster mengaktifkan sistem Peduli Lindungi.Â
Kemudian Presiden Jokowi menunjuk Menko Maritim dan Investasi sebagai Koordinator PPKM Darurat untuk Pulau Jawa dan Bali sejak bulan Juni 2021, sebagai medan tempur utama (main battle) dan berhasil, sukses menekan penyebaran covid.
Sementara itu, hingga 3 Mei 2022, jumlah orang yang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama mencapai 199.346.528, sedangkan penerima vaksin dosis kedua mencapai 165.425.255 orang dari target sasaran 208.265.720 penduduk.Â
Untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity). Penerima vaksin dosis ketiga atau vaksin booster Covid-19 jumlahnya sudah mencapai 40.372.525 orang per 3 Mei 2022.
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, target Indonesia pada akhir Mei nanti, dapat tercapai 70 persen dari total 270 juta masyarakat sudah tervaksinasi (lengkap), sejalan dengan target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dimana setiap negara di dunia harus mencapai target vaksinasi 70 persen penduduknya demi mengakhiri pandemi COVID-19
Fakta menggembirakan tanggal 3 Mei 2022, satu hari setelah Idul Fitri Kementerian Kesehatan RI mengumumkan, hingga pukul 12.00 WIB jumlah kasus virus Corona COVID-19 RI bertambah 107, Sementara itu jumlah pasien sembuh bertambah 395, meninggal 18 kasus.Â
Jumlah kasus aktif tercatat sebanyak 6.951, spesimen yang diperiksa sebanyak 46.778, dan suspek sebanyak 986. Total kasus dari 2 Maret 2020 hingga 3 Mei 2022, adalah 6.047.315, kasus sembuh total 5.884.059, kasus meninggal total 156.305 jiwa.
Sebuah harapan
Dari data-data di atas, terlihat sebuah harapan bahwa Indonesia berhasil mengatasi gempuran covid19 selama 26 bulan. Kini pertaruhannya adalah kondisi penyebaran setelah masyarakat kembali dari mudik, kita bersama akan melihat fakta tanggal 9 Mei 2022.
Mari kita berdoa agar status pandemi covid19 (bencana Non Alam) menjadi endemi seperti disampaikan Presiden Jokowi, bahwa kita tetap harus berhati-hati dan sedang bertransisi, hidup bersama covid, sebagaimana kita hidup bersama penyakit lainnya.Â
Presiden Jokowi menegaskan, pemerintah tidak ingin seperti negara-negara lain yang langsung melakukan kebijakan melepas masker. Menurutnya, pemerintah akan melihat situasi pada masa transisi selama enam bulan ke depan.
Sebagai penutup mari kita sampaikan apresiasi kerja keras pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi dengan segala upaya dan daya dan dananya mampu mengatasi musuh yang tidak kasat mata ini tetapi mematikan. Salam hormat, Pray Old Soldier.
Penulis: Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H