Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tak Sekadar "Life is On"

7 Desember 2017   14:45 Diperbarui: 7 Desember 2017   14:50 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Schneider Electric Indonesia

Tak menyangka ada berita banjir yang melanda kota Surabaya pada 24 Nopember 2017, menghampiri Hi-Tech Mall yang berlokasi di Jalan Kusumabangsa. Padahal selama tinggal di kota pahlawan dalam kurun waktu tahun 2004 hingga 2016, pusat perbelanjaan IT dan elektronik terkemuka ini tak pernah mengalami kebanjiran. Seingatku sih justru Jalan Dharmawangsa yang sering banjir besar pada masa awal terdampar di kota yang terkenal dengan hawa panasnya ini, tepat pada lokasi depan RSUD Dr. Soetomo dan Universitas Airlangga. Untunglah berkat kesigapan tim pengelola Hi-Tech Mall, listrik sempat dipadamkan untuk mengantisipasi jatuh korban akibat korsleting listrik.

Namun pada saat waktu yang bersamaan di sudut lain kota Surabaya, telah jatuh korban tersengat listrik di kawasan Wonocolo Jemursari. Ada mahasiswi yang tewas tersetrum listrik saat mencoba melepaskan kabel laptop yang masih tercolok aliran listrik, saat tempat kost-nya dilanda banjir.
Sementara ada peristiwa kebakaran di sebuah perkampungan kawasan Roxy Jakarta Barat tahun 2016, yang sempat terlihat dari jalan layang (flyover) Roxy Mas. Entah disebabkan apa kebakaran tersebut, peristiwa itu sangat berkesan di hati. Saat melintasi flyover di dalam bus Transjakarta sambil melihat kebakaran besar pada beberapa rumah, pas menatap sebuah billboard yang sangar besar mendisplay sebuah produk flagship ponsel pintar seri 7.

Selang beberapa bulan kemudian, terjadilah peristiwa meledaknya flagship varian terbaru yang juga berseri 7 dari merek yang sama di berbagai negara. Akhirnya menjadi sejarah kelam dengan penarikan seluruh produk flagship yang baru diluncurkan, padahal telah ditunggu oleh segenap pecinta gadget di seluruh dunia.

Frankco Nasarino [Foto:Prattemm]
Frankco Nasarino [Foto:Prattemm]
"73% dari keseluruhan kasus kebakaran di Jakarta sepanjang tahun 2016, disebabkan oleh akibat arus listrik," ungkap Frankco Nasarino Nainggolan (Product Marketing Schneider Indonesia)  dalam Kompasiana Nangkring Schneider Electric pada 25 Nopember 2017 di Crematology Senopati Jakarta Selatan.

Dari 1139 kasus kebakaran tahun 2016, tercatat ada 836 kasus akibat arus listrik. Ini lebih tinggi dari kasus yang terjadi di Vietnam yang mencapai 50%. Sementara kasus kebakaran di Jepang, mayoritas diakibatkan kompor yang tak dimatikan saat dilanda gempa bumi.

Ada kewajiban dari negara (baca: pemerintah) yang harus menyediakan energi listrik bagi warganegara sesuai tuntutan UU No.30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Namun harus ada pula partisipasi konsumen listrik untuk turut serta memberikan pengamanan instalasi listrik rumah di lingkungan masing-masing.


Schneider Electric yang berasal dari Prancis, telah hadir di Indonesia sejak tahun 1973 dalam memberikan solusi di bidang manajemen energi dan otomasi. Korporasi ini memiliki komitmen 'Life is On', dalam pengolahan energi yang bersih dan bijaksana. Dari berbagai layanan produk yang disediakan, ternyata Schneider tanpa disadari telah berada di jutaan hunian di berbagai penjuru tanah air.

Beberapa perangkat wajib pengamanlistrik rumahyang telah dikenal antara lain Miniatur Circuit Breaker (MCB), Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB), Surge Arrester dan RCBO Slim.MCB yang berada di kotak kWh meter listrik PLN, berfungsi melindungi instalasi listrik ketika ada daya pemakaian listrik berlebihan maupun saat terjadinya arus pendek listrik (korsleting). Ketika ingin menyalakan kembalilistrik rumahjaringan PLN yang "anjlok", pastilah MCB yang pertama kali dicari. Kebakaran dapat timbul dari percikan api saat korsleting, yang berawal dari kegagalan fungsi MCB.


Jika MCB berfungsi sebagai pengaman arus berlebih, maka masih dibutuhkan alat tambahan bernama ELCB, yang dikenal juga dengan istilah Residual Current Circuit Breaker (RCCB). Dibutuhkan sesuai Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL), pencegahan mengalirnya arus gangguan yang dapat menyengat manusia ketika terpercik air, bersentuhan dengan stop kontak maupun kabel terkelupas. Maka alat bernama ELCB inilah yang sangat dibutuhkan, yang juga melindungi aset dari kebakaran.

