Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kabar Evakuasi WNI Wuhan di Tengah Silaturahmi PKS

3 Februari 2020   17:05 Diperbarui: 3 Februari 2020   17:06 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu siang (31/1) Pray ikut silaturahim keluarga PKS, tapi maaf bukan parpol, ini singkatan Perkumpulan Keluarga Soehardi, nama bapak dari Uti, yang sudah almarhum pada tahun 1990.

Sedikit untuk wawasan, silaturahim, berasal dari dua kata. Sillah (hubungan) dan rahim (kasih sayang), hubungan kasih sayang karena kekeluargaan. Rahim yang artinya juga tempat janin, menunjukkan kedekatan. Secara umum dapat diartikan hubungan yang dilandaskan kasih sayang persaudaraan.

Sementara silaturahmi yang sudah menjadi kata baku, dalam KBBI diartikan tali persahabatan dan persaudaraan. Di Mesir, tempat penutur asli berbahasa Arab, silaturahim itu maknanya beda. Hanya terbatas keluarga.

Nah, Pray dan Uti di PKS Jakarta dituakan (memang aslinya sudah di usia seja 72+, Uti 70+), Uti anak keempat, bersama dua adiknya mengatur kumpul-kumpul di Sate Senayan PIM. Seneng rasanya ketemu adik-adio, ipar, keponakan dan cucu-cucu... ada sekitar 60-an, yang hadir 37.

Relax makan lontong sayur, sate kambing Sulibul (Sudah Lima Bulan). Mendadak di tengah tertawa-tawa, hp bunyi, ..lapor, Batik Air ATD Soekarno-Hatta 13.16/LT, Alhamdulillah, itu info waktu take off pswt Batik Air yang menjemput WNI ke Wuhan, Hubei. Lega rasanya, setelah semua yang direncanakan oleh tiga Pembantu presiden dapat terlaksana.

Intermezo. Cerita urusan bangsa dan negara dahulu.

Ini urusan ancaman teror Virus Corona baru yang belum ada faksinnya mengancam dunia berpusat di Wuhan China, Pray mengikuti dan nulis day-by-day, ada WNI terisolasi. Dari persepsi intelijen, harus segera diecakuasi, karena ada dampak politik berbahaya bagi presiden Jokowi apabila mereka tidak di evakuasi.

Pray sudah nulis dengan keras saran terbuka ke presiden sikon di Wuhan. Negara-negara lain sudah bergerak, tapi kita masih diskusi-diskusi.

Nah, dengan info tersebut, Menlu Retno Marsudi sebagai leading sector, yang awalnya Pray nilai nyebelin, lelet (maaf ya Mbak Ret, keren sekarang ok deh), Menkes Letjen Terawan, presiden tidak salah pilih nih dokter tentara gerakannya ok sekali, juga yang Pray paling banggakan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, tidak banyak omong, menyiapkan Operasi Jembatan Udara yang mayang, dengan didukung Kasau, sudah menyiapkan 2 Boeing 737 dan satu Hercules C-130 (A-1315) dan sarana lain yang dibutuhkan.

Ketiga pembantu presiden itu dalam waktu cepat kemudian melaksanakan Evakuasi Wuhan-Batam dan OpsGab Geser WNI dari Batam ke Natuna, well done, dalam 24 jam seperti kata Presiden Jokowi mission accomplished.

Ini persoalan tidak mudah, dalam terminologi miter ini sebuah Operasi Udara Strategis karena sifatnya lintas negara. Apa sih intinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun