"Next Destination, MRT Jakarta!"
Kok destinasi berikutnya MRT Jakarta, memangnya ada apa sih?
Wow, ternyata dua rangkaian kereta (trainset) untuk MRT telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara pada 5 April 2018 lalu. Dua trainset buatan Nippon Sharyo Jepang ini terdiri dari 12 gerbong kereta, dan telah masuk seluruhnya secara bertahap ke Depo MRT di kawasan Lebak Bulus Jakarta Selatan hingga 8 April 2018 lalu.
Nah pada 12 April 2018 lalu, Depo MRT Lebak Bulus mendapat kunjungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sambil menanti kedatangannya, para jurnalis telah diperkenankan melihat bagian eksterior kereta MRT berwarna biru tersebut.Â
Satu trainset telah kelar digabung menjadi rangkaian utuh. Keretanya beneran baru lho ya, bukan bekas! Moncongnya dominan berwarna biru.Â
Hilir-mudik para pekerja asal Jepang yang terkenal dengan kedisiplinan kerja tinggi, jadi agak sedikit ingin tahu kenyataannya bener gak sih... Segera jari tangan mencolek pagar dan tiang besi yang berada di dekat kereta MRT.Â
Wow, beneran tak ada sisa debu yang melekat di kulit jari tangan. Beneran bersih pada bagian besi tersebut. Salut sama pekerja kebersihan yang mampu menjaganya dari kotoran secara kontinyu.Â
Di antara hilir mudik tim staf MRT Jakarta, ada beberapa wanita yang turut siap menyambut kedatangan rombongan dari Balai Kota DKI. Oh ternyata, mereke itu nantinya akan mengemudikan kendali kereta MRT.Â
Kaisar Baswedan terlihat ikut menemani sang ayah Anies Baswedan yang mengunjungi Depo MRT Lebak Bulus yang berdiri di lahan seluas 10,5 hektar. Rombongan didampingi Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar beserta segenap manajemen MRT Jakarta.
"Bagus Keretanya! Keren keren!" kata Anies Baswedan saat mau masuk tepat di pintu masuk kereta, ketika ditanya seorang jurnalis tentang kereta MRT.
Anies sendiri menyatakan kepuasannya atas kesiapan pembangunan MRT Jakarta yang telah mencapai 92,5%. Perjalanan kereta MRT nantinya dalam setiap gerbong dapat mengangkut 50 penumpang berkursi dan 200-300 penumpang berdiri. Total akan ada hingga  1.800 penumpang yang dapat dibawa dalam satu kali perjalanan MRT.
"MRT akan menjadi media untuk membentuk kebiasaan dan budaya baru," terang Anies, yang percaya bahwa MRT bukan sekedar alat transportasi.
Nantinya 173 ribu penumpang per harinya, akan belajar disiplin budaya antre, menjaga kebersihan, dan dapat tepat waktu (on time). Tak hanya itu, MRT diharapkan akan menjadi media interaksi warga Jakarta tanpa membedakan strata kehidupan. Ini akan membentuk rasa kesatuan antar warga Jakarta.
Tiara yang merupakan alumni Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun ini, akan menjadi salah satu dari 5 masinis wanita yang akan mengendalikan perjalanan MRT. Gadis berusia 21 tahun asal Bekasi ini, keinginan menjadi masinis ini atas kemauannya sendiri dan didukung penuh oleh kedua orang tuanya.Â
Masinis wanita lainnya bernama Nidya Larasyuniati yang masih berusia 22 tahun. Gadis yang akrab dipanggil Laras ini, merupakan alumnus Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Jakarta. Bagi dirinya tantangan menjadi masinis ini, akan menunjukkan jati dirinya bahwa wanita pun dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan kaum laki-laki.
"Mereka telah berpengalaman dalam mengoperasikan kereta Metro di Arab Saudi dalam musim haji," ungkap Agung Wicaksono (Direktur Operasi & Pemeliharaan MRT Jakarta), ketika ditanya mengapa program pelatihan dilakukan di Malaysia.Â
Lalu Agus menerangkan bahwa untuk instruktur bagi para masinis MRT akan berasal dari masinis senior yang telah pensiun dari PT KAI (Persero).Â
Sementara kedatangan 14 kereta MRT lainnya akan dimulai bulan Juli hingga November 2018 ini. Proses pengintegrasian sistem yang ada (power, tracking, signal, construction) akan dinulai pada bulan Agustus. Nantinya akan dimulai trial run pada bulan Desember. Diharapkan bulan Maret 2019, MRT Jakarta fase pertama akan dapat beroperasional penuh.
Untuk pembangunan fase kedua MRT Jakarta akan dimulai pada bulan Desember 2018. Groundbreaking akan dimulai di Stasiun Monas, sementara depo akan berlokasi di Kampung Bandan.Â
Senentara harga tiket masih dalam tahap kajian. Bulan April ini akan diajukan ke pemerintah, dan akan menyerahkan sepenuhnya berapa subsidi yang akan diberikan.Â
"Nantinya tarif komersial (perkiraan Rp. 18.000,-) tanpa subsidi akan diberlakukan," terang William Sabandar. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H