Mohon tunggu...
Prayitno
Prayitno Mohon Tunggu... Tentara - Blog pribadi

Marsma TNI (Purn) Prayitno.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merajut Budaya Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an

16 Januari 2022   15:19 Diperbarui: 16 Januari 2022   15:31 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Merah Putih dan Garuda Pancasila | sekolahan.co.id

Pada bidang Ekonomi, Indonesia pernah terimbas krisis moneter, hingga berhutang dan diatur oleh IMF, sehingga banyak proyek besar terhenti atau ambruk.  

Saat ekonomi global memburuk, terdapat tiga negara di dunia yang bertahan yakni India, Tiongkok dan Indonesia.  Koperasi telah dijadikan sebagai soko-guru perekonomian.  Harus diakui, banyak yang menyindir bahwa ekonomi nasional dikuasai oleh segelintir kelompok pengusaha. 

Namun hal tersebut tidak benar, karena semua diatur UU. Tindakan korupsi juga merusak sendi kehidupan ekonomi nasional.  Perlu sanksi yang lebih keras tanpa pandang bulu, sehingga para koruptor jera, seperti misalnya eksekusi hukuman mati bagi koruptor yang memakan anggaran untuk kehidupan masyarakat atau proyek kemanusiaan.  Pengelolaan di bidang ekonomi terbukti diakui baik oleh dunia dengan dipilihnya Indonesia sebagai Tuan-Rumah KTT G-20 tahun 2022 ini.

Sedangkan pada aspek Sosbud,  kehidupan sosial-budaya Indonesia telah lama tertanam mendalam sebelum RI terbentuk. Berbeda dengan sejumlah negara besar yang terbentuk karena menduduki, menganeksasi dan menjajah negara-negara lainnya, seperti Uni Soviet (USSR) yang terkenal sebagai negara komunis besar pada waktu itu, terbentuk dengan mencaplok banyak negara di sekitarnya.  

AS juga terbentuk dari beragam ras dengan membawa budaya mereka dari negara asalnya dan kemudian membentuk koloni.  Namun kondisi adem Indonesia tersebut terganggu dengan munculnya sikap intoleransi baik suku, golongan dan agama sehingga menimbulkan sentimen SARA.  

Dengan legowo dan tetap berfokus pada Pancasila dan UUD 1945, maka kehidupan sosbud dalam beragama dan bermasyarakat, kebebasan menyampaikan pendapat dan berkumpul, dapat terkendali karena kesadaran sendiri.  

Berbagai wabah dan bencana alam juga dapat diatasi. Perlu penajaman pemahaman bahwa kita ini warga yang bersifat monodualistis sehingga harus saling menolong tanpa pamrih.

Pada sektor hankam, sejak dahulu RI selalu dirongrong oleh banyak kelompok yang tidak hanya berusaha memisahkan diri melalui jalur politik, namun juga melalui kekuatan bersenjata yang ternyata memperoleh dukungan dana dan persenjataan dari negara luar.   

Kerja sama TNI dengan rakyat telah mampu mengatasi semua itu dengan baik dan banyak kelompok yang kemudian sadar dan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.  TNI sebagai komponen utama dalam pertahanan negara telah memberikan darma baktinya kepada nusa, bangsa dan rakyat Indonesia.  

Karena menganut sistem pertahanan rakyat semesta, maka dibentuk Cadangan Nasional (Cadnas) sebagai komponen pendukung serta pelatihan bela negara bagi ASN yang kesemuanya itu bukan pembentukan paham militerisme, namun lebih merupakan implementasi dari Konstitusi UUD 1945 perihal kewajiban warga negara dalam pertahanan wilayah NKRI sebagai komponen cadangan. 

Saat menjalani fit and proper test di DPR RI, Panglima TNI menegaskan bahwa TNI adalah kita, dalam arti TNI merupakan bagian dari masyarakat, juga sebagai tentara pejuang, tentara nasional dan tentara rakyat, sehingga jika rakyat kuat, maka TNI hebat dan pantang menyerah.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun