Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Merawat Air, Kehidupan Akan Mengalir Lebih Baik

10 November 2016   22:44 Diperbarui: 10 November 2016   23:01 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Inspeksi Pesanggrahan Ulujami-Bintaro Jaksel dokpri@prattemm

Jalan Inspeksi di sisi Ulujami akhirnya terhenti di dekat jalan masuk kompleks Mini Country / Perdatam. Penyempitan aliran kali ini masih dimanfaatkan oleh ojek perahu/sampan penyeberangan kali untuk menolong warga yang hendak menyeberang ke pemukiman di sisi Tanah Kusir. Masih diperlukan sosialisasi lebih intensif agar partisipasi warga menjaga lingkungan lebih efektif. 

Dalam Harian Kompas edisi 31 Augustus 2016 lalu telah memuat kisah partisipasi warga bantaran Kali Pesanggrahan bernama Chairudin "Bang Idin" (jawara Hutan Kota Sanggabuana Pesanggrahan) , yang telah menjadi pelopor menjaga kebersihan dan mengelola lingkungan sungai. Berkat kegigihannya, tak ada lagi bangunan berdiri di bantaran Kali Pesanggrahan, tanaman yang ditanami di bantaran mulai menghijau menjadi Hutan Kota Sanggabuana seluas 130--an hektar di kawasan Karang Tengah LebakBulus. 

Bang Idin yang menolak betonisasi sebagai solusi normalisasi, menggunakan konsep tanggul alami berupa penanaman bambu-bambu. Tak semua wilayah memang belum tentu cocok dilakukan pembetonan dengan karakteristik wilayah tersebut. Konsep yang dipegang Bang Idin sejalan dengan konsep program restorasi gambut yang tengah digalakkan oleh Badan Restorasi Gambut dan Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK), berupa pengembalian fungsi rawa / empang / danau di sekitar bantaran kali maupun penanaman kembali tanaman aseli yang dapat menyimpan air. 

interaktif.print.kompas.com
interaktif.print.kompas.com
Diperlukan keberanian Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat untuk menjadikan Hutan Kota berair atau Hutan Kota daratan sepanjang bantaran Kali Pesanggrahan. Untuk daratan Hutan Kota dapat ditanami tanaman penyimpan air maupun penyerap polusi udara seperti trembesi. Tentu tak mudah meyakinkan warga bahwa bangunan yang berdiri di atas bekas lahan berair (rawa, danau, empang),  dapat kokoh tak tergenang air. 

Padahal secara alami air itu suatu kelak diistilahkan akan "pulang kampung" untuk kembali mencari wilayah "asalnya".  Diperlukan juga komunikasi dua arah tak hanya warga dan para pemangku kepentingan (stakeholders), namun juga antar warga hulu dan warga hilir agar didapat saling rasa pengertian dalam menjaga lingkungan masing-masing. Contohnya adalah adanya kesadaran warga hulu untuk menjaga kebersihan sungai, maka warga hilir akan dapat terselamatkan dari bencana banjir maupun penyakit. Dengan terawatnya air maka secara otomatis kehidupan akan terus dapat mengalir dengan lebih baik.

Referensi Susur Pesanggrahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun