Mohon tunggu...
ono Prayetno
ono Prayetno Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai semua Ciptaan Tuhan tanpa membeda bedakan

Bekerja sebagai Pramuwisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Untuk Pergi Ke Medan Orang Aceh Lebih Senang Menggunakan Paspor

12 Januari 2019   22:13 Diperbarui: 12 Januari 2019   22:16 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengawali tahun 2019 kita langsung disuguhi oleh berita yang menggemparkan seluruh Indonesia yaitu berita bohong tentang tujuh kontainer yang berisi 80juta surat suara yang sudah tercoblos dan tak lama dengan sigap Polisi pun mampu menangkapi orang orang yang turut menyebarkan berita bohong tersebut sekaligus dengan orang yang membuatnya melalui rekaman suara yang juga adalah pemilik suara tersebut dan disebarkan melalui group group WA.

Setelah berita 80 juta surat suara tercoblos ternyata ada lagi berita yang juga tak kalah hebohnya yaitu harga 80 juta rupiah untuk "mencoblos"  seorang artis berinisial VA yang kini menjalani wajib lapor ke Polda Surabaya.
Sepertinya si pembuat berita Hoaxs dan mucikari sudah bersepakat untuk sama sama mengeluarkan angka 80 juta yang satu dalam bentuk lembaran kertas suara fiktif dan yang satunya lagi dalam bentuk uang 80 juta rupiah.

Tapi akibat yang timbul dari kedua pemberitaan tersebut sama sama sempat mengacaukan pikiran banyak orang. Dan melupakan berita berita bencana alam yang belum lama terjadi di selat sunda akibat letusan gunung anak krakatau yang meluluh lantakkan daerah serang dan Pandeglang banten juga sebagian daerah di Lampung.

Dan terakhir berita kenaikan harga tiket pesawat oleh perusahaan penerbangan swasta dalam negeri untuk jalur penerbangan domestik pun cukup membuat banyak orang panik sampai ada petisi untuk menurunkan harga tiket pesawat terbang,

Karena kenaikannya sangat tinggi dan dinilai sangat tak wajar bila dibandingkan harga tiket pesawat Air Asia yang sama sama menyandang gelar low cost carrier.

Akhirnya banyak orang memilih terbang ke daerah tujuan lain didalam negeri dengan terlebih dahulu melakukan transit di Kuala Lumpur karena harga tiket yang lebih murah.

Dan ini memerlukan dokumen perjalanan yang bernama paspor walaupun tujuan akhirnya adalah kota kota besar didalam negeri di Indonesia.

Akhirnya orang aceh harus pakai paspor untuk pergi ke Medan. Orang Medan harus menggunakan paspor untuk pergi ke Jakarta dan Bandung lewat udara. Semua dilakukan demi biaya yang lebih murah.

Tentu ini bisa berakibat pula pada penurunan kunjungan wisatawan domestik ke daerah tujuan wisata didalam negeri dan sudah pasti pada akhirnya akan menguntungkan negara tetangga seperti malaysia dan Singapura.

Dikhawatirkan dampak ikutan dari menurunnya kunjungan wisatawan domestik ke daerah daerah wisata akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional Indonesia secara keseluruhan.

Dan khusus untuk kasus yang terakhir ini bila tak segera dicarikan solusinya bakal rawan untuk digoreng oleh lawan politik untuk dijadikan amunisi menyerang sang petahana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun