Mohon tunggu...
ono Prayetno
ono Prayetno Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai semua Ciptaan Tuhan tanpa membeda bedakan

Bekerja sebagai Pramuwisata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Danau Toba Siap Menjadi Destinasi Super Prioritas

20 September 2021   21:30 Diperbarui: 20 September 2021   21:54 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Danau Toba yang sudah terkenal ke hampir seluruh penjuru dunia masih terus dipoles sedemikian rupa walaupun wabah covid masih belum juga mereda tapi harapan dan optimisme harus terus dipupuk dan dipelihara, semua demi untuk mensejahterakan masyarakat yg hidup dari pariwisata baik itu pengusaha bidang pariwisata seperti, hotel, restoran, tempat tempat wisata, travel agent, Pramuwisata, pedagang souvenir sampai ke pedagang asongan dan multipliers effectnya terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar daerah wisata dimaksud. 

Dan tidak berlebihan rasanya kalau Danau Toba ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) mengingat potensi keindahan alamnya yang luar biasa. Terbentang luas dengan panjang bentangan mencapai 100 km dan  lebar 30 km dan kedalaman mencapai 450 meter. 

Masalah penyediaan sarana dan prasarana patut untuk kita apresiasi, karena sejak era pemerintahan Presiden Jokowi kita akui memang perhatian beliau terhadap kemajuan Pariwisata Danau toba khususnya  sangat besar dan ini tidak hanya dalam bentuk retorika tapi langsung dibuktikan dengan pembangunan sarana pendukung pariwisata termasuk infrastruktur dan renovasi Bandara Silangit yang dulu ketika pertama kali beliau mendarat terminalnya masih seperti kantor "kelurahan"  dibuat asal jadi dan tidak ada satupun penerbangan yang terbang kesana.

Berkat renovasi besar besaran yang telah  dilakukan, untuk sekarang  bandara ini telah mampu menampung 700.000 penumpang per tahunnya dan ini  sangat layak untuk disebut sebagai mendukung kemajuan pariwisata Danau Toba sekarang dan masa depan. 

Padahal cikal bakal Bandara ini sudah ada sejak jaman Jepang tapi baru sekarang di masa kepemimpinan Presiden Jokowi fungsinya benar benar dioptimalkan. 

Dari bandara Silangit ini wisatawan hanya perlu waktu setengah jam saja dan langsung   bisa menikmati keindahan pemandangan Danau Toba dari Huta ginjang  1550 mdpl.

Begitu juga halnya dengan  akomodasi yang hanya sepuluh menit saja dengan kendaraan sudah tersedia banyak pilihan mulai dari budget hotel sampai  hotel bintang 4 plus untuk yang terakhir perlu waktu 40 menit dari bandara tepatnya di kota Balige. 

Suasana jadi jauh berbeda bila kita mendarat di Bandara Kualanamu dimana untuk mencapai Danau Toba saja masih memakan waktu berjam jam walaupun lewat jalan tol. Jadi dengan adanya Bandara Silangit semakin memudahkan wisatawan domestik menjangkau kawasan lingkar danau toba bagian selatan dan barat daya yang boleh dibilang masih baru mulai akan dikembangkan diantaranya yang berada di kabupaten Humbang Hasundutan dan kabupaten Tapanuli Utara.

sementara untuk jalur internasional masih harus transit melalui Jakarta atau Medan.

Beberapa tahun lalu tepatnya pada tahun 2017 akhir, sempat dibuka jalur penerbangan internasional langsung Singapura - Silangit vv tiga kali dalam seminggu, tetapi karena masih terjadi beberapa kendala akhirnya terpaksa ditutup lagi, padahal pada program promo yang diselenggarakan oleh Garuda Indonesia dan kementerian Pariwisata pada akhir bulan Oktober sampai akhir November 2017 itu disambut dengan sangat antusias oleh warga singapura karena hampir setiap penerbangan yang menggunakan pesawat jenis Bombardier CRJ 1000 berkapasitas 96 penumpang itu selalu terisi penuh.

Kebetulan penulis pada waktu itu ikut serta menjadi salah satu pemandu wisatanya. 

Tapi, walaupun begitu penumpang yang masuk melalui Bandara ini semakin hari  jumlahnya pun semakin meningkat sayangnya sejak pandemi tidak hanya Silangit tapi hampir semua Bandara di Indonesia bahkan dunia mengalami hal yang sama yaitu penurunan jumlah traffic orang yang keluar masuk. 

Berbagai kemudahan terus ditawarkan kepada wisatawan yang ingin berkunjung ke Danau Toba terutama kawasan wisata bagian selatan dan barat daya danau toba yang didalamnya ada Huta Ginjang, lembah Bakkara yang konon kata orang mirip dengan lembah stryn di Norwegia. Ini juga yang membuat Danau Toba menjadi salah satu icon #Wonderful Indonesia karena di setiap sudutnya menyimpan banyak sekali potensi keindahan yang layak untuk dijadikan sebagai salah satu #Heritage of Toba.


Sebagai penyangga daerah pariwisata diperlukan sebuah kota untuk transit salah satunya adalah kota  Balige yang ditengah tengahnya telah hadir juga hotel berbintang 4 plus.  Yang siap untuk kegiatan  MICE yang jauh sebelumnya kegiatan ini sebenarnya sudah terlaksana dan mengambil tempat di hotel hotel sekitar Danau Toba seperti  di Parapat juga di Taman Simalem Resort kabupaten Karo yang diadakan oleh perusahaan perusahaan yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri dan itu pula alasan yang membuat Danau Toba siap mendukung  #Mice di Indonesia aja. 

Bila dibandingkan dengan saudaranya yang berada di kabupaten Simalungun dengan kota Parapatnya,  kabupaten Samosir dengan Pulaunya dan Kabupaten Karo  dengan air terjun sipiso pisonya sudah lebih dahulu terkenal ke berbagai negara di dunia tentu kawasan wisata bagian selatan dan barat daya danau toba yang masih dalam lingkup Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan harus mau melepaskan ego masing-masing untuk mau belajar dan bersinergi  saling kunjung mengunjungi ke tiga kabupaten diatas, saling berbagi pengalaman juga  untuk saling mendukung demi kemajuan Pariwisata Danau Toba secara keseluruhan agar mampu  dan layak untuk dijadikan sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP) dan melengkapi wajah negeri Indonesia menjadi #Wonderful Indonesia. 

Sebagai saudara tua sekandung yang sama sama lahir dari letusan maha dahsyat "Toba super vulcano" sudah pasti kawasan wisata Danau Toba  yang berada di kabupaten Simalungun, Samosir dan Karo ini lebih siap dan lebih pengalaman dalam  menyambut dan menerima berbagai macam  wisatawan dengan berbagai fasilitasnya termasuk hotel hotel berbintang dan sumber daya manusianya dan objek wisata dengan berbagai kemudahannya, sudah pasti pula masyarakat disekitarnya lebih dulu merasakan nikmat rejeki dari pariwisata baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung mulai dari pekerja formal seperti pegawai hotel, restoran, Travel agent, Pemandu wisata sampai yg nonformal  mulai dari penjual cenderamata mata sampai ke pedagang asongan dll semua mendapatkan berkah dari keindahan danau toba. 

Untuk membuat agar wisatawan tidak bosan berada di kawasan danau toba segala upaya pun terus dilakukan diantaranya dengan menambah objek wisata dan atraksi wisata beserta akses jalan menuju kesana. 

Contohnya seperti  yang lagi viral sekarang di medsos adalah, bukit Sibea bea di kecamatan Harian Boho Kabupaten Samosir padahal pembangunannya belum rampung tapi sudah mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal selain tempatnya yang memang indah  juga karena pengaruh dari Media Sosial membuat masyarakat tak sabar untuk menuju kesana.


Selain penambahan lokasi wisata juga perbaikan perbaikan akses untuk menuju ke objek wisata pun masih terus dilakukan misalnya penambahan rute penyeberangan kapal ferry dan renovasi pelabuhan dan tak ketinggalan penambahan armada kapal Ferry Ihan Batak. Selain itu pembangunan jembatan Aek Tano Ponggol sepanjang 294 meter yang merupakan satu satunya akses darat menuju pulau Samosir sekaligus  juga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.


Setelah pembangunan fisik tugas selanjutnya adalah  mendidik dan membina masyarakat calon pelaku pariwisata dengan pelatihan pelatihan baik keterampilan maupun kesadaran akan jiwa pariwisata yang ada terkandung dalam  sapta pesona.
Sapta Pesona itu ibarat  ruhnya dunia pariwisata. 

Untuk menarik minat wisatawan agar mau datang berkunjung ke Danau Toba orang batak tidak harus jadi seperti orang bali, tapi cukup dengan menyelaraskan kearifan lokal  yang sudah ada dalam adat Batak itu sendiri yaitu, "Dalihan Natolu" yang merupakan falsafah dan pedoman hidup masyarakat batak pada umumnya. Dengan menganggap tamu atau wisatawan yang datang sebagai hula hula dalam bahasa Toba atau kalimbubu  dlm bahasa suku Karo yang secara harfiah berarti  keluarga laki laki dari pihak isteri yang perlu untuk dihormati, bahkan disomba atau disembah, somba marhula hula.

Dan sekaligus juga memperlakukan wisatawan dengan hati hati seperti memperlakukan saudara semarga atau dalam ungkapan batak disebut, Manat mardongan tubu.

Begitu juga masyarakatnya harus siap menjadi pihak boru atau parhobas orang yang siap untuk bekerja sesuai dengan bidang dan kapasitasnya masing-masing dalam proyek besar pembangunan pariwisata Danau Toba menuju Destinasi Super Prioritas dalam satu bingkai Wonderful Indonesia. Maju Pariwisatanya  lestari budaya dan lingkungannya sebagai #Heritage of Toba
semakin makmur pula masyarakatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun