Corona Virus Desease-19 (Covid -19) yang menyerang dan meneror penduduk dunia di 213 negara masih sulit diatasi. Mahluk yang tidak kasat mata ini terdeteksi awal di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China akhir Desember 2019.
Pada hari Rabu (11/3/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona jenis baru tersebut dinyatakan sebagai pandemi global.
Tidak seperti sangkaan awal orang yang menyebut dan mengira ini semacam flu biasa, akhirnya terbukti virus tipe baru ini ternyata silent killer yang ganas.
Dari data worldometer tanggal 26 Juli 2020, total kasus manusia yang positif (terkonfirmasi) di dunia sebanyak 16,219,581 orang, total kematian 648,730 jiwa, total pasien yang sembuh 9,922,018 orang.
Kasus pneumonia yang terdeteksi di Wuhan, China tersebut pertama kali dilaporkan ke WHO pada tanggal 31 Desember 2019. Selama periode yang dilaporkan ini, tipe virus belum diketahui secara pasti. Kasus-kasus tersebut diperkirakan beredar antara tanggal 12-29 Desember 2019.
Di Indonesia, kasus Covid-19 pertama ditemukan pada 2 Maret 2020, di Depok hingga artikel ini ditulis pada 25 Juli 2020, berjarak 4 bulan 24 hari.
Nah, yang perlu dan sering kurang kita ketahui adalah data perkembangan Covid-19, yaitu naik atau turunnya.
Mengacu kepada WHO, data pokok yang diberitakan, adalah kasus yang terpapar, positif, data pasien yang sembuh (recovered) serta data kematian (deaths).
Ketiga point tersebut sangat penting bagi pemerintah Indonesia, para pejabat dan mereka yang terkait untuk menetapkan strategi penanganan serta operasi memenangkan perang.
Dari persepsi intelijen, teori conditioning mungkin pas diterapkan, mengingat kita memang diteror oleh Covid-19 tanpa disadari banyak orang.
Pada bulan Maret 2020 kematian tertinggi mencapai 9,34 persen dengan rata-rata 4,89 persen. Pada April nilai tertinggi 9,50 persen dengan rata-rata 8,64 persen.