Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Prediksi Intelijen untuk Pileg 2019, Hanya 9 Parpol yang Lolos ke Senayan

8 April 2019   15:03 Diperbarui: 9 April 2019   04:30 2534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makin mendekati hari "H" tgl 17 April 2019, tanpa disadari atau tidak, masih ada beberapa pihak yang galau, baik kedua Paslon yang akan berkompetisi pada pilpres, para Ketum dan pengurus Parpol, Timses, para Caleg, semua pasti berdebar-debar dengan nasib masing-masing. Sebenarnya kalau mereka paham dan mempercayai hasil survei, paling tidak rasa debar-debarnya akan berkurang 92-95 persen (tingkat kepercayaan) dan toleransi yang disebut margin of error.

Kredibilitas survei hingga kini banyak yang meragukan, dituduh sebagai alat utuk memengaruhi dan mencari uang semata. Memang membuat sebuah lembaga survei dan melakukannya itu mahal, karena ini ilmu yang mahal. Penulis sejak pilpres 2004 telah mengamati survei untuk mengukur popularitas, elektabilitas dalam sebuah pemilihan terbuka dan langsung.

Sekali lagi perlu dijelaskan, jaringan intelijen AS sekitar tiga bulan sebelum hari pencoblosan pilpres 2004 putaran kedua berani melaporkan ke Gedung Putih analisa intelijen, memprediksi, bahwa Pak SBY akan menang. 

Ternyata betul, penulis tahu dasar laporan adalah hasil survei khusus yang mereka danai. Intelijen AS saat itu lebih maju dengan ilmu survei. Tetapi yang membuat heran, hingga kini di sini masih ada yang mencibir survei. Yah, biarlah, itu hanya pendapat mereka yang gagal paham, atau paham tetapi saat yang bersangkutan disurvei elektabilitasnya, jelek.

Survei Pemilu Legislatif 2019

1. Survei Charta Politika
Survei Charta Politika khusus meneliti elektabilitas 16 parpol yang akan bertarung pada 17 April 2019, menyebut hanya tujuh partai politik yang bisa lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold).

Saat menjelaskan tiga besar parpol dikatakan, "PDIP di posisi pertama, 25,3 persen, kedua Gerindra, 16,2 persen. Selanjutnya partai Golkar 11,3 persen," ujar Direktur Riset Charta Politika Muslimin, di Melawai, Kebayoran Baru, Kamis (4/4/2019). Margin of error survei +/- 2,19%,   tingkat kepercayaan 95%.

Dari 16 parpol yang disurvei, sembilan parpol di antaranya diprediksi Charta tidak akan lolos ke DPR karena di bawah ambang batas parlemen sebesar 4%. Berikut adalah suara masing-masing partai berdasarkan survei Chatra Politika :

PDIP, 25,3%, Gerindra,16,2%, Golkar 11,3%, PKB : 8,5%, Demokrat : 5,2%, NasDem : 5,2% , PKS : 5,0%

---- Ambang Batas Parlemen 4% ----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun