Mohon tunggu...
aven januarsa
aven januarsa Mohon Tunggu... -

Ketua Dep Pemuda DPD PDI Perju4ngan Jatim. Calon Legislatif DPRD Provinsi #Jatim Daerah Pemilihan #Gresik #Lamongan #PDIPJatim

Selanjutnya

Tutup

Politik

Globalisasi dalam Tinjauan Kritis Soekarno

31 Maret 2016   14:16 Diperbarui: 31 Maret 2016   15:35 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir 62 tahun lamanya Bangsa Indonesia melakukan Perjalanan Sejarah, dan dalam hal ini banyak jatuh Bangun berusaha untuk mempertahankan kedaulatan politik Republik Indonesia. Sebelum Kemerdekaan para pahlawan Bangsa Indonesia, pendiri Republik serta para pejuang nasional lainnya harus meregang nyawa untuk merebut kedaulatan politik yaitu, kemerdekaan. Saat ini Bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan politik yang secara de jure dan de facto sah maka sudah selayaknya kita berusaha untuk mempertahankan kedaulatan politik dari kesewenang-wenangan Bangsa Lain yang ada di seluruh dunia. Dalam artian yang jelas bahwa derasnya Globalisasi yang mampu meluluhlantakan kehormatan suatu negara, hal ini yang harus kita cegah. Karena Bung Karno sebagai salah satu pendiri Republik Ini telah menyatakan :

……kita cinta damai tetapi kita lebih cinta kemerdekaan (“Sekali Merdeka Tetap Merdeka”-Pidato Bung Karno 17 Agustus 1946)

Dalam artian pokok pikiran Bung Karno bahwa Bangsa Indonesia membuka seluas-luasnya terhadap segala bentuk kerjasama dari Negara Lain. Akan tetapi dalam pola kerjasama tersebut adalah kausalitas yang tidak eksploitatif sehingga dapatnya merusak hakekat kedaulatan Politik Republik Indonesia. Kedaulatan Politik suatu Negara adalah hal pokok dalam pendirian suatu negara, karena kedaulatan politik dilatarbelakangi oleh kontrak sosial bersama seluruh Rakyat Indonesia. Jika adanya beberapa tahun belakang ini, kita menyadari adanya intervensi asing dalam beberapa kebijakan negara khususnya dalam pengelolaan Sumber Daya Alam, hendaknya menjadi perenungan bagi seluruh Pemimpin Negara bahwa hal itu bisa menjadi ancaman yang serius terhadap kedaulatan politik kita. Kita harus menyadari bahwa kelemahan kita khususnya Sumber Daya Manusia dalam hal Pengelolaan Sumber Daya Alam, akan tetapi bukan berarti selanjutnya kita bergantung dalam hal Pengelolaan SDA terhadap Tenaga Ahli Asing. Sudah sewajarnya langkah Pemimpin Negara adalah melakukan Pembinaan yang serius terhadap Sumber Daya Manusia sehingga dapatnya menjadi Tonggak Penting penegakan Kedaulatan Politik kita. Belum Lagi pada sektor yang lain, perusahaan-perusahaan konvensional yang berdiri di belahan negeri memiliki kecenderungan yang tinggi untuk penggunaan Tenaga Ahli Asing, hal ini menjadi awal bencana Kedaulatan Politik Kita.

Bung Karno telah lama sekali meramalkan adanya Penjajahan model baru, akan tetapi karena perubahan rezim serta iklim politik yang ada maka memang diperlukan kebesaran hati kita untuk memulai bersama sebuah ide besar yang pernah terlahit di negeri ini untuk kembali meraih Kedaulatan Politik kita.

 

Berdikari dalam Ekonomi

……untuk membangun suatu negara yang demokratis, maka satu ekonomi yang merdeka yang harus dibangun. Tanpa ekonomi yang merdeka, tak mungkin kita mencapai kemerdekaan, tak mungkin kita mendirikan negara, tak mungkin kita tetap hidup……..(“Berdiri Diatas Kaki Sendiri” – Pidato Bung Karno dihadapan Sidang Umum MPRS ke-III 11 April 1965)

Amanat Politik Bung Karno mengandung pesan yang terdalam tentang kemandirian ekonomi Bangsa Indonesia. Penegakan kemandirian ekonomi tersebut merupakan cerminan upaya terbaik Negara dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang berlandaskan pada kesejahteraan sosial masyarakat. Nusantara diakui oleh banyak negara tentang kekayaan alam yang tersebar dari sabang hingga merauke, dari pulau We hingga Pulau Rote. Negeri kepulauan yang mengandung Minyak Bumi, Gas Alam, Granit, Marmer, Pasir Besi, Bauksit, aspal dan lain-lain. Dari Kekayaan alam tersebut jika digunakan setinggi-tingginya demi kemakmuran rakyat seperti yang termaktub dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 (asli) maka dapatnya kita memiliki kekuatan ataupun modal dasar dalam pelaksanaan Pembangunan. Seperti contoh boom minyak pada pertengahan hingga akhir 1970-an, pada saat itu kita memiliki akumulasi modal yang lumayan besar, akan tetapi karena pemerintahan pada saat itu Corrupt dan pemerintahan saat itu tidak memiliki visi untuk menjalankan amanat penderitaan rakyat maka kita pun tak bisa menghindari adanya krisis ekonomi pada awal 1980-an yang mendorong masuknya hutang luar negeri pada awal 1980-an hingga akhirnya menimbulkan krisis ekonomi pada pertengahan 1990-an dikarenakan hutang luar negeri tersebut memiliki jatuh tempo pembayaran yang sama.

Bangsa Indonesia sebagai Negara-Bangsa (Nation-State) telah memiliki kekuatan yang utama dalam hal memecahkan problem dasar perekonomian yaitu sandang dan pangan kita. Sebagai Negara Agraris, kita memiliki cukup Pangan untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi mengapa kita harus Meng-Impor Beras, jelas disitu ada praktek politik Pangan yang menjerumuskan produktivitas petani-petani kita. Belum lagi kekayaan kita terhadap SDA yang lain, tebu yang bisa menghasilkan gula serta tanaman pokok yang lain. Tetapi mengapa kita tak bisa memiliki kemandirian perekonomian, hal ini justru menjadi bertolak belakang dengan penggalian yang dalam oleh Bung Karno tentang wajah negeri Nusantara yang kaya ini.

Permasalahan Sumber Daya Manusia memang menjadi sumber permasalahan utama saat kita hendak melakukan pengelolaan Sumber Daya Alam secara mandiri. Hal ini bisa diatasi jika Pemerintahan memiliki visi yang jelas dalam menyusun kebijakan Sistem Pendidikan Nasional serta kebijakan lain yang terkait dengan Pengembangan SDM. Di tengah arus globalisasi saat ini, jika tidak segera dilaksanakan sistem pengembangan SDM yang berkesinambungan maka kita pun sebagai Bangsa akan terlibas oleh kekuatan SDM dari negara yang lain.Kita menyadari dalam perjalanan sejarah Bangsa bahwa budaya pertanian telah membangun semangat Rakyat Indonesia untuk Bekerja Keras dan Rajin, hal ini adalah modal utama dari Pengembangan SDM yang dilakukan menuju kemandirian ekonomi seperti apa yang diharapkan oleh Bung Karno. Seperti pesan Bung Karno,

……kita harus benar-benar berdiri teguh dan berpegang erat-erat pada prinsip “Berdiri diatas kaki Sendiri”, percaya pada kekuatan sendiri. Hal ini tidak bisa lain daripada keharusan untuk menjadikan kekuatan-kekuatan ekonomi kita yang riil-nyata sebagai landasan utama dalam menciptakan iklim-ekonomi yang kita perlukan…………( “Berdiri Diatas Kaki Sendiri” – Pidato Bung Karno dihadapan Sidang Umum MPRS ke-III 11 April 1965)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun