Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Saatnya Perbankan dalam Genggaman Kapanpun dan Dimanapun bersama BII Maybank2u Apps [2]

1 Oktober 2015   19:19 Diperbarui: 2 Oktober 2015   06:55 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

10% populasi dari jumlah penduduk saat ini berusia dibawah 35 tahun dan mereka lahir pada zaman digital. Foto mereka saat kecil telah terekam dalam Facebook, sementara untuk kaum seusia para narasumber klise fotolah yang menjadi saksi kehidupan masa kecil.

Anak kecil saat ini dipastikan hampir tidak mengenal apa itu 'www.' tapi akan lebih familiar dengan Apps yang terdapat dalam icon kotak. Dahulu para korporasi pada tahun 2000 berlomba-lomba membangun website 'www'. Namun pada tahun ini mulai mengembangkan Apps. Penggunaan Apps yang sangat berkembang pesat saat ini terutama di kalangan muda disebabkan adanya kemalasan karena adanya kemudahan akses yang cukup menekan satu button saja. 

BII Maybank2u merupakan aplikasi mobile banking yang didesain untuk nasabah agar dapat melakukan penghematan waktu (save time) dan dapat menghasilkan duit (make money) karena adanya kemudahan transaksi yang cepat. 

Salah satu tantangan dari Apps adalah seberapa banyak diunduh (di-download) oleh pengguna. Tentu ini dilihat dari kemudahan untuk diunduh dan sisi nilai lebih/keuntungan apa yang dapat dirasakan pengguna. Bentuk Apps itu apakah sebuah mobile banking atau media sosial seperti Kompasiana, hendaklah dibuat simpel dan hindarilah pencampuran aduk fiturnya. Jika aplikasi mobile banking hanya untuk melakukan transaksi transfer dan misalkan pengajuan kartu kredit, maka itu akan membuat simpel bagi pengguna. Namun jika dilakukan pencampuran fitur media sosial dan terlalu banyaknya fitur maka akan membuat kebingungan pengguna. Twitter yang konsisten dengan 140 karakternya. Instagram dengan fitur videonya. Pembelajaran dari Facebook adalah adanya konsistensi tampilan yang selalu berwarna sama dan aplikasi yang tidak berubah banyak dalam Timeline maupun Fanpage. Apps haruslah fokus pada yang simpel, dan ketika para pengguna mulai nyaman dalam pemakaiannya maka dapat dilakukan penambahan fitur. 

Konsumen pada dasarnya tidak peduli pada kecanggihan teknologi apps,  tapi melihat apakah produk tersebut dapat sesuai dengan kebutuhannya atau tidak. Dahulu seorang konsumen mengikuti (follow) keinginan korporasi, namun saat ini korporasi telah harus mengikuti (follow) kebutuhan konsumen. Konsumen akan merupakan benar-benar menjadi seorang raja .

 

 Amran Hassan mengatakan aplikasi mobile banking memiliki karakeristik berbeda dalam perangkat yang digunakan di berbagai wilayah di dunia ini. Penggunaan komputer untuk internet banking sangat dominan di Eropa dan AS. Sementara di Indonesia, Vietnam, Kamboja, Filipina lebih dominan laptop/tablet. Maybank untuk 'menjemput bola' masa depan teknologi finansial (fintech), sangat responsif terhadap kalangan industri tradisional terutama para start-up. Maybank Fintech berharap menjadi bagian penting dalam komunitas fintech dengan sistem ramah yang lingkungan untuk meraih manfaat bersama dan berkelanjutan yang lebih kuat. 

Ada empat hal sudut pandang yang menjadi perhatian Maybank Fintech yaitu knowledge, accelerate, platform, adoption. Komunitas dalam hal ini para start-up akan dibekali pengetahuan yang lebih mendalam mengenai industri finansial. Lalu memandu mereka untuk mewujudkan ide dan harapan serta menjalankan program dari usulan ide dan inovasi ke Ignite/Pitch session dalam sebuah bootcamp. Penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh Maybank untuk menghubungkan dengan seluruh kalangan pengambilan kebijakan (stakeholders) termasuk pemberi dana (funders), akselerator (accelerator), korporasi fintech, kalangan pemerintahan (government). Akhirnya para start-up yang terpilih akan dibantu dan didukung penuh dalam mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh Maybank. 

Amran Hassan kemudian melakukan presentasi singkat mengenai Maybank Fintech dan kegiatan edukasi bagi beberapa start-up di negara ASEAN yang dilaksanakan di KualaLumpur. 

Dimulai dari Ignite session 22 April 2015 konklaf penetapan program secara detail dan berbagi informasi perkembangan dari Fintech di pertemuan komunitas lokal.

Lalu 21 tim start-up terpilih dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina berkumpul bersama selama tiga hari 13-15 Juni 2015 lalu dalam sebuah bootcamp di KualaLumpur. Mereka mendapatkan pelatihan berbagai teknik melakukan presentasi dan coaching serta validasi untuk perencanaan bisnis (business plan) yang baik. Lalu dalam Pitch session 16 Juni 2015 mereka melakukan presentasi di hadapan Maybank, Venture Capitalist dan para investor. Diharapkan pada tahun depan program startup-bootcamp akan diselenggarakan oleh Maybank di Jakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun