Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Akhir Dramatis Penyanderaan di Sydney

17 Desember 2014   16:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:08 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14187838021513841781

Monis (penyandera) memerintahkan agar sandera merekam pesan via YouTube, dan ditayangkan melalui akun Joel Herat (21). Selina Win Pe muncul di You Tube, menyampaikan pesan penyandera, "Kami memiliki tiga permintaan khusus dan tidak ada yang dipenuhi. "Salah satunya adalah untuk mengirim bendera IS sesegera mungkin dan satu sandera akan dilepas. Dua, silakan disiarkan ke semua media bahwa ini adalah serangan terhadap Australia oleh Negara Islam. "Dan nomor tiga adalah untuk Tony Abbott untuk menghubungi saudaranya dan lima sandera akan dibebaskan.

"Yang paling penting, ada tiga bom di sekitar George Street, Martin Place dan juga di Circular Quay dan agar ini tidak diledakkan, permintaan harus dipenuhi secepatnya," kata  Win Pe. "Tolong bantu kami."  Win Pie menjadi lebih putus asa, setelah permintaan penyandera tidak ditanggapi pemerintah Australia.

Pada pukul 02.00/LT, dinihari yang dingin, terjadi upaya perebutan senjata oleh Tori Johnson, setelah melihat Monis tertidur. Monis bangun dan melepaskan tembakan, Tori Johnson mengalami luka tembak. Pukul 02.03/LT enam sandera berhasil melarikan diri (termasuk Harriette Denny, Jarrod Hoffman dan Viswakanth Ankireddy). Polisi yang mendengar suara tembakan dan melihat Johnson jatuh. Police Commisioner Andrew Scipione akhirnya memutuskan melakukan penyerbuan.

Scipione mengatakan, "Saya mengerti ada beberapa tembakan yang terdengar, yang menyebabkan petugas untuk bergerak langsung ke apa yang kita sebut EA (emergency action plan) rencana tindakan darurat, dan itu yang menyebabkan mereka untuk masuk."

Pada pukul 09.10/LT polisi melakukan serbuan komando, mendobrak pintu kaca dan menggunakan peluru sinar yang membutakan serta melakukan tembakan, terjadi aksi tembak-menembak. Saat itu Katrina Dawson ibu dari tiga anak tewas tertembak. Polisi menyatakan Dawson tewas karena peluru dari Monis. Selain itu Monis kemudian melakukan tembakan membabi buta dan mengakibatkan empat orang terluka. Dalam penyanderaan itu lima belas sandera masih hidup tetapi dua meninggal dengan tragis.


Monis, Lone Wolf?

Media di Australia menyebutkan bahwa aksi Man Harod Monis adalah aksi serigala tunggal (lone wolf) gila yang ingin agar dunia percaya bahwa dia adalah pejuang dari Islamic State. Monis, yang nama aslinya Mohammad Hassan Manteghi adalah seorang emigran Iran yang pada tahun 1993 mendapat suaka dari pemerintah Australia. Monis terlibat dalam kasus kekerasan dan pembunuhan, kini bebas dengan jaminan. Belum diyakini Monis mempunyai hubungan formal dengan organisasi teror.

Dia adalah muslim syiah dan selalu mengatakan bahwa operasi pemerintah Australia yang menangkapi simpatisan Islamic State pada bulan September 2014 di sekitar Sydney dan sekitarnya adalah sebuah perang melawan muslim (Baca: Analisis Ancaman ISIS di Australia, http://ramalanintelijen.net/?p=9065). Monis menghadiri pertemuan dari organisasi Hizbut Tahir di Sydney. Organisasi itu menurut Monis bertujuan untuk mendirikan sebuah kekhalifahan global yang diatur oleh hukum Syariah. Saat diwawancarai sebelumnya Monis mengatakan, "Saya percaya pidato tidak cukup. Kita harus melakukan sesuatu."

Dengan demikian maka kemungkinan Monis sudah bergabung dengan kelompok pengikut Islamic State. Tindakan penyanderaan dilakukan karena rasa putus asanya setelah dalam pengadilan tinggi Monis kehilangan banding dalam kasus pembunuhan dan kekerasan seksual. Instabilitas mental, rasa kesal, keyakinan agama, serta tekanan hukum nampaknya sangat berpengaruh kepada Monis dalam melakukan aksi teror. Dia bukanlah pengurus sebuah mesjid dan bukan tokoh organisasi keagamaan.

Aksi tunggalnya bisa disebut sebagai aksi teror lone wolf memang. Monis terinspirasi oleh aksi Islamic State yang sangat radikal dan dia bertindak sendiri. Aksi ini tidak secara langsung dilakukan oleh IS atau Al Qaeda, tetapi untuk tercapainya tujuannya yang sama, yaitu teror, kekacauan dan promosi ideologi ekstremis. Ini bisa saja menginspirasi siapa saja, yang jelas Australia harus semakin waspada, kemungkinan aksi-aksi teror dengan pelaku tunggal bisa terjadi di kota-kota lainnya dengan ancaman yang lebih mengerikan yang dikenal sebagai "behead," (pemenggalan kepala).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun