Malam hari dengan naik kapal, penulis menuju ke Teminabuan, tiba pagi hari. Setelah kordinasi dengan kepala desa dan Lurah, penulis menyiapkan titik utama kunjungan. Ternyata ada makam pahlawan, isinya 8 orang anggota PGT (Pasukan Gerak Tjepat), skr Paskhasau. Nama-namanya yang penulis masih ingat Ngarbingan dan Tuyu.
Paling menarik di pintu masuk TMP ada lambang Swa Bhuwana Pakca. Karena sebagian makam longsor, penulis mengerahkan penduduk memperbaiki dan ngecat-ngacat. Kini kabarnya namaTMP di Teminabuan itu Tri Tjakra Buana.
Kemudian penulis juga menyiapkan lokasi peninjauan Kasau di Kampung Wersar di mana terdapat tugu tertulis 51 nama anggota PGT yang tewas setelah diterjunkan 19 Maret 1962 dini hari.
Menurut informasi sebanyak 81 anggota PGT itu diterbangkan dari Pangkalan Udara (Lanud Laha) Ambon jam 01.00 pagi diterjunkan di Wersar sekitar jam 03.00 pagi.
Anggota PGT sesuai nama di tugu 51 yang tewas, baik tewas tercebur di sungai begitu jatuh (lebar sekitar 80-100 m dan dalam), ada yang tewas ditembak tentara Belanda, ada yang meninggal setelah diinterogasi dan disiksa saat tahanan dan ada yang dibunuh penduduk yang pro Belanda.
Sisa anggota mestinya sekitar 30 anggota PGT(?), menurut penduduk berhasil survive, bertempur melawan Belanda dan menancapkan bendera merah putih pertama di Irian Barat.
Saat hari kedatangan Kasau, penulis juga menyiapkan helly pad. Untuk keamanan pendaratan penulis membeli beberapa pohon kelapa dari penduduk dan ditebang agar tidak mengganggu aproach Helly.
Menyiapkan perahu penyeberangan sungai ke Wersar, melihat Tugu yg sudah putih, dicat ulang. Kunjungan sukses, Kasau senang sempat berdoa di makam dan Panglima juga bahagia. "Mission accomplished Sir" lapor Pray.
Bagus dan sukses kata beliau, sebagai anak buah senang juga penulis.
Saat kembali ke Sorong, Pray dapat persen Panglima, Ini untuk makan2, kata beliau, wah lebih senang lagi... Alhamdulillah.