Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Titipan Kabareskrim, Komjen Pol Ito Sumardi

17 Desember 2009   17:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:54 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saat akan meluncurkan buku "Intelijen Bertawaf," penulis bertemu dengan Kabareskrim baru yang merupakan tetangga dekat, Komisaris Jenderal Ito Sumardi dirumahnya. Saat  berdiskusi mengenai peluncuran buku, Pak Ito menanyakan ke penulis, "Mas, menulis dan menerbitkan buku untuk apa dan untuk siapa?". Wah, bagus pertanyaan ini, penulis menjelaskan, ini merupakan sebuah hasil pemikiran dari sedikit pengetahuan yang penulis miliki, yang ditujukan kepada masyarakat, bangsa dan negara  sebagai sumbang pemikiran pada usia senja. "Nah, Mas...ini ada  sebuah puisi, yang ditulis oleh Bunda Theresa, jangan kita membahas masalah agama, tetapi tolong diresapi makna yang terkandung di dalam puisi tersebut," kata sahabat yang satu ini. Ini adalah pesan dari seorang teman, yang setelah penulis baca dan renungkan, ternyata puisi tersebut maknanya demikian indah dan dalam. Oleh karena itu penulis kemudian googling, dan inilah sedikit masukan bagi pembaca, yang penulis sampaikan seperti pesan yang sangat baik itu. Bunda Teresa dilahirkan sebagai Agnes Gonxha Bojaxhiu di Uskub,  sebuah kota di Kerajaan Ottoman provinsi Kosovo (sekarang Skopje di Republik Makedonia) pada  27 Agustus 1910, dan beliau  meninggal di Kalkuta, India, 5 September 1997 pada umur 87 tahun. Bunda Teresa  adalah seorang biarawati Katolik terkenal dan kontroversial di dunia Internasional yang pekerjaannya di antara orang miskin Kalkuta diberitakan secara luas.  Dia mendapat Penghargaan Templeton pada 1973, Penghargaan Perdamaian Nobel pada 1979 dan penghargaan tertinggi warga sipil India, Bharat Ratna pada 1980. Dia dijadikan Warga Negara kehormatan Amerika Serikat pada 1996. Dia diberkati oleh Paus Yohanes Paulus-II pada Oktober 2003, dan oleh karena itu dia dapat dipanggil Teresa Terberkati. Pada Oktober 1950 Bunda Teresa menerima izin dari Vatikan untuk memulai ordonya sendiri. Vatikan awalnya menamakannya "Diocesan Congregation of the Calcutta Diocese", tapi kemudian berubah menjadi Missionaries of Charity, yang misinya adalah untuk memberikan perhatian untuk (dalam katanya sendiri) "Si lapar, si telanjang, si gelandangan, si pincang, si buta, si lepra, dan semua orang yang merasa tak diinginkan, tak dicintai, tak diperhatikan dalam masyarakat, orang yang telah menjadi beban bagi masyarakat dan ditolak oleh siapapun." Dengan bantuan dari pejabat India dia mengubah sebuah kuil Hindu yang telah ditinggalkan menjadi Kalighat Home for the Dying,  sebuah 'rumah sakit kecil' ("hospis") bagi si miskin. Itulah perjalanan hidup orang yang mengabdikan dirinya pada sisi kemanusiaan tanpa "pamrih." Nah, kini disaat dinegara kita terjadi saling gempur, saling fitnah, saling mencari kesalahan, saling menyatakan kebenaran...penulis sangat terkesan dengan titipan pak Ito itu yaitu puisi yang di tulis oleh  Bunda Teresa. Kalau kita renungkan, semua yang kita kerjakan, yang kita hasilkan,  yang kita impikan itu pada hakikatnya harus disadari bukanlah antara sesama mahluk didunia semata...Ada yang sering kita lupakan yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Inilah sebuah puisi yang ditulis oleh Bunda Theresa yang mudah-mudahkan mencerahkan hati kita dan mereka itu.                                    Selalu Antara Engkau dan Tuhan Orang kerap kali tidak bernalar, tak logis & egois Biar begitu, maafkanlah mereka Bila engkau baik,....orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif egois. Biar begitu, tetaplah bersikap baik. Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu. Biar begitu, tetaplah jujur dan berterus terang. Bila engkau sukses, engkau akan mendapat teman-teman palsu dan teman-teman sejati.......Biar begitu tetaplah meraih sukses                       Apa yang engkau bangun bertahun-tahun, mungkin akan dihancurkan seseorang dalam semalam. Biar begitu, tetaplah membangun. Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin akan iri hati dan dengki. Biar begitu, tetaplah berbahagia dan temukan kedamaian hati. Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin akan dilupakan orang keesokan harinya. Biar begitu, tetaplah lakukan kebaikan. Ketahuilah, pada akhirnya, Sesungguhnya ini semua adalah antara engkau dan Tuhan Tidak pernah antara engkau dan mereka.     PRAYITNO RAMELAN, Suka merenung di usia senja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun