Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Urusan Kusut Minyak Goreng dan Intelijen Bertawaf

18 Maret 2022   14:38 Diperbarui: 18 Maret 2022   14:39 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang heran dengan kelangkaan minyak goreng. Ada apa ini? Kita mulai jelas setelah Menteri Perdagangan menjelaskan adanya ulah mafia. Pernah juga terjadi kasus kelangkaan seperti bawang putih dan gula. 

Masalah tersebut sepertinya sederhana, tetapi persoalannya menyangkut intelijen strategis komponen ekonomi. 

Kelangkaan komoditas itu mengganggu kehidupan rakyat, dan lebih jauh akan menjatuhkan citra pemerintah. Nah, apa kaitannya dengan intelijen bertawaf?

Pada tahun 2009, buku Pray pertama berjudul Intelijen Bertawaf yang membahas kasus terorisme diterbitkan oleh PT. Grasindo dan menjadi koleksi di Perpustakaan UI, perpustakaan Nasional, dan juga Australian National Library.

Pray pernah menjelaskan pemahaman tentang intelijen bertawaf pada artikel di website pribadi yaitu hubungan antara tawaf dan Intelijen.

Kenapa intelijen harus bertawaf? Kita tahu bahwa tawaf adalah bagian dari rangkaian ibadah Haji/Umrah dari umat muslim di Masjidil Haram, yaitu kegiatan wajib mengitari Kabah. 

Tawaf adalah kodrat Ilahi, di mana tidak hanya muslim saja, alam semestapun pada dasarnya juga bertawaf. Bulan bergerak mengelilingi bumi, bumi mengelilingi matahari. Matahari sebagai bagian salah satu Bimasakti mengelilingi induknya. Bimasakti juga bergerak.

Jadi hakikat tawaf adalah "gerak." Yang patut diingat, gerak dalam hakikat tawaf adalah gerakan yang teratur dan terstruktur. Baik itu gerakan yang sudah menjadi ketentuan Tuhan, seperti gerakan jagat raya tadi. 

Di sisi lain ada pula katagori gerakan, di mana Tuhan memberi manusia keleluasaan untuk menentukan polanya. Konsekuensi logisnya, ya harus ditanggung sendiri oleh si manusia itu.

Dalam kegiatan intelijen, jaringan atau "indra" merupakan salah satu elemen strategis yang harus terkoordinasi hingga menghasilkan manfaat yang optimal, di mana pola-polanya harus juga bertawaf. 

Untuk menjaga dan memberi rasa aman dan nyaman ke masyarakat, intelijen bahkan harus lebih pro-aktif bertawaf. Ini berarti intelijen harus terus bergerak secara teratur dan terstruktur untuk memberi petunjuk kepada user dalam pengambilan keputusan.

Kasus minyak goreng itu bagian yang perlu diwaspadai intelijen, arahnya ke mana? Buktinya presiden Jokowi sampai memimpin rapat terbatas soal tersebut. 

Atau, apakah Memperdag powernya kurang melawan mafia? Meminta tolong Kapolri. Berarti kasusnya tidak sederhana. Apakah begitu? (Pray Old Soldier)

By. Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun