Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Konservasi Yes, Bisnis Yes! Tapi...

28 Juni 2017   00:51 Diperbarui: 28 Juni 2017   09:01 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rinekso Soekmadi [Foto:Emm Pratt]

Ketika mengunjungi perkebunan teh, justru didapat fakta bahwa eco-wisata menghasilkan pendapatan lebih besar dari kegiatan produksi teh. 

Namun pemerintah belum dapat cerdas dalam merespons adanya kecenderungan meningkatnya pasar eco-wisata. Ini dapat terlihat pada masih tingginya angka kemiskinan masyarakat lokal sekitar wilayah Perhutani.

Sebagai penikmat lingkungan dan mitra BNN, Miing bersama komunitas turut melakukan sosialisasi pentingnya kesadaran lingkungan hidup serta bahayanya narkoba yang kini peredarannya telah masuk ke desa-desa.

Ketika tiba di desa tujuan, maka yang diturunkan pertamakali bukan peralatan camping namun justru bak-bak sampah. Selain itu rombongan pun berusaha membeli produk makanan hingga kerajinan tangan masyarakat setempat. Ini sebagai bentuk usaha penyerapan potensi ekonomi lokal.

Kerusakan alam di laut, menjadikan nelayan saat ini sulit mendapatkan penghasilan memadai. Maka ada kemungkinan mereka dapat tergoda menurunkan barang laknat tersebut dari kapal besar untuk di-drop ke pulau-pulau kecil. Miing melihat eco-wisata dapat menjadi penetrasi atas berkembangnya jaringan peredaran narkoba.

Sementara ketika mengunjungi pantai, adakalanya harus memutar karena tertutup bangunan mal dan hotel. Wilayah pantai yang seharusnya sebagai area publik, kini atas nama PAD & otonomi telah memangkas hak masyarakat untuk menikmatinya secara bebas.

Akhirnya menjelang akhir acara, Imam Prasodjo mengungkapkan kerisauan dari konsep wisata konservasi alam dan kesejahteraan rakyat. Kita didorong euforia untuk memacu pendapatan dari kegiatan konservasi alam. Betul turisme penting dan untuk mendapatkan devisa, namun rakyat biasa juga memerlukan kebahagiaan untuk dapat menikmati alam tanpa mengeluarkan banyak biaya (gratis jika dimungkinkan).

#PesonaIndonesia
#PariwisataAlam
#EcoWisata
#KementerianPariwisata
#Kemenpar
#KonservasiSumberDayaAlamEkosistem
#KSDAE
#KementerianLingkunganHidupKehutanan
#KementerianLHK
#GreenRamadhanKLHK
#KLHK
#AyoKeTamanNasional
#TamanNasionalBaliBarat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun