Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kata Bijak Gus Ali dan Keprihatinannya

13 Januari 2019   11:55 Diperbarui: 13 Januari 2019   12:08 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: KOMPAS/DIDIE SW

Gus Ali adalah nama panggilan dari KH Agoes Ali Masyhuri dari Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo yang kecil sederhana. Kiai yang satu ini juga sederhana, merakyat, tetapi tausiyahnya mengena dan menyentuh hati serta pikiran bagi yang mendengarkan. Simpel, maknanya dalam.

Di balik kesederhanaanya itu ternyata ilmunya tinggi, baik dari perspektif Islam maupun sosial budaya. Sebagai tokoh NU di Jawa Timur, pengaruhnya besar. Karena itu banyak para pejabat, dari Panglima TNI, Menteri hingga Presiden juga pernah mengunjunginya.

Sebagai penulis, saya mencermati ungkapannya tentang kemajuan bangsa terkait dengan pendidikan "Masya Allah! Di antara tanda kemajuan sebuah Bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikan, minat baca, jumlah perpustakaan dan toko buku. 

Jujur saja, kita semua telah gagal menciptakan budaya baca pada para siswa, karena rendahnya jumlah perpustakaan dan minimnya jumlah buku," ujarnya.

Hal menarik lainnya, beliau prihatin dengan perkembangan Islam di Indonesia yang terbaca dimanfaatkan oleh beberapa pihak.

"Dimanfaatkan dengan kecongkakan spiritual untuk kepentingan duniawi, kurangnya rasa peduli. Spiritual dan kepuasan diri, lebih buruk daripada keburukan yg melahirkan ketawadhuan dan penyesalan," ujarnya.

Analisis

Gus Ali berpendapat bahwa Bangsa Indonesia akan lebih maju bila pendidikan ditingkatkan. Memang kebiasaan membaca dalam rangka menambah ilmu dan wawasan di sini belumlah menjadi sebuah budaya. 

Sangat berbeda dengan penduduk dari negara-negara maju. Dengan banyak membaca, seseorang akan lebih luas wawasannya, lebih cerdas dalam mengambil keputusan.

Membaca buku di perpustakaan kini telah dikalahkan dengan kemajuan teknologi komunikasi. Dunia maya menjadi raja, di mana media sosial adalah primadonanya. Informasi yang beredar demikian mudah di akses dari aplikasi HP yang ada di tiap orang. 

Isinya bisa baik hingga yang buruk, semua ditelan oleh mereka yang wawasannya kurang dan parahnya terus memercayainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun