Mohon tunggu...
Prayitno
Prayitno Mohon Tunggu... Tentara - Blog pribadi

Marsma TNI (Purn) Prayitno.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hari Kartini dan Hari Ibu, Apa Manfaatnya bagi Perempuan Indonesia?

20 Desember 2021   12:48 Diperbarui: 21 Desember 2021   17:30 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perempuan bersaing dalam karier. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Dia berpikir untuk memberikan emansipasi pada perempuan Indonesia yakni otonomi, kebebasan, persamaan hukum, bahkan hak asasi manusia yang berkeadilan. 

Foto RA Kartini (kiri) dan Komite Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928 (kanan)
Foto RA Kartini (kiri) dan Komite Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928 (kanan)

Dengan pemikiran tersebut, ia menggagas pendirian sekolah khusus perempuan pribumi agar para wanita memperoleh status sebagai masyarakat umum. Namun gagasannya gagal karena sang ayah yang mendukung justru wafat.

Menikah tahun 1903 dengan R.M. Djojohadiningkat, Bupati Rembang, ia memindahkan sekolah rintisannya dari Jepara ke Rembang karena sang suami juga mendukung.  

Setahun kemudian, 1904, setelah melahirkan anak pertamanya, RA Kartini meninggal beberapa hari setelah melahirkan. Ide cemerlang dalam mendorong persamaan hak, terutama pendidikan bagi perempuan Indonesia telah menjadikannya sebagai Pahlawan Nasional.

Sedangkan Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember yang  merupakan tanggal saat Kongres Perempuan Indonesia diselenggarakan pertama kali di Yogyakarta hingga 28 Desember 1928 dan diperkuat oleh Keputusan Presiden RI dengan Dekrit bernomor 316 tanggal 16 Desember 1959. 

Peristiwa ini dikenang sebagai awal mula perjuangan kaum perempuan di Indonesia. Kowani (Kongres Wanita Indonesia) yang berdiri tahun 1946 dinilai sebagai kelanjutan dari Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928 tersebut yang sebelumnya pernah dinamakan Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia (PPPI). 

Hal lain yang dikenang dengan mendalam adalah walau Kemerdekaan Indonesia belum diraih, namun berbagai tokoh dan pemimpin organisasi wanita di seluruh Indonesia berkumpul untuk bersatu dan berjuang guna meraih kemerdekaan, mengangkat derajat, harga diri, membela hak dan memperbaiki nasib kaum perempuan Indonesia.

Baik pendidikan yang waktu itu hanya diperuntukan untuk kaum pria, hak dalam perkawinan karena mereka dinikahkan pada usia sangat muda dengan calon mempelai pria yang merupakan pilihan orang tua dan selalu berujung di dapur, sehingga dikenal guyonan sumur, dapur dan kasur yakni kaum perempuan hanya akan bekerja mencuci pakaian, memasak dan melayani suami.   

Terkesan melecehkan, karena kita mengetahui dalam perjuangan kemerdekaan tercatat telah banyak pahlawan perempuan terkenal yang berjuang hingga titik darah penghabisan demi kemerdekaan nasional RI.   

Kita juga mengetahui terdapat perayaan the Mother's Day yang secara harafiah berarti Hari Ibu dan dirayakan setiap tanggal 9 Mei. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun