Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Persepsi Intelijen soal Selesainya Perang Lawan Corona

7 April 2020   13:50 Diperbarui: 7 April 2020   14:09 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang warga mengenakan masker saat deklarasi Bersama Lawan Corona (COVID-19) di Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (18/3/2020). Deklarasi Bersama Lawan Corona (COVID-19) yang diikuti anggota Komisi IX DPR Fraksi PDI Perjuangan Dewi Aryani, TNI, Polisi dan warga setempat tersebut untuk mengajak seluruh masyarakat hidup bersih dan sehat untuk antisipasi penyebaran COVID-19. (Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc)

Memang diakui apa yang dilakukan pemerintah belum sempurna, tapi upaya makin teratur dan terstruktur, pun didukung banyak pihak. Wisma Atlet jadi RS, TNI full dilibatkan, RS Pulau Galang disiapkan, sekarang justru dengan anjuran menggunakan masker kain jadi ladang rejeki.

Kalau semua berjalan, bukan kita yang pusing tapi virus itu pusing terputus. Bagian pentingnya kita harus satu komando di bawah Presiden Jokowi, buat yang anti presiden atau ngorupsi dinamika perang ini, dosa sampeyan, gak takut apa?

Kesimpulan

Dari beberapa fakta dan analisis, puncak curva bisa diperkirakan akan tercapai pada pertengahan Mei hingga akhir Mei 2020. Saat tercapai puncak curva jumlah yang terinfeksi penulis perkirakan sekitar 7.000-an. Mengenai korban yang meninggal apabila menggunakan data death rate selama satu bulan yang berkisar rata-rata 9 persen, maka jumlahnya diperkirakan 630-an pada puncak curva setelah itu turun.

Jumlah yang meninggal akan bisa berkurang, mengingat presiden Jokowi aktif turun ke lapangan menyiapkan Rumah Sakit khusus perawatan Corona dan membeli APD, obat2an, dan lain-lain.

Selain itu kini pemerintah pusat menyetujui PSBB di DKI Jakarta sebagai epicenter pandemi nasional, disamping juga mulai diberlakukan keharusan menggunakan masker. Ramalan anak indigo India itu mirip perkiraan, 29 Mei sbg puncaknya, setelah itu turun.

Penutup

Penulis harap kita jangan terlalu pesimis seperti AS, Malaysia, Italia, dan Spanyol, mereka diuji bagian beratnya, kita InsyaAllah sedang-sedang saja.

Allah telah mengizinkan bangsa petarung ini terlatih siap menghadapi perang biologis, seperti misalnya ada yang buat tahu yang dicampur dengan formalin, pengawet mayat, makan sayuran yang disemprot racun, ayam potong yang disuntik obat supaya mulus. Hebat, bukan?

Nah, terakhir, mari kita berdoa,  semoga bulan suci Ramadan bisa kita jalani dan lalui, Idul Fitri bisa kembali normal. Sementara jangan mudik dulu, nanti diatur lagi, percaya deh.

Salut kepada pemerintah yang telah bekerja keras, perkara masih ada saja yang "cecet-croet", yah dibiarkan karena kita nganut paham demokrasi, bisa omong bebas. Tapi jangan bikin hoax (dosa!), juga jangan ada yang menghina Presiden, ditangkep dan dituntut dgn UU ITE , kena 3 tahun atau denda semilyar, kapok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun