Sebagai Destinasi wisata utama di Provinsi Sumatera utara dan telah pula ditetapkan sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif bapak Sandiaga Uno, Danau Toba telah banyak didatangi oleh berbagai ragam wisatawan dari berbagai negara juga dari berbagai daerah di Indonesia.Â
Diantara negara yang paling banyak mengirimkan wisatawannya ke Danau Toba itu adalah, negara tetangga kita Malaysia. Kalo dulu, sebelum masa Pandemi, bila libur sekolah Malaysia tiba, yaitu  setiap  bulan Juni pertengahan sampai akhir bulan dan bulan November sampai akhir Desember hotel hotel disekitar Danau Toba selalu full diisi oleh turis turis asal Malaysia.Â
Kedatangan mereka biasanya melalui Biro biro Perjalanan atau Travel Agent  yang berpusat di kota Medan ada juga yang datang sendiri, tapi jumlahnya sangat sedikit bila dibandingkan dengan yang diorganisir oleh Travel Agent.
Seperti biasa bila ikut paket tour semua keperluan wisatawan mulai dari tiket pesawat, hotel, restoran, transportasi darat dan transportasi danau termasuk Pramuwisatanya sudah diatur sedemikian rupa oleh Travel agent.
Begitu juga dengan pengaturan waktu semua sudah tertata dengan baik dan biasanya semua dibuat secara tertulis dan dibagikan ke seluruh peserta tour  agar semua bisa  berjalan dengan baik sesuai dengan yang sudah disepakati bersama dan yang dijanjikan oleh pihak penyelenggara tour.
Di Danau Toba biasanya tamu Malaysia oleh  Travel agent  ditempatkan di hotel hotel sekitaran kota Parapat saja jarang sekali di pulau Samosir alasannya tentu untuk mempermudah proses check-in, check-out juga untuk efesiensi waktu mengingat jarak antara satu destinasi dengan destinasi lainnya saling berjauhan sehingga pilihan menginap di Parapat adalah terbaik.
Karena biasanya untuk paket tour  group dari Malaysia kebanyakan dirancang hanya untuk 4hari/3malam.
Sehingga masalah waktu harus betul betul diperhatikan karena  berbagi dengan destinasi wisata lainnya seperti  Berastagi dan Medan. Masing-masing destinasi dapat jatah satu malam, satu malam Parapat, satu malam Berastagi dan satu malam Medan.Â
Untuk pulau Samosir diprogramkan  hanya untuk mengadakan kunjungan ke objek wisatanya yaitu Desa wisata Tomok mengunjungi makam raja Sidabutar yang terbuat dari batu atau sarcofagus yang berusia kurang lebih 350 tahun, dan mengunjungi desa wisata Ambarita untuk melihat rumah adat Batak dan batu kursi Raja Siallagan tempat  dimana pengadilan untuk pelaku kejahatan diadakan sekaligus juga tempat pemenggalan kepala bagi yang dinyatakan bersalah sesuai dengan tingkat kejahatan yang dilakukan.
Kedua desa wisata ini juga merupakan  heritage of Toba.
Selain mendengar cerita sejarah tentang adat dan budaya orang batak atau heritage of Toba, turis Malaysia pun termasuk turis yang gemar berbelanja di kedai kedai souvenir di sekitar objek wisata tak heran bila para penjual souvenir disekitar kawasan Tomok dan Ambarita boleh dibilang fasih berbahasa Malaysia bahasanya Upin dan Ipin.
Lain  wisatawannya lain pula kebiasaannya.
Selain wisatawan asal Malaysia wisatawan domestik dari Indonesia pun banyak juga yang berkunjung ke Danau Toba. Baik itu dari pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dll.Â
Tapi secara umum wisatawan domestik belanjanya lebih banyak ke pusat oleh oleh jajanan khas Medan seperti, Teng-teng atau kacang tumbuk, Bika ambon, Bolu meranti sampai Rujak aceh dan yang tak boleh ketinggalan itu durian Ucok. Satu lagi ciri khas wisatawan domestik itu sangat suka ambil bagian kalo ada acara tari tarian tradisional Batak atau Manortor yang biasanya diadakan di desa Siallagan Ambarita.
Bagaimana pula dengan bule?
Untuk wisatawan bule biasanya kebanyakan datang dari Belanda melalui Travel agent ada yg datang sendiri tapi jumlahnya sangat sedikit.
Mereka menginap di Pulau Samosir tepatnya di kawasan Tuk tuk Siadong disini mereka menginap dua atau tiga malam untuk group yang dihandel oleh Travel agent tapi bagi yang datang sendiri atau para Backpackers bisa sampai seminggu.
Untuk group Eropa pada umumnya makan siang dan makan malam tidak termasuk  kecuali sarapan yg memang sudah termasuk dalam harga kamar dan ini tentu memberikan peluang bisnis bagi restoran, cafe, kedai kedai  penjual souvenir,usaha rental sepeda dan sepeda motor.Â
Dengan demikian para bule pun bisa langsung berinteraksi dengan masyarakat lokal sekaligus mencicipi kuliner khas Toba.Â
Biasanya tamu Eropah mulai berdatangan setiap bukan July sd Oktober. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh para turis bule di Samosir ialah, berenang, bersepeda atau naik  sepeda motor atau dengan rombongan naik kapal pergi mengitari tempat tempat menarik yang ada di danau toba misalnya,  ke air terjun Situmurun disini mereka biasanya berenang  sambil menikmati semburan titik titik air terjun yang jatuh langsung ke permukaan Danau.
 Atau mereka pergi dengan kapal ke sebuah pulau kecil yang bernama pulau Tao pulaunya Marga Malau, disana mereka berenang dan berjemur.Â
Atau menyaksikan pertunjukan seni budaya Batak di Museum hutan bolon Simanindo, #heritage of Toba.
Malam hari mereka juga bisa menikmati  lagu lagu Batak yang dipersembahkan oleh penyanyi penyanyi lokal yang bersuara merdu.
Biasanya diadakan di hotel atau cafe tempat mereka bersantap malam.
Selain kegiatan kegiatan diatas kegiatan MICE sering juga mengambil tempat di hotel hotel di Kota Parapat yang diadakan oleh perusahaan perusahaan dari Malaysia, Singapura juga dari dalam negeri seperti perusahaan dari Jakarta dll. #Mice Di Indonesia aja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H