Berdasarkan laporan pemerintah, Kamis (07/01/2021), ada 9.321 kasus baru Covid-19. Sehingga, total pasien yang terkonfirmasi saat ini mencapai 797.723 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia Maret 2020 lalu.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi, (2.398 kasus), lalu Jawa Barat (1.416), disusul Jawa Tengah (998), dan kemudian Jawa Timur (948 kasus baru per-7 Januari (Detik).
Untuk detailnya perkembangan virus Corona, Kamis (07/01/2021), sebagai berikut:
Kasus positif bertambah 9.321 (total 797.723)
Pasien sembuh bertambah 6.924 (total 659.437)
Dan pasien meninggal bertambah 224 (total menjadi 23.520 jiwa)
Klaster Keluarga di DKI Berperan 40 Persen Penularan
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan, "Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan di Satgas Penanganan Covid-19 saat ini, di DKI Jakarta kurang lebih 40,1% dari total seluruh kasus yang ada ini berasal dari klaster keluarga", ungkap Dewi dalam dialog secara virtual. (Dikutip dari Sindonews)
Tercatat 7% pasien Covid-19 yang saat ini dirawat di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta diketahui tidak pernah keluar rumah.
Ini berarti kemungkinan besar mereka tertular dari anggota keluarga yang ada di rumah dan yang bekerja, ke pasar, ke kerumunan, atau mungkin orang lain OTG yang berkunjung ke rumahnya.
Kasus Harian Bisa Berlipat
Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menjelaskan, berdasarkan permodelan epidemiologi, estimasi kasus Covid-19 harian di Indonesia seharusnya mencapai 40 ribu kasus per hari, sehingga jika hasil temuan kasus saat ini baru mencapai 8 ribu maka ada PR besar untuk menemukan kasus ini. (CNBC Indonesia, Kamis (07/01)).
Kemungkinan Indonesia Lockdown
Presiden Joko Widodo menyinggung soal kemungkinan Indonesia lockdown sebagai akibat dari pandemi Covid-19 yang belum kunjung membaik.
Survei menunjukkan, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan semakin menurun sebagaimana disampaikan dalam rapat terbatas bersama menteri dan gubernur yang disiarkan secara live melalui Instagram Sekretariat Presiden, Rabu (6/1/2021).
Analisis
Dari data-data di atas, mestinya masyarakat alert (waspada) dan sadar bahwa Covid-19 bisa semakin meluas, menggila, karena sekarang naiknya rate positif harian dari 4.000-an ke 8.000. Cepat sekali.
Apabila masyarakat cuek dan tetap kurang memperhatikan disiplin "3M" (Masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan) nampaknya angka harian 10.000 yang terpapar bisa tercapai dalam waktu tidak lama lagi.
Masalah yang perlu kita khawatirkan ini bersama akan juga berpengaruh terhadap RS rujukan/bed occupancy yang akan semakin terbatas.
Dari penjelasan Epidemiolog Dicky Budiman bahwa jumlah yang terpapar diperkirakan beberapa kali, ini harusnya membuat masyarakat semakin alert. Informasi ini yang perlu disikapi pemerintah.
Satu hal yang penting kita perhatikan yaitu makin banyaknya klaster keluarga, di mana anggota keluarga yang keluar rumah (bekerja, belanja, kegiatan lain di luar rumah), ada yang kurang paham ancaman Covid-19, baik droplet ataupun aerosol.
Beberapa kasus yang penulis kenal, teman baik Purn AU, meninggal dunia, sekeluarga terpapar setelah berkumpul saat acara keagamaan di rumahnya.
Ada juga teman istri setelah belanja ke pasar, meriang dan hanya empat hari setelahnya meninggal dunia, ditambah tiga anak dan cucu-cucunya positif.
Ada juga mantan petinggi, mayoritas pembantu, anak, mantu, dan cucunya terkena karena pembantu tertular di pasar. Tetapi karena kemampuan dan pengetahuannya menangani Covid-19, tidak jatuh korban di keluarga dan pekerjanya yang berjumlah belasan.
Beruntung bagi anggota keluarga yang bekerja di mana setiap dinas dan secara periodik mendapat fasilitas swab dari kantornya, karena bila membayar pribadi masih sangat mahal.
Nah, dari penjelasan pemerintah, upaya memvaksin masyarakat secara gratis harus kita dukung bersama, karena langkah menetralisir pandemi salah satu yang efektif dengan vaksin, dengan harapan terciptanya herd immunity.
Pemerintah jelas sudah mempelajari mendalam vaksin dari enam pembuat yang dibeli, jadi kita jangan terpengaruh dengan informasi yang tidak jelas, kita percayai pemerintah.
Kita semua sudah sama-sama jenuh, bosan, stres, dan ingin kembali hidup normal. Tetapi kita saat ini harus tetap disiplin, tabah, teguh, sabar dan, ikhlas. Covid-19 ini juga mahluk Allah dan atas seizin-Nya dia menulari manusia. Kita diuji menghadapi makhluk yang tidak kasat mata.
Karena itu, mari kita sikapi ujian Allah dengan kebersihan hati, dengan doa dan dengan cerdas.
Semoga, Rabu (13/1/2020), sesuai informasi, sebagai awal penyuntikan vaksin yang akan dimulai oleh Presiden Jokowi merupakan awal menuju kemenangan perang melawan Covid-19.
Mari kita dukung pemerintah pimpinan Presiden Jokowi, jangan justru 'dirusuhi'.
Semoga bermanfaat. Good luck Mr President, GBU.
Pray Old Soldier
Penulis: Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H