Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siapa Menteri yang Bisa Dicopot di Tengah Jalan?

28 November 2019   22:15 Diperbarui: 29 November 2019   11:34 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat acara penyerahan DIPA Tahun 2018 kepada menteri/pimpinan lembaga negara dan gubernur se-Indonesia di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/12/2017).(KOMPAS.com/Fabian J. Kuwado)

Pada term kedua ini, Presiden Jokowi akan membuktikan bahwa dalam memimpin Indonesia dirinya akan lebih tegas.

Pada term pertama, yang menjadi masalah adalah lemahnya koordinasi antar-pejabat dan berbelitnya birokrasi; tidak lancarnya ngurus perizinan usaha, serta kurang efektif dan efisiennya cara kerja kabinet.

Dalam menyusun Kabinet Indonesia Maju, Presiden memilih menterinya dengan orientasi sebagai problem solver, pengabdi agar Indonesia bisa lebih maju. Mampu meningkatkan kinerja kementerian yang dipimpinnya dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman, di mana ruang pembatas lenyap sebagai dampak kemajuan teknologi dan komunikasi internet.

Teknologi terus berkembang semakin maju bahkan kini memasuki generasi ke lima (G-5). Pejabat harus paham dan menyesuaikan ke era digital, bukan orang terkenal dan top, tapi gaptek.

Falsafah dan Fokus Presiden
Presiden Jokowi berasal dari Jawa. Umumnya, suku Jawa itu mempunyai falsafah sebagai pegangan hidup. Nah, dalam sebuah wawancara, saat presenter Retno Pinasti menanyakan apa pegangan hidup Pak Jokowi disebutkan ada tiga yaitu:

"Lamun Siro Sekti Ojo Mateni. (Meskipun kamu sakti atau kuat, jangan suka menjatuhkan), Lamun Siro banter, Ojo Ndhisiki. (Meskipun Kamu Cepat Jangan Suka Mendahului)
Lamun Siro Pinter, Ojo Minteri" (Meskipun Kamu Pandai Jangan Sok Pintar) itu aja," ungkap Jokowi.

Selain falsafah yang demikian penting, Presiden Jokowi juga memberikan penekanan untuk para menterinya.

Inti stresing adalah jangan korupsi, ciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi. Tidak ada visi menteri, tetapi yang ada adalah visi misi presiden dan wakil presiden. Para pembantu beserta jajaran agar bekerja cepat, keras, dan produktif.

Jangan terjebak rutinitas yang monoton, bekerja harus berorientasi pada hasil nyata. Selalu cek masalah di lapangan dan temukan solusinya. Semua harus serius dalam bekerja.

Presiden Jokowi menegaskan dan memastikan bagi para pembantunya yang tidak bersungguh-sungguh, tidak serius, bisa di copot di tengah jalan, itulah janjinya. Pray percaya ini kata orang Jawa, Sabdo Pandito Ratu.

Siapa Berpeluang Dicopot?
Sebenarnya kalau ditanya siapa yang berpeluang dicopot, ukuran utamanya apakah mereka tidak melaksanakan/melanggar perintah presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun