Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta mengumumkan Rabu (15/5) Densus menangkap delapan terduga teroris yaitu AH alias Memet (26), A alias David (24), IH alias Iskandar (27), AU alias Al (25), JM alias Jundi alias Dian (26), AM alias Farel (26), Tatang, dan PT alias Darma (45).Ketujuhnya pernah ke Suriah. Kedelapan terduga teroris itu ditangkap di wilayah berbeda, mulai Grobogan, Sukoharjo, Sragen, Kudus, Jepara, dan Semarang. Satu.orang ditembak mati.
Risiko Pembiaran Aksi
Apabila Prabowo tetap membiarkan pendukung fanatisnya beraksi bebas, besar kemungkinan kelompok teroris yaitu sel tidur JAD dan alumnus Suriah akan sukses melakukan penetrasi ke pendukungnya dengan membawa bom rakitan dengan paku.
Penangkapan di safe house Bekasi membuktikan memang mereka sedang persiapan akan melakukan bom bunuh diri di antara pendemo Gedung KPU Jakarta dari safe house terdekat. Karena itu meme khas teroris yang kini beredar jelas mengundang simpatisan JAD/ISIS lainnya agar lebih berani dan sukses melakukan amaliah menuju surga dengan bom bunuh diri.
Tujuan mereka jelas berbeda dengan protes BPN, mereka hanya ingin melakukan aksi serangan bunuh diri untuk menunjukkan eksistensinya masih ada. Tidak peduli korbannya polisi atau pendemo. Momentum protes dan kemelut yg diciptakan pendukung Prabowo hanya mereka tunggangi dan manfaatkan.
Hal lain yg juga harus diwaspadai, simpatisan ISIS di Syria melatih anak-anak dan wanita Indonesia di camp khusus melatih anak-anak dibawah umur, Bahad Abdullah Azam menjadi suicide bomber. Pernah terjadi di Surabaya seorang ibu dengan dua anaknya.
Nah, dengan perkembangan informasi dan analisis intelijen diatas, apakah Prabowo dan BPN masih ingin mengambil resiko, dimanfaatkan para teroris itu?. Srilanka beberapa waktu lalu babak belur dihantam bom, korban tewas 310, luka-luka 500. Memang mau membiarkan hal seperti itu terjadi di sini? Siapkah bertanggung jawab kalau banyak mayat pendemo yang hancur terputus tubuhnya, terajam paku dan bersimbah darah.
Apa keuntungan Prabowo dan BPN dengan kondisi yang berlaku? Ini pesta demokrasi politik, bukankah target Gerindra, PKS dan PAN sudah tercapai? Apabila benar terjadi the worst cindition, maka Gerindra bisa ikut menjadi tercemar namanya. Citranya bisa turun.
Perlu diingat, kondisi saat ini berbeda dengan saat Bung Karno atau Pak Harto jatuh. Ini bukan urusan anti Pak Jokowi, tetapi urusan pilpres dikaitkan dengan ideologi, terlihat gamblang dari video yang beredar, beberapa orang (Ulama Daerah) lebih menyerukan ganti pemerintah dan ingin penerapan Syareat Islam. Itulah intinya, jelas berbeda dengan misi dan visi Prabowo dan BPN.
Saran terakhir penulis kepada Prabowo sebagai sama-sama alumnus most intel Cilendek, mumpung masih ada waktu, batalkanlah rencana menggerakkan massa tanggal 22 Mei atau sebelumnya. Apabila dibiarkan, dan terjadi sesuatu seperti yang penulis utarakan di atas, Prabowo harus siap bertanggung jawab, artinya siap ke pengadilan, dimanapun dia berada.
Sebagai penutup, kita tidak perlu terlalu takut seperti di Suriah, sudah beberapa kali terjadi konflik horizontal di Indonesia, aparat keamanan dan masyarakat sudah punya pengalaman mengatasinya . Alhamdulillah selama ini Indonesia tetap kokoh. Aparat keamanan jangan gamang kalau terjadi protes keras, yang lebih diwaspadai kemungkinan adanya penyusupan teroris itu.