Kadangkala lighting rodl penangkal petir tak dapat memproteksi peralatan elektronik (telepon/ PABX, televisi, komputer) dari sambaran petir tak langsung. Maka dibutuhkanlah peralatan bernama Surge Arrester. Jika MCB berfungsi sebagai pengaman arus berlebih, maka masih dibutuhkan alat tambahan bernama ELCB, yang dikenal juga dengan istilah Residual Current Circuit Breaker (RCCB). Dibutuhkan sesuai Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL), pencegahan mengalirnya arus gangguan yang dapat menyengat manusia maupun ternak melalui alat bernama ELCB.

Masa penggunaan terbaik MCB dari Schneider Electric bukan tergantung pada satuan tahun, namun dalam satuan berapa kali turun / jegleg hingga 10 ribu kali dalam keadaan listrik menyala. Sementara ketika listrik mati dan di cetat cetet tangan secara manual, maka dapat bertahan 20 ribu kali.

Pemalsuan produk MCB / ELCB dari Schneider Electric biasanya menghilangkan fitur deteksi korsleting, meskipun listrik masih dapat tersambung namun dipastikan tak dapat memberikan perlindungan prima. Penghilangan fitur pada peralatan tersebut karena merupakan kandungan yang memiliki nilai mahal.


Sementara itu RCBO memiliki fungsi sebagai proteksi terhadap arus kejut/ arus bocor dan korsleting. Produk RCBO merupakan kombinasi antara MCB dan ELCB, dimana MCB dan RCBO memiliki lebar yang sama sekitar 18 mm. Dilihat dari segi pemasangan lebih sederhana dan juga hemat tempat.

Ada beberapa tingkatan bahaya arus bocor terhadap manusia, yaitu getaran kejut kesemutan 0.5 mA, gangguan sistem pernafasan 10 mA, kontraksi pada jantung 30 mA hingga 50 mA, denyut jantung terganggu 80 mA , hingga jantung berhenti pada 1 A. Maka gunakanlah ELCB/RCBO 30 mA untuk melindungi manusia dari sengatan listrik akibat arus bocor. ELCB 300 mA dapat digunakan untuk perlindungan tempat tinggal dari bahaya kebakaran.

Schneider Electric menjadi pelopor produk RCBO pertama dan satu-satunya bagi kategori residensial, termasuk di dalamnya untuk apartemen kecil. Sementara bagi kalangan industri, ada produk RCBO yang memang telah dikhususkan dengan ciri khas berwarna putih.

Berbagai macam rangkaian aksesoris stop kontak dan sakelar dari Schneider Electric juga dapat memenuhi kebutuhan elektrik residensial, seperti Ulti & EZinstall, Neo, Zencelo, Pieno, Vivace, E30 Classic (dahulu dikenal sebagai Clipsal), Leona, Kavacha, soket USB, Dimmer & Fan Speed Control, occupancy sensor, timer switch.

Seluruh produk elektrik dari Schneider Electric telah mengantongi label SNI, meskipun ada produk yang oleh pihak pemerintah dikategorikan tak memerlukan label SNI. Ini merupakan komitmen nyata Schneider Electric dalam memenuhi kebutuhan listrik yang aman.

Keberhasilan berkesinambungan Schneider Electric dalam empat terakhir ini, berkat sentuhan dari sudut pandang unik sang pimpinan umum (CEO) Schneider Electric yang bernama Jean-Pascal Tricoire. Dalam bisnis bukanlah selalu berbicara uang, efisien dan efektivitas. Namun dalam bisnis ada pula yang namanya kepedulian sejati.

Karir lapangan sepanjang 27 tahun di Schneider Electric, telah membuat Tricoire sangat mencintai dan memahami berbagai kebutuhan listrik dari rakyat di negara-negara berkembang. Produk teknik kelistrikan Schneider diupayakan dapat berkontribusi dalam memenuhi permasalahan kekurangan energi listrik serta pemadaman listrik di negara berkembang.

Selain berfokus pada efisiensi pemakaian energi listrik, keamanan serta stabilitas aliran listrik, Schneider turut berperan dalam meningkatkan produktivitas pelanggan. Hal ini diaplikasikan dalam bentuk pemberian jasa otomatisasi pabrik-pabrik dalam penghematan listrik.

Tricoire memilih untuk bermarkas di Hongkong agar lebih dekat pelanggan, dimana ia melihat betapa Asia merupakan masa depan bisnis yang dahsyat. Sementara para eksekutif Schneider Electric pilihan Tricoire saat ini, merupakan insan yang dipastikan memiliki jiwa kolaborasi penuh kasih. Tricoire tetap rutin terhubung dengan para pemimpin unit dalam jaringan internet, termasuk yang berada di kantor pusat Rueil-Malmaison Prancis.

Sudah seharusnya Schneider Electric sebagai perusahaan global sangat memahami keadaan global. Maka Tricoire pun merombak dominasi eksekutif asal Prancis dalam manajemen, dengan menempatkan orang-orang dari seluruh dunia. Kini Schneider Electric melesat ke peringkat ke-9 perusahaan berkesinambungan menurut Forbes 2017.

Tak sekadar "Life is On". Begitulah sinergi yang digerakkan oleh Schneider Electric ala Jean-Pascal Tricoire ini, tanpa melupakan akar dalam mewujudkan kepedulian sejati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun