Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Angka Kematian Tinggi, Segera Self Isolation

21 Maret 2020   17:59 Diperbarui: 21 Maret 2020   20:12 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melakukan self isolation di tengah wabah covid-19. (sumber: shutterstock)

Corona Death Rate yang dimaksud adalah prosentase tingkat kematian yang disebabkan oleh Covid-19 itu dihitung dari data (jumlah kematian / jumlah kasus) = probabilitas kematian jika terinfeksi oleh virus (%). Peluang ini berbeda tergantung pada kelompok umur.

Persentase yang ditunjukkan di bawah ini tidak harus menambahkan hingga 100 persen, karena mereka tidak mewakili bagian kematian berdasarkan kelompok umur. Sebaliknya, ini untuk mewakili seseorang dalam kelompok usia tertentu, risiko meninggal jika terinfeksi COVID-19

Data dari worldometer menunjukkan bahwa mereka yang terinfeksi Covid-19 tingkat kematian terbesar adalah para lansia (orang berusia lanjut). Usia 80+ prosentase yang meninggal 14,8 % (dari keseluruhan kasus meninggal), data terkonfirmasi mencapai 21,9%. Usia 70-79 tahun (8 %), usia 60-69 tahun (3,6%). usia 50-59 tahun (1,3 %), lihat tabel di bawah.

Sementara tingkat kematian bagi pria lebih banyak dibandingkan wanita, yaitu tingkat kematian pria dari seluruh kasus 2,8 %, untuk wanita 1,7%.

Covid-19 menjadi lebih berbahaya bagi mereka yang memiliki masalah cardiovascular, diabetes (sakit gula), Chronic respiratory diseases (CRD), hipertensi, dan kanker.

Penyakit pernapasan kronis (CRD) adalah penyakit pada saluran udara dan struktur paru-paru lainnya. Beberapa yang paling umum adalah penyakit paru obstruktif kronik (COPD) dan Asma.

Penyakit kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVD) adalah penyakit yang berkaitandengan jantung dan pembuluh darah. 

Penyakit kardiovaskular yang umum adalah penyakit jantung iskemik (ischemic heart disease) (IHD), stroke, penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi (hypertensive heart disease), penyakit jantung rematik (rheumatic heart disease) (RHD), pembesaran aorta (aortianeurysm), cardiomyopathy, atrial fibrillation, penyakit jantung bawaan (congenital heart disease), endocarditis, dan peripheral artery disease (PAD).

Negara-negara yang siap atau sudah mempersiapkan diri akan mampu menekan tingkat kematian, Korea Selatan (0,5%), China hingga 0,9%. Negara-negara yang kesulitan menangani akan memiliki tingkat kematian antara 3% hingga 5%.

Jadi apa yang perlu dipersiapkan sebuah negara?

Sekitar 20% kasus Covid-19 memerlukan rawat inap, 5% kasus memerlukan Unit Perawatan Intensif (ICU), dan sekitar 2,5% membutuhkan bantuan yang sangat intensif dengan item seperti ventilator atau ECMO (extra-corporeal oxygenation). Keterbatasan ini yang menyebabkan kematian, khususnya bagi Lansia.

Dari data woldometer, Jumat (20/3/2020) beberapa negara yang korbannya banyak adalah China, Total cases (TC) 80.967, Meninggal (M) 3.248.

Sedangkan di negara lainnya: 

  • Italia (TC. 41.035 - M. 3.405), 
  • Spanyol (TC.19.980 - M.1.002), 
  • Iran (TC. 19.644 - M. 1.433), 
  • Jerman (TC. 17.732 - M. 44), 
  • Amerika (TC.14.366 - M. 217), 
  • Perancis (TC. 10.995 - M. 372), 
  • Korsel (TC.8.652 - M.94), 
  • Swiss (TC.4.898 - M.43), 
  • Inggris (TC. 3.269 - M. 144)..dst .. 
  • Khusus Indonesia 21/3 (TC. 369 - M. 32).

Nah, dari data death rate kelompok usia, jenis kelamin, penyakit lainnya terlihat bahwa Covid-19 ini menjadi ancaman besar bagi para Lansia atau mereka yang terpapar dan mempunyai penyakit lainnya.

Beberapa negara maju ternyata tidak mampu mengatasi penyebaran dan menekan tingkat kematian yang cukup tinggi.

Italylia kini jumlah tingkat kematiannya lebih besar dari China, death rate Italia tinggi: 8,29 %.

Dieritakan pula peti-peti jenazah diangkut dengan truk militer. Kini China sudah mampu melalui puncaknya, dan menyatakan pusat epicentrum Provinsi Hubei tidak ada lagi pasien baru ('nol').

Dua negara, Jerman (death rate 0,2 %) dan Korsel (death ratte 1,08 %), patut dicontoh, sukses menangani hingga death rate rendah, yang terpapar banyak, tetapi yang meninggal sedikit.

Khusus Indonesia Total Cases 369 dan meninggal 32 orang. Ini yang perlu kita perhatikan, karena prosentase death rate Indonesia (21/3) sangat tinggi 8,67 %, di atas Italia. Kemudian yang harus dikhawatirkan bila na tu total cases meningkat pesat. 

Bila death rate diatas 5% maka negara tersebut dinilai WHO mengalami kesulitan dalam menangani Covid-19. Death rate dunia dari Total Cases 276,462 dengan data meninggal 11,417, maka death rate keseluruhan di dunia adalah 4,1 %.

Dari pengalaman penanganan Covid-19 di China, yang bisa mengurangi prosentase death rate adalah tersedianya ruang khusus, petugas kesehatan, vibrator dan respirator. Juga dibutuhkan disiplin ketat dan kesadaran masyarakat agar tidak terpapar dengan social distancing. Penerapan social distancing harus diawasi pemerintah dengan ketat (lockdown).

Khusus DKI Jakarta sebagai epicentrum Covid, sebaiknya Pemda DKI tidak terlalu banyak berkompromi dalam penerapan social distancing, dibutuhkan ketegasan. Para Lansia harus sadar dan melaksanakan isolasi pribadi Terutama bagi mereka yg berusia diatas 60 tahun, mayoritas korban meninggal di Spanyol adalah Lansia.

Dengan keterbatasan fasilitas kesehatan di Italia, perawatan diutamakan bagi mereka yang memiliki peluang hidup lebih besar, lansia adalah kelompok yang dikorbankan.

Bagi mereka yang memiliki sejarah penyakit lain harus extra hati-hati, terlebih lansia, bila terpapar akan fatal.

Kita berdoa semoga apa yang dikerjakan pemerintah dan petugas yang terlibat mendapat lindungan dan ridha Allah dengan barokah-Nya. Bukan waktunya kita saling menyalahkan, Presiden Jokowi juga manusia yang tidak sempurna, yang penting kita dukung segala usaha penyelamatan rakyat, bangsa dan negara yang dilakukannya.

Beliau sudah kita pilih sebagai pemimpin bangsa. Jangan justru dikhianati, dicemooh dan adanya lain pikiran jahat. Mari bersatu, lupakan perbedaan, musuh sudah menembus pertahanan kita, yakini KITA BISA!

Sekali lagi mari kita lakukan self lockdown, walaupun dari beberapa kasus yang sifatnya keagamaan banyak yang masih tidak sadar bahayanya virus ini. Bagi masyarakat bukannya persoalan melawan atau memerangi virus, tetapi bagaimana menjaga dan melindungi diri dari paparan micro organisme yang tidak kasat mata.

Selamat bertahan, jangan anggap ringan, penyesalan selalu di belakang bukan di depan. Semoga Allah memberikan lindungan dan barokahNya kepada rakyat, bangsa dan NKRI. Aamiin. (PRAY)

By: Prayitno Wongsididjojo Ramelan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun