4. Penulis juga membuat artikel tentang roket penyerang MLRS Astros MK-II, Avibras buatan Brasilia. Roket modern yg mampu mengungguli Meriam cal.155 mm itu memiliki daya hancur hingga radius dua km2.Â
Roket milik TNI AD ini typenya lebih modern dibandingkan roket yang dimiliki Tentara Darat Malaysia. Roket ini sudah teruji di medan tempur Yaman (battle proven), dipergunakan oleh AD Arab Saudi untuk menyerang kelompok pemberontak Houti. (Silakan klik linknya)
5. Pada 18 May 2015, penulis menayangkan artikel/ analisis intelijen, dengan judul DENGAN TANK LEOPARD DAN SUKHOI-35, INDONESIA MAMPU MENCIPTAKAN BALANCE OF POWER, yaitu perimbangan kekuatan dengan negara-negara tetangga. Artikel ini dibaca oleh : 43.462 orang. (Silakan klik linknya)
CATATAN:
Dengan membaca artikel-artikel diatas, yang telah dibaca oleh total lebih 100 ribu orang, berarti para netizen telah memiliki tambahan wawasan tentang pertahanan, khususnya modernisasi alutsista TNI. Bayangkan Australia saja sempat gundah dengan modernisasi alutsista TNI AU, belum lagi Singapura, Malaysia.
Dengan demikian maka pernyataan capres Prabowo sebagai purn.TNI yang menyatakan pertahanan kita rapuh, jelas dinilai para pengguna medsos (Netizen) sebagai sosok mantan militer dengan wawasan yang kurang. Jelas ini akan merugikan elektabiltasnya, citranya sebagai sosok purn Jenderal sebagai capres menjadi rendah.
Mengenai masalah pertahanan negara, perlu diketahui bahwa Menhan RI, Jenderal Purn. Ryamizard Ryacudu telah melaksanakan pendidikan bela negara. Kemhan selama ini telah mampu membina kesadaran bela negara bagi rakyat Indonesia, tercatat lebih dari 80 juta jiwa sudah mengikuti penataran. Ini bukan masalah sederhana, tetapi bela negara adalah kekuatan pertahanan dengan nilai deterrent yang sangat tinggi.
Nah, ini hanya sekedar gambaran dari seorang old soldier yang care, melakukan pulbaket, menganalisis, memberi wawasan kepada masyarakat. TNI bersama Rakyat, negara kuat, jangan ganggu NKRI, kami akan sikat sampai "amoh". Begitulah seharusnya, sekali lagi, jangan hanya untuk menang debat terus menjelekkan pertahanan dan TNI. Apapun alasannya, para anggota TNI dan purnawirawan sangat tidak suka.
Kasarannya "maaf" penulis ragu kalau punya pemimpin nasional yang karakternya begitu. Kalau perkiraan intelijen jangka panjang seperti kata Pak Jokowi menyebut tidak akan ada invasi dalam 20 tahun mendatang, ya pembangunan kekuatan dari Renstra satu hingga tiga itu sementara sudah cukup. Kalau semua dikaitkan dengan kepemilikan  militer yang kuat, Prabowo agar hati-hati, pemimpin seperti itu bisa dinilai sebagai penganut aliran fasisme seperti Musolini atau Hitler.
Nah, itu bahayanya kalau salah ucap, terlebih sebagai calon pimpian nasional. Pray tidak marah sih pak, cuma heran dan menyesal saja. Soalnya sama-sama satu angkatan alumnus Dikintel Cilendek tahun 1978, cuma beda kelas, Prabowo Lid, Pray Gal. (PRAY)