Presiden Soekarno mencanangkan proyek raksasa ketika Indonesia dinyatakan terpilih sebagai tuan rumah Asian Games (AG) IV Â 1962. Untuk menyambut pesta olahraga tingkat internasional terbesar setelah Olimpiade ini, bersoleklah Jakarta dengan pembenahan dan pembangunan infrastruktur.
Hotel Indonesia (HI) yang setinggi 15 lantai di Jalan MH Thamrin, dibangun untuk memenuhi kebutuhan penginapan para tamu. Dua minggu sebelum pembukaan Asian Games, hotel seluas 25.082 m2 ini resmi beroperasi pada 5 Agustus 1962.
Untuk menyambut tamu yang datang dari Bandara Internasional Kemayoran, dibangunlah Tugu Selamat Datang di lokasi seberang HI. Monumen patung ini menyiratkan sambutan terbaik bagi tamu dari sang tuan rumah.
Untuk kelancaran transportasi dan arus lalu lintas, maka dibangunlah Jembatan Semanggi sepanjang 1.509 meter dengan lebar 30 meter. Jembatan yang berlokasi di Senayan ini, berfungsi menghubungkan kawasan Sudirman ke MH Thamrin dan kawasan Gatot Subroto dari arah Kuningan ke Slipi.
Sementara untuk fasilitas arena pertandingan olahraganya, dibangunlah kompleks gelanggang olahraga bernama Gelanggang Olahraga Bung Karno.
Ada berbagai arena cabang olahraga termasuk di dalamnya Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Dibangun sejak 8 Februari 1960 dengan dana pinjaman lunak setara 12,5 juta dolar AS dari Uni Soviet, kapasitas stadion dapat menampung hingga 120.000 penonton.
Pada tahun 1956, Bung Karno berkunjung ke Uni Soviet dan menjejakkan kaki di Stadion Luzhniki. Saat itu Bung Karno sempat berorasi dan berkata," Saudara yang jauh di mata tapi dekat di hati".
Kemudian tercetuslah keinginan Bung Karno agar desain arsitektur Stadion Luzhniki dapat diterapkan pada pembangunan stadion utama penyelenggaraan AG 1962. Maka tak heran apabila stadion terbesar di Moskwa dan Jakarta, bagaikan saudara kembar yang jauh di mata dekat di hati.
Dalam urusan peliputan dan publikasi, maka disiapkanlah sebuah stasiun media televisi yang dibangun di daerah Senayan. Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) resmi mengudara pada 24 Agustus 1962, saat melakukan liputan pembukaan Asian Games di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Perangkat siaran perdana TVRI ini, masih tersimpan dengan baik di Museum Penerangan TMII Jakarta Timur.Â
AG 1962 yang diikuti 12 negara tersebut, berakhir pada 4 September 1962. Jepang menjadi juara umum, yang diikuti tuan rumah Indonesia pada peringkat kedua. Raihan total medali Indonesia adalah 11 emas, 12 perak dan 28 perunggu.
Seusai perhelatan AG 1962, Stadion Utama GBK menjadi arena resmi pertandingan internasional olahraga seperti Ganefo (Games of the New Emerging Forces) 1963, SEA Games (1979, 1987, 1997, 2011), Kejuaraan Atletik Asia (1985, 1995, 2000).
Event-event besar non-olahraga pun, seringkali memakai fasilitas Stadion Utama GBK. Konser musik berkelas dunia yang pernah diadakan antara lain Deep Purple (1975), Linkin Park (2011), Metallica (2013), One Direction (2015), Bon Jovi (2015).
Penggunaan oleh kegiatan besar lainnya antara lain Misa Agung umat Katolik yang dipimpin langsung oleh Sri Paus Johanes Paulus II pada Oktober 1989, Perayaan 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2008, Perayaan 85 Tahun Nahdlatul Ulama (NU) pada 2011, Ujian Masuk PTN dan CPNS yang dilaksanakan secara rutin.
Perubahan nama Gelanggang Olahraga Bung Karno terjadi pada 1984, maka nama stadion berubah menjadi Stadion Utama Senayan. Kemegahan Stadion Utama Senayan masih dapat dirasakan oleh siapa saja yang berkunjung, termasuk tamu asing yang baru pertama kalinya melihat dan masuk ke dalamnya.
Stadion yang kembali berubah namanya menjadi Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 2001, masih kokoh berdiri menunjukkan layanan pertandingan olahraga berkelas dunia.
Stadion Utama GBK seringkali dikagumi oleh pesepakbola internasional yang sedang bertandang. Banyak klub elit sepakbola yang pernah merasakannya, antara lain PSV Eindhoven (1971, 1987, 1988), Ajax Amsterdam (1975, 2014), Manchester United (1975), Arsenal (1983, 2013), AC Milan (1994), Borussia Dortmund (2007), Bayern Munich (2008), LA. Galaxy (2011), Inter Milan (2012), Valencia (2011), Liverpool (2013), Chelsea (2013), Juventus (2014), AS Roma (2015).
Hingga pada akhirnya 56 tahun pasca AG 1962, Indonesia akan kembali segera menghelat pesta olahraga internasional tertinggi di Asia pada 2018. Kali ini kota Palembang di Sumatera Selatan, akan berkolaborasi dengan Jakarta dalam penyelenggaraan Asian Games (AG) XVIII 2018.
Sekitar 10.000 atlet dari 45 negara, akan memperebutkan 463 medali emas. Mereka akan beradu tangkas dalam berbagai arena di kedua kota tersebut, mulai 18 Agustus hingga 2 September mendatang.
Tentu saja pusat perhatian masih akan tertuju pada Stadion Utama GBK, yang pastinya direnovasi sesuai standar selayaknya stadion-stadion berkelas dunia di Eropa. Direnovasi sejak Agustus 2016, publik tanah air langsung dapat merasakan kemegahannya ketika diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Januari 2018.
Saat itu puluhan ribu penonton, bertepatan menyaksikan pertandingan persahabatan sepakbola antara Timnas Indonesia melawan Islandia yang berkesudahan 1-4.
Ini terlihat dari otomatisasi pintu masuk dan keluar, sistem tiket yang telah digital. Pengalaman ketika hendak masuk pintu putar, cukup memasukkan ponsel ke perangkat scanner. Barcode tiket undangan sponsor dalam ponsel akan dideteksi scanner, maka secara otomatis kita akan dapat melewati pintu putar.Â
Trek lapangan atletik bertipe Rekortan M99 yang berkualitas kelas satu dan telah mengantongi sertifikat IAAF. Untuk lapangan hijau berstandar internasional dengan tipe Zoysia Matrella. Seandainya lapangan diguyur hujan, kondisinya akan tetap kering. Terpasang sistem drainase lapangan yang anti banjir.
Sementara air hujan tak kan terbuang karena adanya otomatisasi sistem daur ulangnya, yang dilengkapi alat penyiram rumput otomatis. Wah, gak bakalan ada lagi istilah jagoan lapangan becek ala Ribut Waidi dari PSIS Semarang pada zaman kompetisi sepakbola perserikatan.
Sementara total jumlah kursi penonton tipe lipat (flip-up) jenis satu kursi sebanyak 78.000 unit. Kursi jenis ini akan dapat menahan beban hingga 250 kg, serta relatif aman dari aksi vandalisme karena tak mudah untuk dicopot.
Sementara untuk sistem tata suara (sound system) terpasang hingga 80 ribu watt PMPO. Panel sel surya berkapasitas 420 KWP, melengkapi fasilitas ramah lingkungannya.
Nah, kita tak perlu khawatir akan kehausan di dalam stadion. Ternyata tersedia fasilitas gratis air siap minum. Dispenser air siap minum ini, merupakan teknologi karya anak bangsa dari Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK)Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR).Â
Oh ternyata, perangkat penunjang siaran Piala Dunia 2018 Rusia akan diboyong ke Jakarta seusai penyelenggarannya. "Itu perangkat IBC semacam control room. Di sana kegiatan seperti contribution, distribution, alat-alat itu akan merangkum sinyal yang datang dari semua venue. Didatangkan dari Rusia karena yang punya IGBS, host broadcast Piala Dunia 2018," ungkap Linda Wahyudi Direktur Broadcast Inasgoc), dalam keterangan resmi yang dikutip akun Instagram Stadion Gelora Bung Karno.Â
Untukmu Indonesiaku. Stadion Utama GBK telah siap mengharumkan nama Indonesia, dalam menyambut para sahabat dari  seluruh belahan benua Asia. Indonesia Asian Games 2018 Organizing Comittee (INASGOC) telah menegaskan tak diperbolehkan penggunaan Stadion Utama GBK selain yang telah ditetapkan selama berlangsungnya AG 2018.
Ketua INASGOC Erick Thohir mengemukakan dalam rilisnya, bahwa Dewan Olimpiade Asia (OCA) telah menetapkan Stadion Utama GBK pada Asian Games 2018 hanya dipakai untuk pertandingan cabang olahraga atletik serta acara pembukaan dan penutupan. Kementerian PUPR, PSSI dan INASGOC, telah menyetujui ketetapan tersebut.Â
Dua bulan seusai penyelenggaraan AG 2018, Stadion Utama GBK akan kedatangan Guns N' Roses (GNR) pada 8 Nopember 2018. Hentakan musik GNR, akan menggelorakan kembali musik cadas pertama kalinya pasca masa renovasi Stadion Utama GBK.Â
Ketika GNR mengguncang Jakarta pada tahun 2012, sang gitaris memainkan lagu Indonesia Raya yang langsung dinyanyikan dengan khidmat oleh penonton. Kemudian disusul dengan tembang Don't You Cry Tonight. Sambil mengumandangkan Indonesia Raya dan mendendangkan Don't You Cry Tonight, mari kita berharap bahwa Stadion Utama GBK dapat segera ketularan saudara kembarnya. Lho?
Kesuksesan Stadion Utama GBK dalam AG 2018, tentunya akan membuka jalan hingga kelak dapat tertular seperti Luzhniki, yang sukses besar menjadi arena beberapa pertandingan fase grup hingga partai Final Piala Piala Dunia 2018. Kira-kira pada Piala Dunia tahun berapa ya, Stadion Utama Gelora Bung Karno akan dapat menggelarnya dengan spektakuler...
Jangan lupa untuk selalu menjaga Stadion Utama Gelora Bung Karno, aset kebanggaan bangsa yang mendunia. Kepedulian kita yang akan menentukan kembali bergeloranya Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H