Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Inovasi Kombinasi Energi Menerangi Negeri

17 September 2017   20:51 Diperbarui: 17 September 2017   21:50 2478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan pola hidup yang lebih ramah lingkungan, sangat diperlukan dalam menghadapi perubahan iklim. Salah satunya adalah mengurangi penggunaan energi fosil, yang merupakan salah satu sumber emisi karbon.

Namun kenyataannya Indonesia masih memiliki ketergantungan tinggi pada energi fosil, dimana kini telah menjadi negara pengimpor minyak mentah. Padahal diketahui negeri ini memiliki sumber daya alam energi fosil dan energi terbarukan yang melimpah. Sementara masih banyak penduduk yang belum dapat mengakses fasilitas listrik sejak Indonesia merdeka. Maka diperlukan percepatan inovasi energi bersih terbarukan.

Ada begitu banyak sumber energi yang dikenal sebagai bahan bakar dalam sejarah kehidupan manusia, seperti kayu (sumber energi panas dengan cara pembakaran), tenaga hewan (tenaga transportasi & penggerak pabrik), tenaga air, tenaga bayu / angin, tenaga surya, hingga panas bumi di abad modern saat ini.

Potensi energi panas bumi yang sangat besar sebagai energi terbarukan, namun terkendala pada masalah kompleks seperti investasi & harga jual yang tinggi serta banyak berada dalam kawasan hutan & pegunungan. Sementara ketersediaan sinar matahari hanya tersedia pada siang hari & membutuhkan lahan yang luas, kekuatan & kecepatan angin bervariasi tergantung pada waktu serta lokasi, air mikro yang akan sulit didapat ketika musim kemarau.

Penerapan energi bersih terbarukan khususnya untuk energi pembangkit listrik, memiliki kendala karena ada kekurangannya dalam aplikasi. Selain harga per kWH masih mahal, juga tidak akan dapat memenuhi kebutuhan daya listrik masyarakat. Maka sangat penting diperlukan teknologi kombinasi dua atau lebih pembangkit listrik energi terbarukan.

Ir. Sarwono [Foto: Prattemm]
Ir. Sarwono [Foto: Prattemm]
 

"Kami memiliki teknologi bertaraf internasional yang siap hadir untuk membantu negara," ungkap Sarwono, ketika membuka presentasi "Taman Sudut Berpembangkit Listrik Energi Terbarukan Multiguna" dalam Diskusi Pojok Iklim KLHK pada 13/09/2017 lalu.

Sarwono & Rekan, yang berdomisili di Pemalang Jawa Tengah, telah berhasil memberikan solusi penerapan energi terbarukan dengan kombinasi energi sebagai pembangkit listrik. Inovasi ini menggabungkan Tenaga Air, Tenaga Angin dan Tenaga Surya. Sistem pembangkit listrik ini akan memberikan jaminan ketersediaan daya listrik sepanjang waktu.

Sarwono ketika berkeliling Indonesia, melihat mayoritas pemasangan teknologi tenaga surya melebar di satu sisi. Namun ia memiliki teknologi yang bernama "Taman Sudut Berpembangkit Listrik Energi Terbarukan".

Teknologi ini akan melingkar di empat sisi dan bertingkat empat, yang akan menghasilkan daya lebih besar. Di setiap sisi terpasang lempeng / panel listrik tenaga surya, dilengkapi pot tanaman yang terpasang secara vertikal dari bagian bawah hingga atas konstruksi menara. Ada sistem pemipaan sebagai teknologi penyiraman seluruh pot tanaman dalam satuan waktu, dengan pompa listrik yang digerakkan dari pembangkit sendiri serta sumber air dari kolam air mikro. Selain untuk penyiraman pot tanaman, kolam air dapat berfungsi sebagai resapan air hujan dan penampungan cadangan air.



Di atas menara segiempat dengan ketinggian 9 meter akan terpasang turbin angin berkecepatan 30 km / jam dimana secara keseluruhan luas per 2 meter persegi akan dapat menghasilkan energi 6.000 Watt dalam keadaan kondisi menerima tenaga surya saja. Jika diaplikasikan di wilayah Nusa Tenggara Timur yang sangat baik kondisi anginnya, maka otomatis akan ada tambahan energi 4.000 watt dari tenaga angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun