Biden saat mengumumkan memilihnya, menyatakan, "Jika dia mendapat kabar tentang ancaman datang ke pantai kami, seperti pandemi lain atau campur tangan asing dalam pemilu kami, dia tidak akan berhenti memberikan peringatan sampai orang yang tepat mengambil tindakan.
Orang-orang dapat mempercayai kata-katanya karena dia selalu menyebutkan seperti yang dia lihat.
Haines serta team inti calon anggota kabinet Biden dikatakan, "Sebagai orang-orang yang sama-sama sekaligus mengalami krisis karena mereka inovatif dan imajinatif.
Prestasi mereka dalam diplomasi tidak tertandingi, tetapi mereka juga mencerminkan gagasan bahwa kita tidak dapat memenuhi tantangan besar dari momen baru ini dengan pemikiran lama dan kebiasaan yang tidak berubah atau tanpa keragaman latar belakang dan perspektif. Itulah mengapa saya memilih mereka."
Para ahli mengatakan bahwa pilihan tersebut mencerminkan keinginan Biden untuk membangun Kabinet yang beragam dengan para ahli berpengalaman dalam kebijakan publik dan pengalaman pemerintah yang mendalam.
Kebijakan politik luar negeri Amerika akan ada perubahan dalam implementasinya, menyangkut geopolitik dan geostrategi Timur Tengah, Eropa, serta kawasan Indo Pasifik. Indonesia termasuk bagian geostrategi yang akan tetap diperhitungkan Amerika dalam menghadapi China (RRT).
Penunjukan Avril Haines, merupakan salah satu wanita dari beberapa wanita anggota kabinet inti setelah Kemala Haris yang dipilih sebagai Wapres, Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan, Linda Thomas-Greenfield sebagai Duta Besar AS untuk PBB, Mereka bukan wanita biasa, tetapi semuanya berpengalaman, inovatif, imaginatif dan memiliki prestasi diplomasi yang hebat.
Biden menginginkan cara lama ditinggalkan dan anggota inti kabinetnya diharapkan mampu berperan menangani persoalan geopolitik dan geostrategi di kawasan manapun.
Itulah strategi Biden, dengan ujung tombak tandem politik luar negeri terdiri dari Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Direktur Nasional Intelijen, Ariel Haines yang memang sudah bekerjasama sejak lama.
Kesimpulan
Dari fakta-fakta tersebut di atas, terlihat bahwa Biden akan menjadi dirigen sebuah orchestra super besar yang mengarahkan staf intinya bermain di ranah diplomasi secara cermat dalam mengatasi tantangan besar terhadap Amerika yang terus berkembang maju.