Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seusai yang Memilukan...

18 Oktober 2018   13:46 Diperbarui: 19 Oktober 2018   15:18 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Memang sebuah tragedi yang sangat memilukan. Namun seusai yang sangat memilukan, saatnya bangkit untuk dapat mengasah harapan." ~Prattemm~

28 September 2018 lalu, wilayah Donggala dan sekitarnya di Propinsi Sulawesi Tengah dikejutkan dengan gempa bumi berskala 7,7 SR. Rentetan gempa yang saling susul menyusul hingga beberapa kali, kemudian disusul dengan terjangan tsunami setinggi 6 meter yang melanda kota Palu.

Peristiwa gempa bumi ini ternyata masih menimbulkan teror mengerikan akibat fenomena bernama likuifaksi. Akibat likuifaksi ini akan menyebabkan bangunan dan material di atas tanah amblas hanyut ke dalamnya. 

Terminal BBM (TBBM) Donggala, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bakar Elpiji (SPBBE), Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), merupakan instalasi milik PT. Pertamina (Persero) yang turut terdampak bencana termasuk sejumlah lembaga penyalur BBM dan elpiji. 

Arya Dwi Paramita (Foto:Prattemm)
Arya Dwi Paramita (Foto:Prattemm)
"Tiga Direktur Pertamina berkantor di Palu," ungkap External Communications Manager PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramitha, saat #KompasianaNangkring #PertaminaBersamaSulteng pada 17/10/2018 di Crematology Senopati Jakarta Selatan. 

Arya mengatakan bahwa Pertamina mengaktifkan Crisis Center untuk identifikasi dampak bencana, dalam usaha memulihkan pasokan energi di wilayah tersebut. Tiga anggota direksi Pertamina berkantor di Palu, untuk memastikan operasi pemenuhan kebutuhan energi dapat berjalan baik dengan baik. 

Satu hari pasca bencana, Tim #PertaminaPeduliSulteng dikirim melalui jalur darat dengan 8 Relawan yang membawa bantuan logistik. Sementara bantuan logistik melalui jalur laut, dibawa menggunakan KRI Makassar TNI-AL dengan 7 Relawan.

Para Relawan yang merupakan Insan Pertamina dari unsur Emergency Response Team (ERT) ini, telah dikenal sebagai tim yang dikhususkan memiliki tingkat kesiapsiagaan tinggi dalam operasi penyelamatan (rescue) urusan kondisi kritis/kecelakaan kerja maupun kemanusiaan. Tim ERT #PertaminaPeduliSulteng ini sempat dikirim untuk membantu korban bencana Lombok beberapa waktu lalu.

Tim Relawan #PertaminaPeduliSulteng ini bukan tak sekedar menyalurkan bantuan saja lho, namun turut menemani para pengungsi hari demi hari. #PertaminaBersamaSulteng ini untuk dapat memotivasi semangat hidup para pengungsi terutama anak-anak yang sangat membutuhkan trauma healing. Padahal? 

Padahal, Tim Relawan juga dalam masa berduka dengan masih banyak tak terlacaknya Insan Pertamina yang juga menjadi korban bencana. Dengan rasa ikhlas, Tim Relawan bekerja menembus rintangan menyalurkan bantuan di daerah terdampak yang masih terisolir, sambil berusaha mencari keberadaan kabar rekan Insan Pertamina yang menjadi korban. 



#PertaminaBersamaSulteng selama dua pekan masa tanggap darurat pasca bencana, telah menggelontorkan kebutuhan logistik harian bagi masyarakat terdampak hingga berbagai pelosok di Sulteng. 

Ada 34 awak mobil tangki dengan 16 mobil tangki BBM dan 1 mobil tangki avtur, yang telah diberangkatkan dari Balikpapan dan Jakarta hingga 2 Oktober 2018. Kemudian tercatat total ada 154 Relawan Operator SPBU, 39 Relawan Operator SPPBE, 13 Relawan Kesehatan (3 Dokter Umum, 3 Dokter Spesialis, 5 Perawat, 2 PhysioTherapy), telah diberangkatkan oleh Pertamina. 

Per 12 Oktober 2018, telah disalurkan sejumlah 164 ribu tabung LPG yang berasal dari 4 SPPBE di Sulteng. Sebanyak 113 ribu tabung telah disalurkan melalui operasi pasar di Palu, Donggala dan Sigi pada 3 Oktober 2018. Sementara ada 95% SPBU terdampak gempa, telah dapat dioperasikan kembali. Bahkan telah ada 10 SPBU yang dapat beroperasi selama 24 jam per 9 Oktober 2018.

Antara 3-5 Oktober 2018, telah dikirim sebanyak 11 juta liter BBM dari Balikpapan Kalimantan Timur menggunakan kapal tanker. Tercatat hingga 12 Oktober 2018, telah disalurkan sebanyak 89 juta liter BBM Industri untuk pemulihan Sulteng. 

Foto:Prattemm
Foto:Prattemm
Seusai peristiwa yang memilukan ini, kondisi daerah terdampak bencana seperti Palu, Donggala dan sekitarnya mulai berangsur-angsur dapat beraktivitas kembali. #PertaminaBersamaSulteng ini diharapkan dapat menyingkapkan kegelapan yang sempat merundung kehidupan mereka. Senyuman kehidupan di Palu dan Donggala akan kembali terlihat seperti sediakala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun