Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Merasakan Getaran Semangat Kaizen

28 Juni 2018   14:59 Diperbarui: 28 Juni 2018   15:01 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter Jepang memunguti sampah di tribun penonton (Foto: Instagram @InjuaticiasFutbol)

Sementara seorang ibu muda dengan kedua putrinya terlihat asyik menyantap jajanannya. Mereka sangat kompak menjagokan Kolombia, karena ada si ganteng James Rodriguez. Lalu ada segerombolan anak baru gede (ABG) yang baru duduk di kelas 1 dan 2 SMP, juga sangat menjagokan David Ospina dan James Rodriguez. 

Booth Kuliner Nasi Goreng (Foto:Prattemm)
Booth Kuliner Nasi Goreng (Foto:Prattemm)
Sebenarnya datang ke arena nobar, hanya ingin melihat suasana nobar tanpa berfokus melihat jalannya pertandingan melalui layar raksasa. Ada begitu banyak aneka sajian kuliner yang dapat menjadi teman pengisi perut sambil menyaksikan duel seru. Segala kuliner Indonesia khas pasar malam hampir dipastikan ada, seperti bakso, mie ayam, nasi goreng. Akan terasa kriuk yang menggugah selera, jika ditemanikriukan kacang Garuda. 

Tak ketinggalan arena bermain (playground) bagi anak-anak yang bertemakan bola maupun kendaraan (motor/mobil) mini. Sebuah pasar malam nan unik bertemakan Piala Dunia, dimana seluruh anggota keluarga dapat diajak menikmati kemeriahannya sesuai dengan minat masing-masing. 

Arena bermain (Foto:Prattemm)
Arena bermain (Foto:Prattemm)
Arena bermain (Foto:Prattemm)
Arena bermain (Foto:Prattemm)
Jangan nonton bola tanpa kacang garuda. Oh tiba-tiba Mordovia Arena (Saransk) bergemuruh menyambut gol dari bintang FC Koeln Yuya Osako di menit ke-73. Lompatan tinggi Osako menyambut bola hasil sepakan pojok dari Keisuke Honda, disusul dengan meliuk bagaikan seekor burung Garuda. Lalu kepala Osako menyundul bola untuk mengarahkannya jauh ke sudut kanan gawang Kolombia. Kiper David Ospina hanya terpana melihat bola masuk ke jala tanpa dapat menjangkaunya.

Sundulan gol Yuya Osako (Foto:AFP)
Sundulan gol Yuya Osako (Foto:AFP)
Semangat Kaizen semakin terasa getaran gelombangnya, setelah melihat unggahan video maupun foto di media sosial. Ada sesuatu yang menarik seusai pertandingan di deretan bangku penonton stadion. Dalam rekaman yang telah viral tersebut, ternyata para pendukung tim Jepang tengah berusaha memunguti sampah yang tergeletak di sudut bangku dan lantai tribun penonton.

Suporter Jepang memunguti sampah di tribun penonton (Foto: Instagram @InjuaticiasFutbol)
Suporter Jepang memunguti sampah di tribun penonton (Foto: Instagram @InjuaticiasFutbol)

Hebatnya timnas Jepang saat ini, tak terlepas dari filosofi Kaizen yang diterapkan dalam pengelolaan sepakbolanya. Keberhasilan Jepang menjadi semifinalis Piala Dunia 2002 di kandangnya sendiri, tak terlepas dari semangat perbaikan terus menerus terhadap sistem kompetisi sepakbola nasionalnya J-League sejak era 1990-an. 

Bahkan skuat Samurai Biru dalam Piala Dunia 2018 ini, diperkuat para bintang yang merumput di kompetisi liga-liga Eropa maupun non-Eropa. Ada yang bermain dalam Liga Jerman,Liga Inggris, Liga Prancis, Liga Turki, bahkan dalam Liga Meksiko. 

Jepang dapat dengan segera mengejar kualitas prestasi sepakbolanya dari rivalnya Korea Selatan (Korsel). Negeri ginseng sendiri telah tampil pertama kali dalam Piala Dunia 1986 di Meksiko, serta pionir mengekspor talentanya untuk bermain di kompetisi benua biru. Negeri Matahari Terbit pun saat ini tak hanya dapat mengejar ketertinggalannya, namun dapat dikatakan jauh lebih mentereng prestasi sepakbolanya di kawasan Asia. 

Semangat Kaizen ala Japan Football Association (JFA) ini, telah membuktikannya dengan keberhasilan Timnas Sepakbola Wanita Jepang menjadi kampiun Piala Dunia Wanita FIFA pada tahun 2011. Sepertinya sepakbola pria Jepang akan segera berusaha dapat mewujudkan target yang dicanangkan ole JFA sejak 2005, untuk dapat menjadi kampiun Piala Dunia sebelum tahun 2050. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun