Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kearifan Lokal T3 Baru Bandara Soekarno-Hatta Siap dengan Daya Saing Global

31 Juli 2016   23:47 Diperbarui: 1 Agustus 2016   00:16 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boarding Lounge Pintu 12 dengan sofa berwarna biru (Foto:dokpri@prattemm)

#T3CGK Terminal 3 (T3) Baru Bandara Soekarno-Hatta telah sempat menjadi trending topic di dunia maya beberapa waktu lalu. Hingga saat ini pun terus muncul harapan akan terwujudnya bandara yang dapat berdiri sejajar dengan bandara berkelas dunia lainnya. Saran yang membangun hingga celaan/nyinyiran terus dikumandangkan sesuai agenda kepentingannya masing-masing.  Namun sangat disayangkan penyampaian aspirasi melalui socmed ini banyak menggunakan akun dengan identitas tidak jelas (akun palsu). Berani menuntut harus berani dimulai dengan identitas yang bukan palsu juga dong.

Memang sangat wajar apabila ekspetasi masyarakat sangat tinggi, akan segera tersedianya bandara internasional yang dapat berdiri sejajar dengan bandara berkelas dunia lainnya. Tak hanya kecanggihan yang memberikan rasa keamanan yang tinggi, namun juga mengandung nilai filosofi keanekaragaman lokal yang membanggakan.

Setelah mengalami penundaan pengoperasian, direncanakan pertengahan Agustus 2016 ini akan T3 Baru akan dioperasikan secara parsial. Pengoperasian T3 Baru secara penuh pada pertengahan tahun 2017, bersamaan dengan telah beroperasinya Kereta Api Bandara dari Stasiun Manggarai dan Stasiun Dukuh Atas Sudirman.

Tentu saja kurang elok jika membandingkan foto-foto T3 Baru yang belum beroperasi secara parsial, dengan foto-foto bandara international lainnya maupun pusat perbelanjaan (mall/plaza) yang telah beroperasi secara penuh. Beberapa hal yang dipermasalakan seperti tempat sabun di toilet, tiang-tiang di flyover yang belum dipoles, hingga mushola dan arena playground yang kurang representatif, itu semua hanyalah sementara saja.

Tunggulah beroperasi secara parsial terlebih dahulu, baru diberi kritik dan saran akan segala kekurangannya. Jika pada saat pengoperasian secara penuh pada pertengahan tahun depan tidak sesuai yang dijanjikan sebagai bandara berkelas dunia, barulah dipersilahkan jajaran direksi dan komisaris Angkasa Pura 2 (baik baru maupun lama) dituntut pertanggungjawabannya oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Gitu aja kok repot.

Pada kunjungan pertama ke Terminal 3 (T3) Baru Bandara Soekarno-Hatta pada 2 Juli 2016 lalu atas undangan resmi Buka Puasa Bersama Angkasa Pura 2 (AP2) , hanya berkesempatan mengeksplorasi area keberangkatan saja karena keterbatasan waktu. Nah pada kunjungan yang  kedua kali pada 17 Juli 2016 lalu saat Halal Bihalal AP2, hadir undangan media para blogger CJ6 terverifikasi dan media arus utama seperti Kompas, Koran Sindo, dll. Turut hadir anggota Komisi V DPR-RI Noorhayati dan beberapa undangan VIP, yang akan melakukan diskusi interaktif bersama dengan Budi Karya Sumadi (Direktur Utama Angkasa Pura 2) dan Rhenald Kasali (Komisaris Utama Angkasa Pura 2). Di kesempatan kedua ini akhirnya dapat melihat area kedatangan yang berada di lantai dasar.

Rhenald Kasali mengatakan Bandara Kualanamu Deliserdang yang juga dikelola AP2 dan awal pembangunannya menimbulkan silang pendapat besar, namun saat ini telah memberikan rasa kebanggaan sebagai lompatan awal pembenahan bandara lainnya di Indonesia. Penggunaan desain internasional menjadi solusi ditengah antara usulan penggunaan desain bercorak Melayu atau Batak.

Tentu kita tidak anti desain internasional khususnya dalam hal teknologi ramah lingkungan (green buildings) dan sistem keamanan canggih. Namun T3 Baru sangat memerlukan sentuhan estetika budaya lokal Indonesia. Kehadiran karya seni rupa di bandara akan menjadi penanda identitas kuat bangsa, sehingga akan dapat menarik minat pelancong untuk mengetahu lebih banyak tempat dan budaya masyarakat lokal.

Corak tradisional yang berbeda di setiap Check-in Counter (Foto:dokpri@prattemm)
Corak tradisional yang berbeda di setiap Check-in Counter (Foto:dokpri@prattemm)
Kita tak dapat menolak kehadiran tenant asing seperti Starbucks, sebagai penghormatan tanda persahabatan internasional . Kedai kopi lokal telah diakomodir di T3 Baru, tentu saja akan sesuai standard tinggi internasional. Rasa kopi khas Indonesia diyakini akan tetap menjadi primadona pecinta kopi, dibandingkan rasa gengsi menyeruput kopi gerai asing. Standar tinggi ini untuk layanan pada wisatawan asing, dimana ada kecenderungan sangat memperhatikan sanitasi hingga sampai ke bagian dalam dapur. 

Tak lama lagi sekitar dua bulan mendatang akan dimulai pembangunan jalur kereta tak berawak (people mover), yang akan menghubungkan Terminal 1, 2 dan 3 sehingga penumpang tak perlu memakai shuttle bus. Nah pembangunan ini tentu saja akan mengurangi kenyamanan aktivitas penumpang dan adanya pembongkaran kembali beberapa bagian area. 

Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa awal pengoperasian T3 Baru ini akan didedikasikan untuk rute domestik maskapai Garuda Indonesia. Kedepannya akan dipakai oleh Garuda Indonesia dan seluruh rute internasional. Ini merupakan pengembangan T3 existing yang saat ini digunakan oleh Air Asia dan Lion Air, dengan kapasitas mencapai 150 kali penerbangan per hari . Dengan bentangan sepanjang 2,4 km , T3 Baru memiliki luas 422.804 m2 dengan layanan fasiltas 48 garbarata untuk jalur penumpang menuju pesawat.

Kelak akan dapat melayani hingga 25 juta penumpang per tahun ketika sudah beroperasi secara penuh pada pertengahan tahun 2017. Nantinya sistem pencahayaan akan lebih banyak bersumber pada sinar matahari, dengan interior modern dengan sentuhan tradisional.  Sistem perpakiran akan menggunakan metoda first in first out (FIFO), juga taksi bandara akan dibenahi hanya ada dilayani sekitar empat operator dengan usia kendaraan maksimal dua tahun. Namun tak tertutup kelak taksi on-line akan dapat beroperasi di bandara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun