Setiap kali membawa rombongan wisatawan setiap kali pula aku mendengar keluhan dari mereka yang melihat kondisi sarana dan prasarana pendukung pariwisata daerah ini yang sangat memprihatinkan baik itu sarana jalan sebagai penghubung antara satu objek wisata ke objek wisata lainnya begitu juga jalan negara yang menghubungkan satu daerah ke daerah lainnya.
Sepertinya daerah daerah di provinsi sumut ini seolah tak punya kepala daerah yang peduli terhadap kondisi dan situasi daerahnya masing-masing mungkin dikarenakan jarangnya para bupati atau gubernur turun belusukan ke daerah yang dipimpinnya.
Melihat jeleknya kondisi infrastruktur  didaerah ini sudah sepantasnya pemkab maupun pemprov mencari solusi terbaiknya agar Sumut tidak tertinggal dari daerah lain terutama dari banyak daerah di pulau Jawa mungkin dengan mengusulkan penambahan alokasi dana anggaran untuk percepatan pembangunan terutama infrastrukturnya diluar jalan tol yang sedang dibangun.
Dengan terbentuknya Badan Otorita Pariwisata Danau Toba seharusnya sudah bisa memacu pertumbuhan dan percepatan pembangunan di daerah lingkar danau toba tentu dengan tidak mengesampingkan peran dari setiap kepala daerah yang ada.
tapi kesannya BODT pun belum mampu juga mendobrak kekakuan yang ada diantara kepala kepala daerah disekelilingnya yang tentunya bisa menghambat kemajuan danau toba itu sendiri.
Kondisi jalan rusak ini bisa kita lihat hampir dari semua arah untuk menuju kota Parapat baik dari arah kota Berastagi via Simarjarunjung  dimana ada sebagian badan jalan yang hampir Amblas  ke dalam jurang sehingga akibatnya terjadi penyempitan badan jalan yang memang sudah sempit.
Selain kondisi jalan yang jelek dan berlubang sampah yang bertebaran pun selalu menjadi sorotan para wisatawan yang lewat di daerah ini khususnya disekitar kawasan kabupaten Simalungun.
Kebetulan kalau kita mengunjungi danau toba, sebagai serambinya adalah kabupaten simalungun sehingga yang jadi sorotan so pasti bupatinya yang mengepalai Kabupaten Simalungun yang baru baru ini hendak mengupgrade diri menjadi Gubernur tapi terhenti diakibatkan kasus legalisir ijazahnya.
Begitu juga bila kita ingin memasuki obyek wisata andalan Kabupaten Karo seperti Air terjun Sipiso piso dan Pemandian Air panas belerang di daerah kaki gunung sibayak tepatnya desa semangat gunung juga mengalami hal yang sama yaitu jalan yang hancur hancuran dan sampah yang berserakan.
Sepertinya kepala kepala SKPD disini kurang tanggap sekaligus juga kurang paham akan tugas tugasnya  dalam membantu tugas kepala daerah atau mungkin juga kurang peduli terhadap kemajuan daerahnya masing-masing.
Dan biasanya mereka kepala kepala daerah ini akan sibuk memperbaiki jalan dan fasilitas lainnya apabila ada kabar Presiden Jokowi mau datang.