Usia kepemimpinan satu tahun jabatan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin pada periode kedua tepat tanggal 20 Oktober 2020, hanya berbeda satu hari dengan ultah ke-73 penulis (21/10).Â
Cukup lama terbersit dalam abstrak ingin menulis tentang presiden kita ini dari persepsi intelijen, tetapi baru selesai karena kondisi tubuh yang menua dan harus dihemat. Terasa menulis semakin berat, berfikir membuat kurang tidur, bisa mengganggu kesehatan, imunitas dan mood.
Salah satu komponen intelijen strategis adalah biografi, di samping komponen Ipoleksosbudmil, demografi dan sejarah. Penulis tidak menulis detail karena juga tidak pernah mewawancarai beliau. Tapi dari data terbuka, yang tersurat serta beberapa info khusus, agak bisa terbaca yang tersirat dari pak Jokowi ini.
Kadang kita terpengaruh dengan tulisan orang luar atau penulis buku yang kini terkenal, jadi kalau ingin tahu tentang seorang tokoh di sini, sebaiknya tanya ke orang sini.Â
Persoalan budaya, norma, etika, karakter, kepercayaan sering tidak dipahami, jangankan orang asing, sesama bangsa tapi berbeda suku juga sering tidak saling memahami. Masing-masing memiliki kekhasan sendiri-sendiri, baik bahasa, norma, etika dan budaya serta kepercayaan.
Man of Contradiction (Jokowi)
Ben Bland analis dari Lowy Institute di Australia menulis data dan annalisis tentang pak Jokowi, Man of Contradiction, mengatakan mewawancarai pak Jokowi sejak jadi Walikota Solo hingga Presiden.Â
Bland menulis, Presiden Jokowi "tertarik untuk menarik investasi dari negara manapun yang memiliki uang tunai paling banyak demi mencapai tujuan ekonomi domestiknya". Hingga kini China sedang mengerjakan beberapa proyek.
Tentang geopolitik dikatakannya, para pemimpin Barat, "sangat membutuhkan mitra baru di Asia untuk membantunya melawan China Xi Jinping. Namun, Presiden Jokowi tidak punya waktu untuk membangun sebuah kekuatan besar".
Kontradiksi pada buku Bland di satu sisi menyeimbangkan keberhasilan signifikan Jokowi dalam membangun infrastruktur jalan dan kereta api yang sangat dibutuhkan, tapi tertunda beberapa dekade (indonews).
Di lain sisi mengkritisi gaya kepemimpinan pemerintahannya yang terkadang kacau. Di samping itu, mengkritik penanganan pandemi covid 19, menyebut pemerintah "menunjukkan banyak sifat terburuknya: mengabaikan nasihat para ahli, serta gagal mengembangkan strategi yang koheren. Itulah salah satu contoh analis asing menilai Jokowi sebagai tokoh.