Nasi sudah tak mau lagi menjadi bubur
Dia bosan bersikap pasrah menanggapi kenyataan
Tampak lemah diaduk lakon keserakahan
Suatu hari di terik siang dia mengeras hati
Merenung tentang masa lalu yang indah
Di mana tanah kelahiran berwarna hijau padi
Orang-orang menyebutnya sebagai sawah
Tempat asal mula harapan singgah
Tanah yang subur untuk menanam rezeki
Diairi oleh tetes keringat para petani
Kini sawah menjelma bangunan-bangunan
Siang menjadi bertambah terik
Dan nasi semakin keras hati
Dalam perenungannya terbisik impian
Dia ingin meremah-remah kegundahan
Menikmati hidup dengan cara paling renyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H