Baru pertama kalinya ku melihat secara langsung Indonesia Raya berkumandang tepat pada penganugerahan medali emas pada event resmi internasional olahraga di Jakarta. Dua kali Indonesia Raya berkumandang pada even ujicoba (Test Event) 18th Asian Games Invitation Tournament di cabang olahraga atletik, yang berlangsung pada 14 Februari 2018 lalu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan Jakarta.
Hari terakhir ujicoba cabang atletik tersebut, dua medali emas dipersembahkan dari nomor Lari Estafet Putra dan Putri 4x100 meter. Tim lari estafet putra menembus waktu  39,07 detik, yang beranggotakan Eko Rimbawan, Fadlin, Bobi Yaspi dan Lalu Muhanmad Zohri. Adapun tim lari estafet putri menembus waktu 46,42 detik, yang beranggotakan Lusiana Satriani, Jeany Amelia Agreta, Yuliana, Tyas Murtiningsih.
Sementara itu beberapa pertandingan final atletik lainnya pada hari terakhir antara lain lompat jauh, lompat tinggi, lempar lembing, lari halang rintang. Oh ternyata, masih ada tambahan dua medali perak dan satu medali perunggu yang diraih tim Indonesia. Atjong Tio Purwanto berhasil menyabet medali perak setelah mampu berada di peringkat kedua lari halang rintang putra. Sementara medali perunggu disabet oleh rekan setim Elizar Gamashi yang mampu finish di urutan ketiga.
Dalam lompar tinggi putri, Nadia Anggraini berhasil mempersembahkan medali perunggu. Dengan lompatan setinggi 1,70 meter, Nadia harus puas di urutan ketiga.
Ujicoba cabang atletik sendiri telah dimulai sejak 11 Februari, dan berlangsung di SUGBK pula. Total perolehan medali tim Indonesia dalam cabang atletik adalah 4 medali emas, 7 medali perak dan 6 medali perunggu.
Beberapa cabang olahraga lainnya yang turut pula dipertandingkan antara lain bola basket (8-11 Februari di Hall Basket Senayan), taekwondo (10-11 Februari di JIExpo Kemayoran), angkat besi (11-12 Februari di JIExpo Kemayoran), panahan (10-15 Februari di Lapangan Panahan Senayan), pencak silat (10-15 Februari di Padepokan Pencak Silat TMII), tinju (11-15 Februari di JIExpo Kemayoran), voli (11-15 Februari di Stadion Tenis Indoor Senayan).
Ketika hendak masuk kawasan kompleks GBK, kaget juga melalui fx-Senayan hingga Fairmont tak ada akses masuk. Akhirnya akses masuk melalui Jalan Asia Afrika. Dan ternyata lagi, hanya yang telah memiliki tiket yang dapat memasuki kawasan GBK. Kemudian petugas gerbang mengijinkan masuk setelah melihat foto tiket fisik ber-barcode yang dikirim lewat whatsapp oleh sponsor.
Beberapa booth sponsor tampak dengan segala aktivitasnya. Untunglah datang pas sejam pertandingan dimulai, jadi tak perlu menunggu terlalu lama. Keliling dahulu melihat kondisi dalam dan luar SUGBK. Proses renovasi kompleks olahraga Gelora Bung Karno (GBK) masih terus berlangsung lho ya, meskipun beberapa venue telah beberapa kali menjadi tempat event pertandingan.
Jadi jangan terlalu kebangetan nyinyirnya. Berpikir positiplah. [jadi teringat dengan Terminal 3 CGK] Mungkin dapat dikecualikan apabila ada beberapa bagian fasilitas yang dapat membahayakan keselamatan penonton dan para atlet. Apabila ada bagian yang kualitas spek tak merepresentasikan stadion berkelas internasional dan tak membahayakan, mohon dimaklumi saja dulu deh. Sepertinya ada kemungkinan spek terbaik baru akan dipasang menjelang pembukaan AG 2018. Sayangkan fasilitas bagus sudah rusak (dijahili tangan-tangan nakal) sebelum waktunya.
Oh ya, saat tadi berkeliling, sempat melihat petugas dari pihak kontraktor sedang melakukan test pintu masuk stadion yang telah otomatis. Salah satu petugas sempat 'interogasi' mengenai pengambilan foto. Sementara petugas lainnya yang lebih bijak malah sempat bercanda-canda dan mengira diriku seorang ahli mesin lift dari sebuah korporasi terkemuka.Â
Nah, saat mau masuk stadion, foto tiket yang ada di ponsel diletakkan pada mesin scanner. Nanti pintu masuk akan otomatis terbuka. Karena takut kehilangan moment penting pertandingan dan penasaran dengan tribun penonton, maka buru-buru masuk untuk duduk di kursi penonton yang berada bersama area kursi bagi media.Â