Permasalahan klasik sampah di wilayah perkotaan tak kunjung menemui titik ujungnya. Masih rendahnya tingkat pemahaman masyarakat dan kalangan industri, meskipun selalu digalakkan program penghijauan secara masif. Sampah merupakan bahan yang timbul akibat adanya aktivitas manusia seperti rumah tangga, perkantoran, komersial maupun industri.
Maka dari itu Puslitbang Perumahan & Pemukiman (Puskim) Balitbang Kementerian PUPR melakukan inovasi pendekatan 3R (reduce, reuse, recycle), untuk melakukan sosialisasi pengelolaan sampah berbasiskan masyarakat. Sampah bukanlah bahan buangan melainkan material yang masih dapat didaur ulang ( baik sampah basah maupun sampah kering) untuk menghasilkan barang bernilai ekonomi. Untuk sampah basah dapat menghasilkan pupuk organik, sementara untuk sampah kering dapat dihasilkan barang kerajinan ataupun sebagai bahan baku daur ulang kembali.Â
Â
Tentu saja hal ini membutuhkan tingkat partisipasi masyarakat mulai peningkatan pemahaman sejak dini bagi anak usia sekolah serta pembinaan kekuatan masyarakat sebagai mitra aktif pengelolaan sampah.
Teknologi yang sederhana dan sangat terjangkau biaya produksinya ini, akan menjadi solusi berupa keuntungan lingkungan bersih, sehat dan indah. Selain itu menumbuhkan semangat kebersamaan antar warga untuk kerja bhakti, kegiatan pemberdayaan ekonomi dari pembuatan kerajinan daur ulang sampah hingga pengelolaan kawasan wisata 3R.
Â
Keterangan : semua gambar merupakan dokumentasi resmi Balitbang PUPR dan difoto /di-screenshot menggunakan kamera smartphone Dual LED Flash 5MP & 2MP seharga delapan ratus ribu rupiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H