Banyak hal yang selalu dihubungkan dengan jempol, misalnya ancungan jempol (thumbs-up) sebagai tanda setuju; jempol di arahkan ke bawah sebagai tanda tak setuju (thumbs down); cap jempol (thumb print) sebagai simbol penguatan, persetujuan.
Jempol dapat digerakan ke beberapa arah. Bila diarahkan ke bawah, artinya orang yang melakukannya menganggap diri sendiri lebih hebat dan merendahkan martabat orang lain. Bila diacungkan, artinya si pemilik jempol bersyukur kepada Tuhan.
Orang yang suka mengacungkan jempolnya ke atas menunjukkan bahwa ia adalah orang yang berpikir konstruktif, bijaksana, optimis dan memiliki cakrawala luas ke depan. Sebaliknya, orang yang suka mengarahkan jempolnya ke bawah menunjukkan bahwa ia selalu berpikir destruktif, tidak bijaksana, pesimis dan selalu kuatir tentang hidup.
Baca juga : Jempolmu Harimaumu
Jempol yang diacungkan memiliki nilai simbolik sebagai pengharapan, penghargaan, ucapan terima kasih, pujian dan rasa syukur kepada Tuhan, diri sendiri dan kepada sesama atau orang lain agar suatu saat dapat menjadi top dan first rate.
Singkatnya: jempol melambangkan karakter pemiliknya. Tangan tanpa jempol tidak kuat, ini bermakna bahwa jempol adalah jari yang netral, yang bisa bersahabat dengan jari-jari lainnya.
Nah, dalam beberapa bulan terakhir di Indonesia, terkait dengan politik, Â jempol dan telunjuk ikut terlibat dlm hingar bingarnya. Bila seseorang mengangkat jempol, maka dia dianggap pendukung paslon 01, Jokowi-Ma'ruf. Kalau jempol dengan telunjuk, tiga jari lain terkepal, dia dianggap pendukung Prabowo-Sandi. Simbol itu menurut cawapres Sandiaga Uno memiliki arti telunjuk adalah tauhid dan jempol bermakna universal.
Baca juga : Jempolmu Bisa Memenjarakanmu
Hablum minallah dan Hablum minannas
Dahulu saat saya menjadi penasihat intelijen Menhan (Alm Pak Matori Abdul Djalil) seorang tokoh Muslim, mantan Ketum PKB, setelah kalah berperkara dengan Gus Dur di pengadilan, beliau membuat Parpol baru, juga PKB, singkatan dari Partai Kejayaan Bangsa.
Saya menyarankan logonya telunjuk mengarah ke atas dan Jempol mendatar, tiga jari lainnya mengepal. Pak Matori langsung setuju, karena dua jari dengan posisinya masing-masing menurutnya adalah simbol terkait ajaran bagi kaum Muslim.
Telunjuk diarahkan keatas adalah simbol hubungan yang mengatur antara manusia dengan Tuhannya dalam hal ibadah (ubudiyah) atau yang populer dikenal sebagai hablum minallah. Kita mempunyai kewajiban untuk menunaikan hak-hak Allah, mentauhidkan dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain serta menjalankan syariat Allah SWT.