Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dari Akademi Menulis Kompasiana PLN, Menuju Komunikasi Publik Terdepan

2 Mei 2016   22:04 Diperbarui: 2 Mei 2016   22:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggapan pertanyaan Nurulloh mengenai komplain masyarakat tentang gangguan listrik, dijelaskan mengenai skala prioritas pengaturan arus lalu lintas pemadaman listrik. Pemberian Informasi pembangunan transmisi PLN merupakan proyek negara , sementara PLN hanya sebagai operator pengelola aset negara. 

Media sosial sangat membantu PLN dalam berkomunkasi dengan masyarakat, Sementara dalam berkomunikasi dengan media massa biasanya melakukan diskusi media (press conference) langsung di lapangan untuk memantau langsung perkembangan terkini.

Okto Rinaldi  mengakui persepsi masyarakat terhadap PLN sangat buruk. Pengaduan masyrakat misalnya pemadaman listrik selalu pertama yang dituju adalah justru beberapa radio dan surat kabar, bukannya pengaduan ke PLN 123. Hal inilah yang menyebabkan perlunya positioning yang lebih baik bagi PLN. Menanggapi hal ini Dhini Utami mengatakan bahwa dirinya di bagian transmisi hanya menyediakan data, sementara pengolahan informasi data dilakukan pada unit distribusi. Program pemberdayaan humas terus dilakukan untuk dapat berkomunikasi dengan lebih baik kepada masyarakat luas.

Checkpoint presentasi ketiga dibawakan oleh Agus Yuswanta yang bertugas di kehumasan PLN Bangka Belitung. Agus Yuswanta menuliskan artikel opini dalam 60 menit, foto esai dalam waktu 60 menit dan video berdurasi  5 menit. Dalam artikelnya Agus menyadari masih banyaknya sentimen negatif di media massa terhadap citra PLN. 

Menurut Nurulloh terlihat masih ada kesulitan dalam diri Agus Yuswanta dalam penulisan artikel opini , apakah opini tersebut mewakili pribadi atau mewakili korporasi. Ditanya pengaplikasian karya dengan ruang lingkup kerja saat ini, Agus Yuswanta menyatakan penyampaian pesan yang selama ini disampaikan melalui media massa mainstream, akan dikombinasikan melalui media sosial. Humas itu harus bisa menulis karena harus menyampaikan informasi perusahaan kepada khalayak umum. Saat ini media sosial sangat penting dalam ruang lingkup kerja karena sangat berpengaruh pada nilai kinerja perusahaan. Akun pribadi di media sosial akan digunakan untuk beropini.

Checkpoint presentasi keempat sebagai penutup menghadirkan Mohammad Arief Fatchiudin yang bertugas sebagai Supervisor Pemasaran di PLN Jasa Sertifikasi. Penulisan artikel feature news dibuat dengan pendekatan faktual. Penulisan opini mengenai Dualisme Akreditasi dan Ketenagalistrikan ini mampu mencerahkan dengan adanya solusi. Sertifikasi merupakan regulator aturan perundang-undangan, tak hanya instalasi namun juga semua peralatannya. Standarisasi ini tentu saja untuk menghindari hal buruk penggunaannya pada instalasi listrik para pelanggan.

Sementara Kreativitas pembuatan video dari hasil beberapa hasil foto jepretan di ponsel karena keterbatasan waktu dan ilmu teknik pembuatannya, membuat video masih kurang hidup dengan informasi yang minim.

Menurut Arief Fatchiudin tantangan dan peluang bersosial media haruslah fokus karena mengharuskan investasi waktu. Diharapkan semua pegawai PLN lintas unit tugas dapat menjadi duta kehumasan untuk membangun citra perusahaan yang baik untuk kedepannya.  

Akhirnya terpilih peserta terbaik Akademisi PLN adalah Emmeilia Tobing yang berasal dari PLN Sumatera Barat. Selain juga pengumuman pemenang live-tweet dan penanya terbaik para Kompasianer per ruangan, diumumkan juga para pemenang blog-competition PLN: Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik .

Habis Gelap Terbitlah Terang. 

Dari Akademi Menulis Kompasiana PLN, menuju komunikasi publik terdepan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun