Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Keputusan Pemerintah Memvaksin Lansia adalah Langkah Smart

10 Februari 2021   15:10 Diperbarui: 10 Februari 2021   15:24 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis pernah membuat tulisan bahwa virus SARS-CoV-2 sebagai sarana alam yang bertugas membasmi manusia yang rentan, yaitu para lansia dan mereka yang memiliki komorbid (baca di sini).

Kini, bagaimana pemerintah menyikapi penyebaran corona virus covid-19 yang terus meluas dan jumlahnya naik, di mana ada keputusan terbaik Menkes Budi Sadikin untuk memberi vaksin kepada Lansia. Mari kita bahas.

Covid-19 pembunuh utama para lansia

Pada awal Covid menyebar, April 2020, juru bicara pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan, pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia kebanyakan berusia antara 30 sampai 59 tahun.

Kasus kematian terbanyak kedua terjadi pada kelompok pasien dengan rentang usia 60 sampai 79 tahun.

Data tersebut juga diungkap oleh KawalCovid19 melalui akun twitter resminya, Minggu 24 Mei 2020, kelompok usia di atas 60 tahun tingkat kematiannya mencapai 17,70 persen.

Saat itu menurut Yurianto, kasus kematian pasien Covid-19 terutama yang memiliki penyakit penyerta hipertensi, diabetes, penyakit jantung, serta penyakit pernafasan seperti asma dan penyakit paru-paru obstruktif yang sudah menahun.

Pada bulan November 2020, terjadi pergeseran rentang usia. Juru bicara Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito pada kanal YouTube Sekretariat Presiden menyebutkan Usia 60 tahun ke atas 19,5 kali lipat lebih berisiko, 46-59 tahun 8,5 kali lipat lebih berisiko, dan 31-45 tahun 2,4 kali lipat lebih berisiko. Dari data ini terlihat resiko tertinggi pada lansia usia 60-79 tahun.

Menurut Wiku, penyandang komorbid, urutan paling berbahaya bila tertular covid yaitu, penyakit ginjal (13,7 kali lebih berisiko), penyakit jantung (9 kali lebih berisiko), diabetes mellitus (8,3 kali lebih berisiko), hipertensi (6 kali lebih berisiko), dan penyakit imun (6 kali lebih berisiko).

Pemberian vaksin untuk lansia

Sejak vaksin diketemukan dan dilaksanakan, negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat, prioritas vaksin diperuntukan para lansia.

Margaret Keenan, lansia berusia 90 tahun, menjadi orang pertama di Inggris yang di vaksin. Presiden Joe Biden (78) orang yang pertama di Amerika dan sudah disuntik dua kali.

Sementara di Swiss, penghuni panti jompo berusia sekira 90 tahun disuntik vaksin pertama pada 27 Desember 2020, semuanya menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech.

Nah, pada hari Minggu (7/2/2021), Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual telah mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 Coronavac kepada kelompok usia 60 tahun ke atas atau lansia.

Izin penggunaan vaksin CoronaVac untuk kelompok lansia ini ditetapkan karena tingginya angka kematian akibat SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 pada kelompok lansia, yaitu 47,3% angka kematian.

"Itu sebabnya, menjadi keharusan bagi pemerintah untuk menetapkan pemberian penggunaan vaksin yang tersedia untuk diberikan juga pada kelompok lansia," kata Penny.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, vaksinasi Covid-19 terhadap tenaga kesehatan usia lanjut atau lansia dimulai pada Senin (8/2/2021).

Langkah ini ditempuh menyusul terbitnya izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari BPOM terhadap vaksin Sinovac untuk masyarakat usia di atas 60 tahun.

Budi Sadikin menargetkan vaksinasi Covid-19 terhadap tenaga kesehatan di Indonesia selesai pada akhir Februari 2021, tenaga kesehatan yang sudah menjalani vaksinasi sebanyak 900.000 orang dari sekitar 1,5 juta tenaga kesehatan yang ada.

"Kita masih punya waktu sampai akhir bulan ini untuk menyelesaikan semuanya," ujar Budi dalam konferensi pers, Minggu (7/2/2021).

Jumlah lansia dan tingkat kematian akibat Covid-19

Kementerian Kesehatan mencatat adanya peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia), yakni dari 18 juta jiwa (7,6%) pada 2010 menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada 2019, pada 2020 tercatat sebanyak 27,1 juta jiwa.

Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat hingga 48,2 juta jiwa (15,8%) pada 2035 (sumber : Kemenkes, Juli 2019).

Penduduk lansia bisa dibedakan berdasarkan kelompok umur. Pertama, lansia muda yang berusia 60-69 tahun. Kedua, lansia madya yang berusia 70-79 tahun. Ketiga, lansia tua yang berusia 80 tahun ke atas.

Berdasarkan data dari kemkes.go.id, covid19.go.id, BNPB, hingga Selasa (9/2/2021) jam 23:11:01, jumlah orang yang positif terinfeksi virus corona di Indonesia mencapai 1.174.779. Sedangkan yang meninggal akibat COVID-19 sebanyak 31.976 orang, dan 169.351 masih dirawat (positif aktif), serta 973.452 orang dinyatakan sembuh.

Dari penjelasan Kepala BPOM Penny K Lukito bahwa kematian akibat SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 pada kelompok lansia adalah 47,3% dari angka kematian, menurut perhitungan dari prosentase angka kematian tersebut (2 Maret 2020 hingga 9 Februari 2021), korban lansia yang meninggal sekitar 15.125 jiwa dari jumlah total nasional 31.176 jiwa.

Kesimpulan

Menurut penulis, keputusan terbaru pemerintah memberi vaksin kepada lansia yang dilakukan paralel dengan memvaksin untuk tujuan mengejar target 70 persen (182 juta penduduk) untuk tercapainya herd immunity adalah langkah terbaik pemerintah.

Mengukur atau menilai keberhasilan penanganan covid selain kemampuan pemerintah menekan pesebaran dan jumlah yang terinfeksi yang juga dinilai sangat penting bagaimana menyelamatkan nyawa manusia.

Dari data juga tercatat hingga 9 Februari 2021, sebanyak 973.452 orang (82,8 persen) warga yang tertular mampu survive dan sembuh. Di sinilah peran pemerintah memutuskan yang terbaik, melindungi kelompok rentan.

Selain itu juga warga yang rentan harus mampu menghindari jangan tertular, artinya para Lansia dan penyandang komorbid di usia berapapun harus lebih waspada.

Nah, data sudah ada, kini tinggal menentukan tahapan di mana kita counter kemampuan musuh (covid-19) melakukan pembantaian warga kita, inilah yang dimaksud dengan peran dan analisis intelijen yang mulai disentuh oleh Menkes.

Karena itu, kebijakan Menkes dan BPOM penulis acungi jempol, smart!

Semoga bermanfaat. 

Pray Old Soldier.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net
Jakarta, 10 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun