Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Geliat JAD dan Bangkitnya Terorisme, Saatnya Koopsus dan Densus Bersinergi

1 April 2021   09:32 Diperbarui: 1 April 2021   15:53 2336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di sekitar sisa-sisa ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Ledakan bom di gereja tersebut mengakibatkan dua korban tewas yang diduga pelaku bom bunuh diri serta melukai 14 orang jemaat dan petugas gereja. (sumber: ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE via kompas.com)

Penutup

Aksi teror kelompok Jamaah Ansharut Daulah kini diawaki mereka yang berusia muda dan umumnya siap menjadi pengantin karena tercuci otaknya dengan faham berjihad. 

Aksi teror tidak membutuhkan korban yang banyak, tetapi efek psikologisnya akan menimbulkan rasa takut yang amat sangat. 

Pameo China mengatakan dalam aksi teror, bunuh satu maka 10 ribu orang takut, dibaca ulang bunuh satu maka ada 10 juta orang yang takut.

Kerugian utama dalam serangan teror, adalah apabila derajat kepercayaan terhadap aparat keamanan menurun. Di saat pengaruh negatif pandemi, rasa takut terhadap teror sedikit banyak akan berpengaruh terhadap perekonomian. 

Walau hanya seorang wanita berusia 25 tahun, ia bisa dan mampu menembus pengamanan Mabes Polri, artinya mereka mampu melakukan infilrasi. Sebaiknya jangan beri ruang mereka berkembang.

Sebagai saran, bukankah TNI kini memiliki Koopsus yang juga terlatih khusus menangani terorisme, rasanya akan lebih mantap bila disinergikan dengan Densus-88. 

Ada ancaman hibrida yang sulit terbaca berasal dari luar negeri, bersifat strategis, walau kini belum dapat dibuktikan, the worst mereka bisa memainkan JAD atau jaringan terorisme lainnya sebagai proxy, maka kemampuan intelstrat Koopsus akan sangat bermanfaat. 

Good luck, semoga bermanfaat, Pray Old Soldier.

Penulis: Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun