Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saatnya Modernisasi Tiga Stasiun Lintas Barat Tanah Abang - Merak

10 Mei 2016   00:03 Diperbarui: 13 Mei 2016   00:42 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penampakan Gedung Stasiun Maja Kab.Lebak Banten yang lebih modern (Sumber Foto: dokpri@prattemm)

Sejak terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019, duet Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah mencanangkan Nawa Cita yang merupakan program untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 

Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) selaku regulator perkeretaapian sejak tahun 2006, terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan, kapasitas, keselamatan dan keamanan transportasi perkeretaapian.

Setelah Stasiun Palmerah telah dioperasikan tahun lalu, kini Stasiun Maja di Kabupaten Lebak Banten, Stasiun ParungPanjang di Kabupaten Bogor Jabar, Stasiun Kebayoran Kotamadya Jakarta Selatan mendapatkan giliran untuk dibenahi dengan tampilan wajah baru yang lebih modern. Penyelesaian pembangunan ketiga stasiun baru pada lintas Tanah Abang - Maja tersebut, terus digiatkan menjelang peresmian pengoperasiannya pada 11 Mei 2016 mendatang.

Pada 7 Mei 2016 lalu 26 anggota komunitas TauDariBkogger (TDB) berkesempatan menyaksikan kesiapan ketiga stasiun tersebut bersama Tim Humas DJKA Kementerian Perhubungan yang dipimpin langsung oleh Joice Hutajulu (Kasubbag Humas & Kerjasama Luar Negeri Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI), juga ikut tim dari Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten.

Sesaat sebelum keberangkatan menggunakan kereta regular KRL Tanah Abang - Maja pukul 09.11 dari Stasiun Palmerah, Joice Hutajulu menjelaskan sedikit progres pembangunan ketiga stasiun baru tersebut serta problematika perkeretaapian yang ada selama ini. Pembangunan ketiga stasiun tersebut yaitu Maja, ParungPanjang, Kebayoran telah dimulai sejak pertengahan tahun 2014 lalu. Pembiayaan berasal dari APBN dengan Kontrak Tahun Jamak (multi years) yang menghabiskan sekitar Rp.113,77 milyar. 

Desain stasiun tak jauh berbeda dengan Stasiun Palmerah saat ini. Pembangunan stasiun dengan sarana dan prasarana pendukungnya, tetap tak boleh mengganggu operasional perjalanan transportasi kereta api. Hambatan pembangunan sering terkendala perluasan tanah maupun adanya bangunan cagar budaya (heritage). Sementara untuk percepatan kualitas SDM Perkeretaapian, telah terakreditasinya Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun pada tahun ini.  

Pembangunan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) sebagai regulator Perkeretaapian. Kadang masih banyak masyarakat yang belum bisa membedakannnya dengan PT KAi (Persero). PT KAI memiliki fungsi sebagai operator Perkeretaapiaan menurut undang- undang Perkeretaapian, sedangkan DJKA Kementerian Perhubungan berfungsi sebagai regulator perkeretaapian. Jika pembangunan stasiun rampung oleh DJKA, maka akan diserahkan pengelolaan serta pengoperasiannya ke PT KAI.

Keberangkatan KRL maupun KA penumpang reguler yang tidak sesuai jadwal kadang harus disikapi dengan melihat berbagai kompleksitas yang ada, dimana adanya satu jaringan sistem sinyal perkeretaapian di Jabodetabek yang saat ini telah sangat padat beban kerjanya. Adanya gangguan sinyal perkabelan yang dapat menimbulkan efek gangguan perjalanan, bisa juga adanya kereta api yang belum sampai di stasiun sehingga kereta api dibelakangnya harus terhambat perjalanannya. Saat ini tingkat gangguan persinyalan maupun tingkat angka kecelakaan perjalanan kereta api relatif kecil.

img-20160509-204500-5730a4504323bd630b8a678d.jpg
img-20160509-204500-5730a4504323bd630b8a678d.jpg
Penampakan lantai atas Stasiun Palmerah Jakarta Pusat di pagi hari (Sumber foto:dokpri@prattemm)

img-20160509-190253-57309851cf7e61df091460a4.jpg
img-20160509-190253-57309851cf7e61df091460a4.jpg
Penampakan rombongan Humas Ditjen Perkeretaapian (DJKA) dan komunitas TDB di Stasiun Palmerah Jakarta Pusat (Sumber Foto: dokpri@prattemm)

Akhirnya rombongan berangkat menuju Stasiun Maja hanya terlambat beberapa menit saja dari jadwal. KRL Tanah Abang - Maja terlihat padat pada libur akhir pekan, rombongan terlihat berdiri bersama, namun tak mengurangi antusiasme untuk sekedar menjadi saksi mata modernisasi ketiga stasiun di lintas Tanah Abang - Maja - Rangkasbitung - Merak ini. Estimasi perjalanan sekitar satu jam lebih sedikit. Meskipun berdiri namun tetap nyaman dan tidak panas lho. Ini terbukti lho dari mendengar obrolan rombongan pengajian, dimana salah satunya tertarik mencari rumah di daerah dekat Stasiun Parung Panjang. Nantinya saat hendak bepergian ke Jakarta, tinggal menitipkan mobil di Stasiun, lalu naik KRL menuju pusat kota Jakarta.

img-20160509-190640-573099af9297735409536637.jpg
img-20160509-190640-573099af9297735409536637.jpg
Penampakan penumpang yang duduk tertidur di lantai KRL Tanah Abang - Maja (Sumber Foto: dokpri@prattemm)

Dalam KRL telah terlihat fasilitas berupa dua gerbong khusus wanita yang menjadi ekor dan kepala KRL, tersedianya kursi prioritas bagi lansia dan penyandang disabilitas, layar LCD yang menjadi papan elektronik untuk menjadi media periklanan, info perfilman, tips & trik praktis serta ensiklopedia yang bermanfaat di kehidupan sehari-hari, Saat selepas Stasiun Parung Panjang naiklah seorang ibu pedagang makanan dengan gendongannya. Nampak ibu ini (foto diatas) )tak mendapat tempat duduk dan akhirnya tertidur di lantai KRL.

 Menurut peraturan terkini pihak KCJ seharusnya tidak diperbolehkan kembali penumpang untuk duduk di lantai termasuk duduk menggunakan kursi lipat yang dibawa sendiri. Beruntunglah ibu pedagang ini sempat menikmati kemerdekaannya sebentar, karena kebetulan pihak sekuriti KRL sedang tidak melewati gerbong ini. 

Setelah perjalanan lebih dari satu jam lebih sedikit, tibalah rombongan di Stasiun Maja Kab.Lebak Banten. Baru saja turun dari KRL, langsung terlihat sibuk narsis welfie ria. Penampakan stasiun seperti bukan berada di negeri yang bernama Indonesia. Tak kalah menarik dengan yang berada di luar negeri. Tampak pada foto dibawah ini bagian bawah kiri masih terlihat bangunan lama stasiun. Jika dilihat dari luar depan gedung baru Stasiun Maja, maka bangunan kecil stasiun lama terletak di sebelah kanannya.  

img-20160509-194204-573097b883afbdf00921cbf7.jpg
img-20160509-194204-573097b883afbdf00921cbf7.jpg
Penampakan emplasemen Stasiun Maja Kab.Lebak Banten (Sumber Foto: dokpri @prattemm)

img-20160509-200423-57309ac1929773a408536667.jpg
img-20160509-200423-57309ac1929773a408536667.jpg
Penampakan lantai atas dan lantai bawah Gedung Stasiun Maja Kab.Lebak Banten (Sumber Foto: dokpri@prattemm)

img-20160509-194845-57309b5002b0bd2c084e88d5.jpg
img-20160509-194845-57309b5002b0bd2c084e88d5.jpg
Penampakan luar dari arah samping dan depan Gedung Stasiun Maja Kab.Lebak Banten (Sumber Foto:dokpri@prattemm)

Stasiun Maja terletak di Km 62 +548 antara Stasiun Tigaraksa - Stasiun RangkasBitung, fokus pembangunan gedung stasiun memanjang ke arah utara dan selatan dengan tinggi stasiun 15,2 meter dengan luas lantai 2.570 m2. Diharapkan dapat menampung penumpang hingga 1.113 orang. Sementara dua peron dibangun dengan ketinggian satu meter lebih tinggi dari elevasi rel dengan luas 2400 m2, dengan daya tampung 4.687 penumpang. Sistem mekanikal-elektrikal, daya listrik yang awalnya terpasang 23.000 VA ditingkatkan menjadi 66.000 VA.

Terlihat di gedung Stasiun Maja banyak terdapat ruang kamar terbuka seperti kios yang berjumlah lebih dari duapuluh ruang. Menurut Joice Hutajulu awalnya memang hendak digunakan sebagai area komersil, namun diperkirakan akan menjadi ruangan operasional unit-unit kerja Daops. Di depan Stasiun Maja terlihat pasar tradisional yang sangat kontras dengan kehadiran stasiun baru yang lebih modern. Sinergi antara DJKA Kemenhub bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak Banten, dengan kehadiran stasiun baru ini akan memacu modernisasi wilayah sekitar stasiun terutama pengembangan pasar yang lebih modern juga. Pihak Pemkab menyediakan lahan untuk perluasan area stasiun, untuk pembangunan stasiun pihak DJKA Kemenhub yang melaksanakan pembiayaannya. 

Setelah dirasakan cukup melihat Stasiun Maja, perjalanan dilanjutkan kembali dengan KRL reguler menuju Stasiun Parung Panjang. Tiba di Stasiun yang berada di wilayah Kab.Bogor, terlihat desain yang tidak terlalu berbeda dengan Stasiun Maja. Lokasi Stasiun Parung Panjang ini terletak di Km 41+463 antara Stasiun Cisauk - Stasiun Cilejit. Pembangunan gedung stasiun memanjang ke arah utara dengan tinggi stasiun 14,6 meter & lantai dua seluas 756 m2 dengan panjang 21 meter dan 36 meter, dengan daya tampung hingga mencapai 1.476 penumpang. Tiga peron dibangun dengan ketinggian  satu meter dari elevasi rel yang memiliki luas 2.400 m2, yang memiliki daya tampung 4687 penumpang. Sistem mekanikal-elektrikal , dengan daya listrik dari awalnya terpasang 22.000 VA ditingkatkan menjadi 55.000 VA.

Diproyeksikan kelak akan terbentang jalur baru yang diibaratkan seperti ring-road akan menghubungkan Stasiun Parung Panjang menuju Stasiun Citayam hingga ke Stasiun Cikarang. Jalur ini akan menjadi jalur distribusi angkutan barang, sehingga diharapkan tidak perlu masuk dahulu menuju pusat kota melalui Tanah Abang, Kota, Pasar Senen untuk keluar kembali. 

img-20160509-193437-1-57309f0b8f7e615709920ca2.jpg
img-20160509-193437-1-57309f0b8f7e615709920ca2.jpg
Penampakan lantai atas Gedung Stasiun Parung Panjang Kab.Bogor Jawa Barat (Sumber Foto: dokpri@prattemm)

img-20160509-192933-57309f80c923bdb80abebb9f.jpg
img-20160509-192933-57309f80c923bdb80abebb9f.jpg
Penampakan dari luar Gedung Stasiun Parung Panjang Kab.Bogor Jawa Barat (Sumber Foto: dokpri@prattemm)

img-20160509-213236-5730a2679393734507a770be.jpg
img-20160509-213236-5730a2679393734507a770be.jpg
Penampakan kerusakan jalan raya utama depan pasar dekat Stasiun Parung Panjang Kab.Bogor Jawa Barat (Sumber Foto:dokpri@prattemm)

Setelah melihat sudut-sudut stasiun sebentar, kemudian dilanjutkan mengisi kebutuhan perut yang mulai banyak tuntutan. Dalam perjalanan berjalan kaki ke rumah makan  yang hanya berjarak beberapa ratus meter ini, melewati kawasan pasar hingga harus menyeberang jalan raya utama yang ternyata rusak berat. Padahal jalan raya ini telah berpondasi beton, namun kondisinya sungguh memprihatinkan (lihat foto diatas). Tapi telah ada upaya perbaikan dengan hadirnya alat berat yang mulai melakukan upaya awal. 

Selesai makan siang rombongan kembali ke Stasiun Parung Panjang untuk bersiap meneruskan perjalanan menuju Stasiun Kebayoran Jakarta Selatan, yang terletak di Km 13 +820 antara Stasiun Palmerah - Stasiun Pondok Ranji. Pembangunan gedung stasiun memanjang ke arah utara dengan tinggi 14,5 meter dan berlantai dua seluas 3.384 m2, dengan panjang 120 meter serta lebar 28,2 meter. Nantinya diperkirakan dapat menampung hingga 6.609 penumpang. Tiga peron dengan panjang 212 meter dan memiliki daya tampung hingga 7031 penumpang. Sistem mekanikal-elektrikal, daya listrik terpasang yang awalnya 23.000 VA ditingkatkan menjadi 147.000 VA.

img-20160509-184549-57309e1de2afbd6a0951278d.jpg
img-20160509-184549-57309e1de2afbd6a0951278d.jpg
Penampakan emplasemen Stasiun Kebayoran Jakarta Selatan (Sumber foto: dokpri@prattemm)

img-20160509-185320-57309c45cf7e6170091460b0.jpg
img-20160509-185320-57309c45cf7e6170091460b0.jpg
Penampakan lantai atas Gedung Stasiun Kebayoran Jakarta Selatan (Sumber Foto: dokpri@prattemm)

img-20160509-191154-57309d83cb23bda90a0ea794.jpg
img-20160509-191154-57309d83cb23bda90a0ea794.jpg
Penampakan luar dari samping serta penampakan dari atas Stasiun Kebayoran Jakarta Selatan (Sumber Foto: dokpri@prattemm)

Pada ketiga stasiun tersebut telah memenuhi persyaratan minimum stasiun seperti lift, eskalator, ruang laktasi/ menyusui, ruang kesehatan, musholla serta ruang yang dapat dijadikan tenant maupun ruang operasional  unit kerja Daops, tempat parkir, sterilisasi/pemagaran ornamen. Nantinya sarana stasiun yang diserahterimakan ke PT KAI (Persero) akan dikelola Reska yang merupakan anak perusahaan PT KAI, dengan pembiayaan operasional berasal dari pemerintah, yang pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp. 1,8 trilyun untuk perawatan sarana prasarana semua stasiun.

#KaryaDJKA #DitjenPerkeretaapian #KementerianPerhubungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun