Kelompok Al Qaeda diketahui berusaha bergerak di bidang legislatif dengan tujuan membentuk khilafah, sementara ISIS tetap dengan prinsip teror, menyerang untuk menunjukkan eksistensinya dan menekan pemerintah.
Teroris bisa menyerang kerumunan massa yang manapun, baik yang pro maupun yang kontra dengan Presiden Jokowi, agar tercipta chaos.
Kader dan simpatisan teroris terbukti kini telah menyentuh ilmuwan di universitas, seperti yang ditangkap beberapa waktu terakhir karena menyiapkan bom rakitan dan molotov. Khusus teroris pengikut ISIS, waspadai kemungkinan suicide bombing.
Jika turbulensi meluas ke ranah keamanan nasional, kita semua bisa berada dalam perjalanan yang agak sulit dan kurang baik.
Tetapi, seperti statement dari Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto agar jangan ada yang mengganggu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, karena akan berhadapan dengan TNI.
Pray, percaya rantai komando serta kendali TNI di bawah Panglima TNI akan mampu mengatasi turbulensi politik dan keamanan apabila terjadi. TNI sesuai aturan yang berlaku akan mendukung penuh Polri dengan status BKO apabila ada permintaan dari Polri.
Berbeda apabila turbulensi sudah menyentuh ranah keamanan nasional, mengancam keselamatan dan kedaulatan negara. Terlebih lagi apabila diketahui ada pihak asing yang terlibat dalam kondisi yang berbau subversi, TNI akan bertindak sesuai dengan aturan yang ada.
Mari kita dukung dan jaga rencana pelantikan tersebut, jangan ambil resiko, taruhannya sangat besar bagi kita semua. Indonesia negara yang berdasarkan konstitusi, karena itu tiap ATHG terhadap pelantikan adalah pelanggaran konstitusi.
Semoga Allah melindungi Bangsa Indonesia, Aamiin. (PRAY)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H